03. Jujutsu Kaisen
[ Ketika dia masih yokai kecil yang lemah, Yamata no orochi pernah bertemu dengan seorang wanita tua lembut yang tidak dapat dia ingat wajahnya, dia menyentuh sisik ditubuhnya dengan lembut dan berkata kepadanya :
Wanita tua : "Nak, ingat. Jika kamu tidak memberikan perasaanmu yang paling tulus, kamu tidak akan pernah mendapatkannya dari orang lain juga."
Karena ingatan itulah, dia selalu menjaga gadis manusia yang dia sukai, bahkan setelah sang gadis telah berubah menjadi yokai dan tidak terlihat seperti dirinya yang dulu lagi, dia masih terus menjaga dan mencintainya dengan tulus.
Lalu dengan sabar menunggu hari dimana dia akan kembali melihat ke arahnya, dan membalas perasaan yang diberikannya.
Namun ....
Ada sesuatu yang tidak wanita tua itu katakan padanya.
Amanozako : "Lagipula kamu adalah sahabatku yang paling penting, mana mungkin aku hanya akan duduk diam saat Susanoo itu berniat untuk menyakitimu !?"
Adalah, meski anda memberikan ketulusan, anda mungkin tidak mendapatkan perasaan yang sama seperti yang kau harapkan.
Meski ketulusan Amanozako padanya tidak diragukan lagi, tapi dia hanya menganggapnya sebagai sahabat terpercaya, bukan seorang pria ....
Meski lebih baik daripada tidak samasekali, tapi dia tetap kecewa.
Bahkan ada saat dimana dia sangat ingin menggunakan pemaksaan, tapi alam bawah sadarnya yang tumbuh karena kebiasaan merawatnya, terlalu takut untuk menyakitinya.
Orochi : "Aku tidak ingin kamu ikut campur !"
Amanozako : "Aku peduli padamu !"
Orochi : "Aku lebih memperdulikan mu !"
Lebih dari apa yang bisa kau bayangkan.
Lebih dari apa yang bisa semua orang pikirkan.
Akhirnya ....
Setelah berhasil menjauhkan Amanozako dari medan pertempuran, Yamata no orochi pun melepaskan semua kegilaan, kesedihan, keengganan, dan paranoia nya yang telah dia tahan entah sejak kapan.
Di sebrang, dewa badai, Susanoo, yang sebelumnya terlihat begitu kejam, kini membuat ekspresi wajah yang tak terlukiskan.
Dia tidak bodoh.
Apa yang telah dilakukan oleh dewa jahat ular berkepala delapan itu terlalu aneh dan disengaja.
Dan kedatangan dewi yang mengerikan tadi telah menjelaskan semuanya.
Yamata no orochi, demi sang dewi yang dia cintai, memutuskan untuk disegel olehnya karena takut akan kehilangan kendali dan menyakiti wanita yang ingin dia lindungi.
Mengetahui hal ini, membuatnya tidak tahu apakah dia harus tertawa pada cinta menyedihkannya, atau mengasihani manusia lemah yang terpaksa terseret kedalam masalah karena keegoisannya.
Tapi yang pasti ....
Susanoo : "Ini adalah akhir dari perjalananmu." ]
Melihat perjuangan Yamata no orochi, dan mendengar aktivitas mentalnya, Nicoline tidak bisa menahan isak tangisnya.
Dia benar-benar tidak tahu apa-apa.
Dia sangat bodoh karena tidak menyadarinya.
Jika saja dia tahu bahwa Yamata no orochi bukanlah npc biasa, dia ....
Dia akan memutuskan untuk menyerah pada dunianya, dan mencoba untuk menjalani sisa hidup itu bersamanya.
Kugisaki : "Cerita ini..... Benar-benar berbeda dari cerita Yamata no orochi yang ku tahu."
Satoru : "Itu mungkin juga cerita yang berbeda dari yang semua orang tahu."
Tidak ada yang bisa membayangkan dewa jahat seperti Yamata no orochi akan bisa mencintai, dan bahkan mengorbankan dirinya sendiri.
Sungguh cerita yang sangat luar biasa hingga terasa tidak nyata.
Tapi perasaan gelap Yamata no orochi yang bahkan berhasil menggangu perasaan orang-orang yang melihatnya, jelas tidaklah palsu.
Dewa agung dilayar itu, hanyalah pria yang putus asa karena cinta.
Yuta : "Cinta adalah kutukan paling kejam dari semuanya."
[ Di kuil yang berada jauh di dalam hutan, Amanozako yang sedih sedang duduk di tempat terpencil di dalam kuil, begitu lesu dan menyedihkan seperti anjing yang ditinggalkan.
Lalu, seakan ditakdirkan, Yuki yang jarang melewati tempat itu pun kebetulan melihat adegan tersebut, dan memaksakan dirinya untuk mendekati sang Dewi.
Yuki : "Amanozako-sama, ada apa ? Raut wajah anda tidak terlihat bagus. Anda bisa menceritakannya jika anda mau. Saya akan berusaha menjadi pendengar yang baik untukmu."
Setelah beberapa saat hening tanpa mendapatkan tanggapan, Yuki yang awalnya berjalan pergi karena tidak ingin ikut campur urusan Dewi pun berakhir kembali lagi, dan duduk tidak jauh dari sana untuk menemaninya.
Berjam-jam kemudian mereka berdua tetap disana, sampai ....
Yuki : "A...... Amanozako-sama...... ?"
Dia melihat air mata yang sebening kristal, meluncur di pipi putih Dewi yang dilayaninya. ]
Melihat kondisi Amanozako, Masamichi Yaga yang bahkan tidak mengenalnya, merasa sangat tertekan tanpa alasan.
