18. Detektif Conan
[ Matsuda Jinpei mendedikasikan hari-harinya untuk pekerjaan, bahkan diwaktu senggang, dia tidak pernah mengendur dan akan tetap sigap membantu mengatasi segala kasus apapun yang ditemuinya disekitar.
Dan saking sibuknya dia, sampai-sampai dia tidak memiliki keinginan untuk menjalin hubungan romantis apapun.
Setidaknya, itulah yang dia rasakan sebelumnya.
Sampai dia bertemu dengan gadis itu.
Gadis elf yang menyamar dengan pakaian unik seperti sedang ber cosplay untuk acara tertentu.
Saat itu, dia pikir dia sedang membantu gadis yang kesulitan, tapi setelah dipikir-pikir kembali, sepertinya .... Dia tanpa sengaja telah berhasil menyelamatkan para penjahat dari hasil akhir dipukuli habis-habisan oleh gadis yang diganggu oleh mereka.
Meski dia pasti senang melihat sampah masyarakat dipukuli, namun .... Saat itu, Taluna sepertinya masih tidak mengerti aturan di dunia ini, dan mungkin saja akan membunuh para pembuat onar jika dia sampai terlambat datang.
Apapun itu, yang pasti dia senang dia tidak meninggalkannya sendiri, dan memutuskan untuk mengikutinya, karena jika tidak .... Dia mungkin akan seperti orang-orang tak dikenal di luar sana yang tidak tahu apa-apa yang sedang terjadi sekarang.
Tapi tentu saja, hal itu tidak cukup untuk membuatnya sampai jatuh cinta.
Itu dimulai dengan ketukan di pintu apartemennya. Ketika Matsuda membukanya, ia bertemu dengan Ophelia Delarosa, sosok yang penuh teka -teki yang dibungkus dengan balutan dress hitam yang begitu ketat mencap lekuk tubuhnya.
Meski dia tidak begitu mengenalnya, tapi dia yang sudah mendapatkan sedikit banyak cerita dari Taluna, tahu bahwa wanita ini adalah seorang penyihir yang dikabarkan abadi, dan merupakan penjaga yang bertugas mengawasi gerbang antara dunia mereka dengan dunia yang berbeda. Tapi wanita bukanlah fokus utamanya, karena wahyu berikutnya lah yang membuat Matsuda Jinpei terhuyung -huyung hingga hampir jatuh dengan konyolnya.
Di belakangnya berdiri dua sosok orang yang sangat dia kenal, sahabatnya, Hagiwara dan Hiromitsu, dua teman terdekatnya yang telah kehilangan nyawanya beberapa tahun lalu.
Tubuh mereka berdiri di depannya, tampaknya utuh, tetapi dia bisa merasakan ada yang berbeda dari mereka.
Ophelia : "Matsuda-kun, kan ?" Ophelia berbicara, suaranya masih seindah yang diingatnya, namun isi dari ucapannya adalah sesuatu yang kejam hingga menusuk hatinya.
Ophelia : "Biarkan aku menginap disini, dan aku akan memberikan mereka kepadamu. Meski keduanya bisa dikatakan sebagai Zombie, tapi–"
—Brak !
Dunia berputar di sekitar Matsuda. Kemarahan dan jijik mencakarnya seperti binatang buas, yang membuatnya langsung mencekik leher wanita itu dan membenturkan punggungnya ke dinding.
Jinpei : "Apa yang kau lakukan pada mereka !"
Melihat bahwa wanita itu bahkan masih memutar mata padanya, dia mengencangkan cekikkannya di leher yang terlihat rapuh itu.
Meski dia polisi dengan rasa keadilan yang tinggi, tapi ini tidak membuatnya menjadi orang suci. Melihat kedua temannya menjadi zombie dan diperlakukan seperti komoditas, jelas menghancurkan kesabaran terakhirnya.
Taluna : "Apa yang kau lakukan !?"
Mendapatkan pemukulan dari teman elf nya, Matsuda Jinpei ingin tertawa marah, tapi pemukulan tambahan dari kedua temannya yang lain menghentikan tawa yang baru saja akan keluar darinya.
Apa yang ?
Apakah wanita itu memberikan perintah pada temannya untuk memukulnya !?
Taluna : "Dan jangan kira aku tidak tahu bahwa kamu sengaja melakukannya ! Lia !"
Ophelia : "Eh~ kamu tidak lihat bahwa aku yang dicekik di sini ?"
Taluna : "Jika kamu menjelaskannya dengan cepat, dan tidak sengaja mengatakan sesuatu untuk membuatnya kesal, apakah Jinpei masih akan mencekik mu !?" ]
Sonoko : "Apa ini !? Jadi nona penyihir itu sengaja membuat petugas Matsuda marah !?"
Ran : "Kenapa dia melakukan hal semacam itu ?"
Mouri Kogoro yang juga bingung, mengelus dagunya dan langsung mengatakan pendapatan begitu saja tanpa penyaringan.
Kogoro : "apakah ini masokis yang legendaris ?"
Ran : "Ayah !"
Mendapatkan sikutan penuh cinta dari putrinya, Mouri Kogoro pun menutup mulutnya meski merasa tidak puas.
