17. Detektif Conan




[ Di layar, Ophelia berbaring di kamarnya yang dipenuhi oleh buku-buku yang berserakan dimana-mana. Ia tertidur, dan di sana, mimpi buruk yang telah lama tidak dia rasakan, menyerbu kembali seperti hantu dari kedalaman neraka.

Penglihatan tentang setiap teman dan keluarga yang disayanginya, setiap bunga yang mekar di istananya, setiap kehidupan warga kerajaannya, telah memudar saat ia tetap tinggal di dunia, terisolasi dan sendirian selamanya.

Dalam mimpinya, dia mengulangi segalanya sekali lagi, dimana dia telah hidup selamanya melalui kehilangan sahabat, kerabat, dan keluarga yang tak terhitung jumlahnya, dia menjadi saksi dari kekejaman waktu. Waktu yang tidak dapat ia hindari, terikat oleh keabadian yang kejam ini.

Wajah-wajah berkelebat dalam benaknya, masing-masing adalah bunga rapuh yang layu terlalu cepat, gema tawa yang kini ditelan oleh keheningan.

Dia yang masih belum menyadari bahwa semua hanyalah mimpi, saat ini, dia duduk di tempat yang sama, dan perlahan-lahan air mata yang dia lupa kapan terakhir kali dia meneteskannya, telah bocor, dan setetes demi setetes, butiran-butiran air yang seperti mutiara itu pun jatuh ke permukaan tanah.

Di sisi lain, di luar dunia penuh mimpi buruk itu, secara tak terduga, seseorang telah mengawasinya dari sudut ruangan yang gelap. Rambut peraknya berkilauan di bawah sinar bulan yang lembut, dan dia mendekati sang penyihir secara perlahan.

Gin : "Wanita bodoh." Desahnya.

Gin yang sebenarnya tidak ingin terlalu peduli pada sang penyihir itu, tidak mengerti dengan apa yang dia ingin lakukan, dan hanya berlutut di samping tempat tidurnya, membelai kepala wanita yang saat ini sedang meneteskan air matanya.

Gin : "Berhentilah menangis. Itu hanya mimpi." Bisiknya, yang tanpa disadari mengandung nada yang berusaha untuk menenangkan.

Namun, disaat berikutnya ....

Ophelia : "Tolong tetap bersamaku."

Bisik Ophelia, suaranya yang bergetar membuat jari-jari Gin yang sedang menyisir rambut putih wanita itu pun berhenti, dan dia mengamati wajah kesakitan wanita yang ternyata masih tengelam dalam mimpi buruknya.

Gin pun mengernyitkan dahinya.

Gin : "Apakah benar-benar sesakit itu ?" Tanyanya sambil mengingat perjuangannya untuk bertahan hidup.

Sebagai seseorang yang tidak memiliki apapun, dia jelas tidak mengerti rasa sakit yang dirasakan Ophelia, dan sangat sulit untuk berempati padanya juga.

Tapi ....

Meski begitu ....

Gin : "Aku tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian lagi."

Dia tidak bisa menyangkalnya, bahwa dia sepertinya memang sedikit peduli padanya. ]

Sonoko : "Hanya aku, atau hubungan Ophelia-san dan Gin sepertinya berkembang terlalu cepat ?"

Lagipula, jika perhitungannya tidak salah, mereka baru berkenalan sekitar setidaknya 8 bulan.

Tapi ....

Dazai : "Ya~ untuk ukuran seseorang yang telah lama tenggelam di sisi gelap dunia, dimana sedikit saja kesalahan dapat membawanya langsung ke alam baka, itu memang terlalu cepat."

Menurut pengamatannya, Dazai bisa melihat seberapa besar sifat penuh curiga dan kehati-hatian Gin pada setiap orang secara setara, sampai-sampai dia tidak bisa memikirkan bagian mana dari adegan di layar itu yang mampu membuat pria semacam ini membuka hatinya.

Benar-benar membingungkan ....

Apakah mungkin, hanya karena mereka memiliki 'kutukan abadi' yang sama, telah menyalakan percikan cinta diantara mereka ?

Kedengarannya tidak terlalu menyakinkan ....

Atau mungkin ....

Melirik pria berambut perak panjang itu dari sudut matanya, Osamu Dazai mengetuk-ngetuk sandaran tangan dengan jari telunjuknya.

Ketergantungan wanita itu, terhadapnya lah yang membuat pria berdarah dingin itu tergerak ?

Dazai : "Heh~" Sudut bibir yang sedikit terangkat, membuat ekspresi wajah mengejek yang standar.

Sepertinya ini yang paling mungkin.

[ Terbangun dari mimpi buruknya yang panjang, Ophelia menyadari bahwa ada tangan tambahan diatas kepalanya entah sejak kapan.

Dan pemilik dari tangan itu ialah ....

Ophelia : "...... Gin ?"

Gin yang mengabaikan keterkejutan wanita itu, menarik kembali tangannya dari atas kepala Ophelia, dan mulai menggunakannya untuk menutup buku yang tergeletak di atas pangkuannya.