Dengan perasaan campur aduk, dia menyentuh dadanya yang sesak, dan baru menyadari bahwa dia sedang menerima tatapan dari murid baiknya yang telah melepaskan penutup mata.
Menoleh kearahnya, mereka berdua saling bertatapan tanpa berkata apa-apa.
Shoko : "Sensei ?"
Yaga : "Tidak apa-apa."
[ Melihat sapu tangan miko nya yang diarahkan padanya, dia baru bisa merasakan sesuatu meluncur di pipinya.
Dia menyentuhnya, dan menemukan air mata hangat sedang mengalir dari sudut matanya.
Mengetahui bahwa dia benar-benar menangis, hati dewi itu pun terasa masam. Dia menatap Yuki dan mulai bertanya tanpa sadar.
Amanozako : "Dia meninggalkanku..... Dia benar-benar meninggalkanku. Padahal selama ini kami baik-baik saja, jadi kenapa ? Apakah aku melakukan kesalahan ?"
Semakin banyak dia bicara, semakin banyak pula air mata yang keluar.
Amanozako : "Kenapa dia tidak mengatakannya padaku, apa kesalahanku ? Apakah aku terlalu merepotkannya ?" ]
Nicoline menatap layar dengan hampa, dia masih ingat sekali bahwa saat itu dia benar-benar putus asa.
Karena keegoisannya, dia berakhir terjebak didunia yang berbahaya, tanpa ayah yang melindungi, dan ibu yang memanjakannya.
Dan sialnya, latar belakangnya benar-benar buruk dengan ayah pemabuk yang menjualnya demi uang.
Satu-satunya harapan, adalah Yamata no orochi yang diberikan oleh AI karena permohonannya.
Tapi itu pun pergi meninggalkannya juga pada akhirnya.
Dengan semua yang terjadi, dia bahkan mulai mempertimbangkan bunuh diri untuk menghentikan semua masalah ini.
Nicoline : "Tapi untungnya, aku berhasil kembali......"
[ Yuki : "Meski tidak bisa menggantikan posisi nya, saya bersumpah akan selalu bersama anda, Amanozako-sama. Sampai akhir, sampai api kehidupanku padam, dan perjalananku berakhir."
Seperti ngengat yang tertarik pada api, Amanozako telah melupakan peringatan Yamata no orochi untuk tidak terlalu terikat pada sesuatu, apalagi manusia dengan hidupnya yang singkat itu.
Karena sejak itu, dia mulai hidup bersama kedua anak kesayangannya di kuil, dan benar-benar terlena oleh kebahagian, hingga lupa bahwa makhluk yang lemah, rawan mengalami kecelakaan.
Dan seperti yang diduga, tragedi ke-dua, pun terjadi.
Saat itu .... Amanozako yang baru saja kembali dari luar .... terkejut, mengetahui dari pesan yang ditinggalkan oleh ke-dua anak itu yang memberitahunya bahwa mereka sedang menuruni gunung untuk membeli sesuatu.
Amanozako : "Sial ! Aku benar-benar ceroboh !"
Karena selama berabad-abad, segala sesuatu sudah dipersiapkan oleh pelayanannya, hingga dia pun sampai lupa, bahwa tidak semua hal bisa diolah dan dibuat sendiri hanya karena mereka memiliki alatnya.
Akhirnya, dengan panik dia pun memerintahkan semua pelayannya untuk bergegas mencari kedua anaknya, dan dia sendiri pun ikut adil dalam pencarian itu.
Tapi semua terlambat .... ....
Sungguh, dia menyesal ....
Sangat menyesal ....
Seharusnya dia memberikan segel atau penanda pada mereka sebelumnya !
Hanya karena dia pikir dua anak itu sudah tidak perlu keluar dari kuil lagi, dia bahkan tidak membuat tindakan pencegahan apapun untuk mengantisipasi hal buruk terjadi.
Amanozako : "Ah...... Uh..... Tidak apa-apa...... Tidak masalah...... Apakah dingin ? Kemari lah, Dewi ini akan memelukmu......."
Dengan tangan yang gemetar hebat, Amanozako, Dewi yang selalu terlindungi dengan baik oleh Yamata no orochi, mengalami pemukulan hebat saat melihat kepala anak kesayangannya, tergeletak diatas tanah merah dengan ekspresi menyakitkan membeku di wajah cantiknya.
Amanozako : "....... Cari...... Cari dan bawakan padaku siapapun yang memiliki aroma putriku di tubuhnya !!!"
Akan ku pastikan, bahkan matipun adalah sebuah kemewahan. ]
Yosano : "....... Hanya...... Tersisa kepalanya ?"
Dazai : "Sepertinya yōkai yang memakan sejenisnya untuk menjadi kuat, itu benar-benar terjadi....."
Semua orang, tidak peduli baik atau buruknya hati mereka, mereka masih merasa hal yang terjadi di layar itu keterlaluan.
Ditambah lagi, melihat kondisi disekitar dan ekspresi wajahnya, beberapa orang pintar memiliki satu kemungkinan yang tidak ingin mereka pikirkan, bahwa anak itu mungkin saja telah digerogoti hidup-hidup sampai mati oleh yōkai yang kejam.
Satoru : "Sialnya, entah kenapa aku tiba-tiba merasa jeruk busuk itu masih bisa menjadi pupuk yang bermanfaat. Sedangkan yang melakukan hal itu, bahkan berjalan saja sudah mencemari tanah yang diinjaknya."
Dibawah Ini adalah gambar Susanoo dari game onmyoji. (Aku masih lebih suka Yamata no orochi btw)
Comments
Post a Comment