Pria tua detektif ini benar-benar tidak tahu, bahwa seorang pembunuh tertentu, benar-benar ingin menembaki kepalanya saat itu.
Lagipula, meski bukan dia yang ada disana, tapi bagi Gin, Ophelia Delarosa adalah orang-orang nya, dan dia tidak akan membiarkan siapapun menghina miliknya didepannya.
[ Jinpei : "Ah ?"
Hagiwara : "Seandainya tubuhku tidak begitu kaku, aku pasti sudah memukulmu lebih dulu Jinpei-chan !"
Jinpei : "Hagi ?"
Hiromitsu : "Aku setuju dengan Hagiwara."
Jinpei : "Kalian......"
Beberapa jam kemudian ....
Di dapur, Hiromitsu sedang membersihkan dapur, dan di ruang tengah, ada Hagiwara yang sedang melipat pakaian.
Melihat ini, Matsuda Jinpei yang masih kebingungan, mendengarkan setiap penjelasan dari sang penyihir yang diselingi dengan beberapa lelucon untuk membuatnya kesal, namun dia sudah tidak peduli lagi.
Karena, yang paling penting, adalah kondisi teman-temannya sekarang.
Jinpei : "Apakah tidak ada cara untuk mengembalikan mereka menjadi manusia ?"
Ophelia : "Kamu kira sihir bisa melakukan apa saja ?"
Ophelia : "Jelas jawabannya tidak ada."
Wajah Matsuda Jinpei langsung menjadi sekelam dress penyihir didepannya.
Berpikir bahwa bahkan setelah mereka mati, kedua temannya masih harus merasakan rasa sakit yang sama lagi agar tidak dikendalikan oleh monster apapun itu, membuat rasa pahit memenuhi hatinya, dan ketakutan terpelintir di ususnya.
Namun, terlepas dari kekacauan dalam benaknya, dia tidak bisa membuat dirinya menyakiti mereka, untuk mengakhiri momok kehidupan yang menempel pada bentuk mereka.
Sebagai gantinya, ia mendapati dirinya dibungkus dengan aroma hutan yang memberikannya ketenangan. Tangan yang ramping, menepuk lembut dirinya, dan kata-kata menenangkan, terus diucapkan olehnya.
Taluna : "Tidak apa-apa. Kita bisa cari jalan keluar lainnya. Kamu belum boleh menyerah hanya karena seperti tidak ada jalan di depan mata."
Ophelia : "Hm~"
Sepertinya hubungan mereka tidak hanya sekedar teman biasa, pikir Ophelia dengan dagu yang disangga oleh tangan kirinya. ]
Di bioskop, semua sahabatnya Matsuda Jinpei menatap linglung kearah layar, mereka sangat ingin berlari kearah temannya dan mengguncang kerahnya keras-keras.
Sadar bodoh !
Bukannya kamu selalu memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang mendalam !?
Pergi kemana semua itu !?
[ Merasakan dorongan yang memberikannya kekuatan, Matsuda Jinpei yang menyadari keterbatasannya sebagai manusia, langsung membungkukkan tubuhnya dan meminta bantuan pada wanita yang baru saja dicekiknya.
Jinpei : "....... Aku.... Mohon. Aku mohon bantu teman-teman ku. Ophelia-san !"
Ophelia : "He~"
Matsuda Jinpei malu.
Tentu saja dia malu.
Meski dia sudah meminta maaf untuk tindakannya sebelumnya, tapi dia tetap saja merasa malu.
Melihat bahwa sahabatnya sepertinya tidak menunjukkan akan membantu, Taluna pun langsung bangun dari tempat duduknya, dan berdiri tepat di samping Ophelia.
Lalu adegan pun menjadi begitu artistik, saat lampu yang berada dibelakang gadis elf itu membuat kontras antara sisi cahaya dan kegelapan yang menutupi tubuh sang wanita penyihir.
Taluna : "Lia..... Tidak. Yang mulia Ophelia Delarosa, penjaga gerbang antara dunia, dan wakil dari para manusia. Aku mohon, apakah kamu bisa membantunya ?"
Gadis elf itu pun membungkukkan tubuhnya, yang membuat Ophelia terkejut karena ini adalah pertama kalinya sahabatnya meminta dengan begitu merendah padanya.
Ophelia : "....... Lu..... Na.... ?"
Hanya demi .... Manusia ?
Manusia yang bahkan tidak akan hidup sampai setengah dari usianya ?
Taluna : "Aku mohon ! Tolong bantu mereka !"
Taluna tahu, bahwa selama sahabatnya ini mau, hampir tidak ada yang tidak bisa wanita ini lakukan.
Meski sebagai bangsawan ras elf dia malu karena harus memohon untuk sesuatu yang sulit kepadanya, namun ini adalah jalan satu-satunya. ]
Dazai : "Wah~ wah~ memerlukan seorang gadis untuk membantumu memohon. Sungguh menyedihkan~"
Kunikida : "Dazai !"
Kunikida langsung memukul kepala rekannya dengan sudut buku catatan ditangannya.
Sakunosuke : "Itu tadi memang sangat tidak sopan, Dazai." Tambah Odasaku yang membuat pemuda bermata coklat tua itu langsung berkerut seperti cumi-cumi kering.
Comments
Post a Comment