Gin : "Karena kamu sudah bangun, aku akan pergi sekarang."

Ophelia : "Tunggu !"

Melihat jari-jari putih yang ramping menjepit sudut pakaiannya, Gin mengangkat alisnya, meminta penjelasan.

Ophelia : "....... Bisakah kamu temani aku sebentar ?"

Gin : "Alasan ?"

Ophelia : "Aku tidak ingin sendirian."

Setelah mempertimbangkan pro dan kontra, Gin pun kembali duduk di samping tempat tidur seperti sebelumnya.

Gin : "Hanya sebentar saja."

Ophelia tersenyum bahagia setelahnya.

Sedangkan Gin, yang menemukan sorot matanya yang sedang mencari pelipur lara dari dirinya, merasakan kepuasan akan hal ini dan menjadi semakin menyukainya.

Lagipula, orang yang tidak punya apa-apa adalah orang yang paling mudah dieksploitasi, karena mereka akan dengan mudah menjual diri mereka dengan harga murah. Sama seperti dirinya dulu diorganisasi. ]

Melihat hal ini di bioskop, Kisa yang tahu bahwa Ophelia adalah salah satu Avatar dari tubuh utama, menjadi kebingungan dengan apa yang terjadi.

Kisa : "Jadi...... Apakah ini..... Cinta ?" Tanyanya, ragu-ragu.

Lagipula, dia .... Setidaknya dirinya, tidak akan mungkin mau bersama orang yang tidak tulus mencintainya.

Jadi .... Bagaimana mungkin sang tubuh utama, yang merupakan sumber dari segala kenangan dan emosi miliknya, bisa menerima ini !?

Ran : "Cinta yang ku tahu tidak seperti ini. Ini jelas bukan cinta."

Dazai : "Tidak~ tidak~ tidak~ anda salah nona."

Meski menjadi pusat perhatian, Osamu Dazai tetap mempertahankan ketenangan nya yang biasa dan menjelaskan kepada mereka semua yang sedang menunggu jawabannya, mengenai psikologis dari aktor dilayar didepan mereka.

Dazai : "Cinta memiliki sangat banyak sekali bentuk, dan itu hanyalah salah-satunya. Gin yang paranoid memiliki masalah kepercayaan, dan Ophelia yang dependency issues, memiliki masalah ketergantungan, yang membuat keduanya cocok karena saling melengkapi, dimana Gin dapat mempercayai seseorang yang sangat bergantung padanya, sedangkan Ophelia mendapatkan seseorang yang tidak akan mati dan meninggalkannya."

Mendengar penjelasan ini, mata Gojo Satoru yang tidak terhalang oleh penutup, menyipitkan matanya.

Satoru : "Meski ini bukanlah cinta yang indah, tapi tak bisa disangkal, perasaan mereka memanglah cinta. Cinta yang bengkok tepatnya."

Masamichi Kisa mengangguk.

Ya ....

Itu mungkin memang benar-benar cinta ....

Cinta bengkok yang tidak akan pernah dimengerti olehnya.

Ran : "Meski awal dari cinta ini didasari atas kepentingan pribadi, tapi, aku tetap berharap bahwa Ophelia-san dan Gin-san bisa berakhir saling mencintai dengan perasaan yang tulus di masa depan."

[ Setelah percakapan singkat itu, adegan dilayar ternyata telah sampai ke titik dimana Ophelia berusaha keras untuk mendekati Gin dengan maksud yang sangat jelas. Namun, pria yang sepertinya tidak tertarik akan hubungan romantis ini hanya mengabaikannya, mengakibatkan sang penyihir menjadi patah hati hingga melarikan diri.

Taluna : "Berhenti bermalas-malasan !"

Elf cantik yang sedang menggunakan apron, serta membawa spatula ditangannya, menendang wanita yang sedang tidur diatas kasur, dan dengan dorongan tersebut, tubuh yang bergelombang itu pun terguling jatuh ke atas lantai dengan bunyi gedebuk yang keras.

Ophelia : "Ah~ kenapa kamu marah-marah ? Hati-hati dengan kerutan~"

Taluna : "jangan mengatakan kalimat sial !"

Ophelia : "...... Hm ?"

Melihat penampilan temannya yang seperti baru saja selesai memasak, Ophelia yang berusaha duduk menunjukkan ekspresi kebingungan diwajahnya.

Ophelia : "Bukannya aku sudah membawa anak-anak itu untuk melakukan pekerjaan rumah ? Kenapa kamu masih melakukannya ?"

Sesaat setelah kalimat itu diucapkan, warna merah mencurigakan yang tidak bisa, menyebar di wajah putih temannya, dan dia kini bisa langsung mengerti bahkan tanpa perlu penjelasan lagi.

Begitu ....

Apakah dia juga ? ]

Semua orang di bioskop menatap Matsuda Jinpei dengan sangat intens.

Apakah orang ini juga ?

Apakah orang ini juga ?

Bab sebelumnya

Daftar bab

Bab berikutnya

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan