10. Detektif Conan
[ Di hadapan semua orang, kini layar sedang menyoroti tv yang sedang menyiarkan berita mengenai monster dan banyaknya korban ditempat kejadian.
Jinpei : "Taluna-san."
Taluna : "Panggil saja Taluna."
Jinpei : "Kalau begitu kamu juga bisa memanggilku Jinpei."
Taluna : "Ok. Apa ada yang ingin kamu katakan, Jinpei ?"
Tentu saja ada !
Ada banyak sekali, begitu banyak sampai-sampai dia tidak tahu harus mulai dari mana. Tapi, yang lebih penting dari hanya sekedar keinginan tahuan, adalah–
Jinpei : "Apakah aku boleh melaporkan apa yang kamu ceritakan tadi pada atasanku ?"
Lagipula, tidak mungkin dia bisa tenang saat dia tahu bahwa dunia sedang berada dalam bahaya.
Meski manusia tidak bisa membantu banyak, tapi manusia juga memiliki kekuatan mereka sendiri. Sains di dunia mereka tidak hanya sekedar pajangan yang tak berguna !
Sains yang mereka pelajari adalah senjata mereka para manusia !
Taluna : "Sebenarnya tidak masalah. Lagipula itu tidak seharusnya menjadi rahasia."
Jinpei : "Baguslah–"
Taluna : "Tapi !"
Tangan Matsuda Jinpei yang memegang telepon genggamnya berhenti.
Jinpei : "Tapi ?"
Taluna : "Aku tidak melayani negara, kerajaan, atau bahkan kekaisaran manapun. Aku disini hanya untuk melindungi planet ini, mengerti ?"
Implikasi dari kalimat ini sangat jelas, dan Matsuda Jinpei tidak sebodoh itu untuk tidak mengetahuinya.
Nona elf, tidak ingin digunakan untuk kepentingan pribadi oleh golongan manapun.
Jinpei : "Mengerti !"
Tapi tidak masalah.
Lagipula, sejak awal, dia tidak pernah berpikir bahwa ras non-manusia yang kuat itu bisa dikendalikan, jadi kata 'menggunakan' hampir tidak pernah dia pikirkan. ]
Eri : "Ku harap pemerintah tidak melakukan sesuatu yang bodoh."
Kogoro : "Apa maksudnya itu !?"
Sejak kapan mantan istrinya ini memiliki keraguan pada negara mereka !?
Sebenarnya bukan negara yang diragukan Kisaki Eri, tapi orang-orang di pemerintahan, namun Kogoro Mouri tidak memahami apa yang ingin disampaikan oleh mantan istrinya itu.
Eri : "Bukannya aku tidak patriotik, tapi kita semua tahu, tidak ada manusia yang tidak mencari keuntungan, apalagi pemerintahan. Dan orang-orang yang bisa bertahan di posisi itu jelas bukan vegetarian. Akan sulit untuk melepaskan daging segar nona elf yang kuat serta penuh pengetahuan."
Ran : "..... Bu ?"
Mouri Ran tidak menyangka ibunya akan mengatakan sesuatu seperti itu.
Fyodor : "Mungkin pemerintah Jepang bahkan akan menggunakan perangkap madu untuk mempertahankan nona elf agar tidak pergi ke negara lain."
Perangkap madu Matsuda Jinpei yang diisyaratkan : "........."
Terimakasih. Kedengarannya tidak mengenakkan.
Dazai : "Eh~ Tikus itu memiliki pikiran yang sekotor tempat tinggalnya, selokan."
Fyodor : "Terimakasih atas pujiannya."
[ Waktu pun berlalu dengan cepat.
Dan orang-orang mulai terbiasa dengan monster-monster yang mulai bermunculan di berbagai belahan dunia.
Namun untungnya, seperti yang dipikirkan oleh Matsuda Jinpei sebelumnya, sains memang sangat membantu pihak manusia.
Meski masih memakan banyak korban dan kerugian, tetapi setidaknya mereka masih bisa melawan.
Walaupun ....
Monster yang lebih besar dan kuat masih memerlukan bantuan penyintas dari dunia yang berbeda.
Ophelia : "Hm..... Aku ingin tahu, apakah bom nuklir bisa membunuh monster yang lebih kuat ?"
Kemajuan manusia dalam membuat senjata, memancing rasa ingin tahu penyihir itu.
Tapi sayangnya–
Gin : "Jangan coba-coba. Dampak ledakan nuklir bukan sesuatu yang sepele. Bahkan penggunaan senjata nuklir dapat menimbulkan konsekuensi yang luas dan dahsyat. Aku yakin radiasi bukan sesuatu yang ingin kau lihat."
Seseorang sangat menentang itu.
Ophelia : "Membosankan~"
Gin : "Kamu bisa mencobanya hanya jika sudah sangat terpaksa."
Meski Gin adalah pembunuh berdarah dingin diorganisasi gelap, namun bukan berarti dia antisosial atau psikopat. Dia tidak mau membunuh orang-orang selama itu tidak di perlukan, dan radiasi jelas akan menimbulkan terlalu banyak kematian hingga penderitaan bagi mereka yang dapat bertahan.
Dalam hal tertentu, Gin masih cukup perhatian. ]
Kogoro : "Perhatian !? Kau sebut itu perhatian !?"
Sato : "Bahkan jika itu sudah di kondisi yang terdesak. Bom nuklir tidak bisa dijadikan pilihan !"
Megure : "Bom nuklir merupakan penemuan terburuk yang pernah diketahui umat manusia."
Meski banyak dari pengembangan senjata nuklir, yang sebagian besar memiliki aplikasi yang bermanfaat, dan ada juga yang lebih buruk darinya, seperti senyawa seri V yang disintesis setelah perang dunia II, yang tidak berguna untuk apa pun kecuali membunuh, hingga bahkan ketika mereka rusak pun produk dekomposisi masih tetap berbahaya, tidak bisa membuat orang Jepang yang memiliki sejarah kelam mengenai hal tersebut bisa menerima penggunaan bom penuh dosa apapun alasannya.
[ Ophelia : "Ngomong-ngomong, kau sepertinya tidak berniat untuk kembali lagi ke organisasi mu, Gin ?" Guraunya, yang tahu tujuan dari organisasi gelap itu.
Gin : "Lagipula aku tidak bisa lagi disebut manusia saat ini, anggap saja aku telah mati, dan mereka yang mati tidak lagi terikat oleh organisasi."
Sebagai makhluk yang kini abadi, datang ke tempat yang mendambakan keabadian hampir tidak ada bedanya dengan mencari masalah untuk diri sendiri.
Meski dia setia pada organisasi, tapi itu didasari pada keuntungannya yang tidak dirugikan.
Ophelia : "Fufufufu...... Karena kamu bukan lagi bagian dari organisasi hitam itu, seharusnya tidak masalah kan jika aku mengajakmu bertemu polisi kecil itu ?"
Gin : "Polisi ?"
Kerutan diantara alis pria itu sudah menjelaskan perasaannya saat ini.
Ophelia : "Ayolah~ bahkan jika kamu tidak mau bekerja sama dengan mereka, tidak bisakah kamu mengabaikannya saja ?"
Gin : "Lalu untuk apa kamu membawaku ?"
Ophelia : "Tentu saja untuk menjagamu, kan ?"
Gin : "Menjagaku ?"
Gin tertawa seperti baru saja mendengar sesuatu yang lucu.
Sebagai pembunuh yang ditakuti, kapan lagi dia bisa mendengar hal semacam ini ?
Ophelia : "Kamu belum belajar banyak mengenai sihir, dan keahlian mu bisa dikatakan masih dibawah rata-rata. Aku tidak ingin kembali dan melihat tubuhmu terpisah."
Gin : "...... Terpisah. Maksudmu–"
Jangan bilang, itu seperti yang dia pikirkan !?
Ophelia : "Ya. Seperti yang kamu pikirkan. Kita tidak bisa mati, jadi hanya ada dua cara bagi musuh untuk menghentikan kita. Menyegel atau pisahkan semua bagian tubuh agar tidak bisa lagi menyatu kembali."
Gin : ".........."
Dia seharusnya tahu, tidak ada yang tidak memiliki kelemahan, bahkan mereka yang abadi pun tidak bisa melakukan apapun jika tubuh mereka terpisah.
Gin : "Ok. Hanya perlu mengikuti mu kan ?"
Ophelia : "Ya~"
Tiga puluh menit kemudian.
Taluna : "......... Kamu yakin tidak kesini untuk bertengkar ?"
Ophelia : "Tentu saja. Aku sedang bertamu sekarang."
Tamu mana yang melihat tuan rumah dengan ekspresi kejam seperti itu !?
Taluna hampir memanggil busur dan mengarahkan anak panahnya pada tamu berambut putih ini.
Jika bukan karena Ophelia, pria menakutkan itu pasti sudah berubah menjadi saringan saat ini. ]
Bourbon hampir bersorak mendukung nona elf untuk menjadikan Gin sebagai saringan. Namun untungnya sebagai mata-mata, dia masih memiliki pengendalian diri yang bagus, karena jika tidak–
Melirik kearah pria yang jari telunjuknya terus membuat gesture menarik pelatuk, Furuya Rei yakin dialah yang akan menjadi saringan setelah mereka keluar dari bioskop ini.
Comments
Post a Comment