22. Hanya Hari-hari Biasa




Awalnya, ku kira, mengingat bahwa aku wanita, aku akan mendapatkan kamar di asrama wanita setidaknya.

Tapi siapa sangka, mereka tidak memperdulikan masalah mengenai perbedaan jenis kelamin, dan benar-benar menaruh ku di asrama pria !

Bahkan berada di ruangan diantara dua DK hitam dan putih !

Memperhatikan DK hitam berponi yang mengangkut barang-barangnya pergi ke ruang sebelah, aku tidak tahan untuk tidak bertanya : "Apakah ini normal ? Bagaimanapun juga, aku ini wanita, kan ?" Sambil memasang ekspresi kesal, dan tangan terlipat di dada.

"Maaf Akari-san. Sebenarnya ini sudah dipertimbangkan, bagaimanapun juga kamu memiliki kemampuan untuk menembus infinity milik Satoru."

"Justru karena itu bukannya aku seharusnya dijauhkan darinya ? Bagaimanapun juga aku berpotensi membahayakannya kan ?"

"Ya. Justru karena itulah kamu harus selalu dalam pengawasannya."

Alasan macam apa ini ?

Selesai menaruh konsol game dan kaset kedalam kardus, Geto yang memunggungi akhirnya memutar tubuhnya untuk menghadap ku, memberikan senyuman bisnis standar, dan berkata : "tapi apapun alasannya, ku jamin kamu bisa merasa tenang, karena kami yakin tidak akan menyerang mu dalam bentuk apapun !" Lalu memberikan tepukan lembut di pundak dengan tujuan untuk menenangkan.

Aku tahu mereka tidak akan menyerang ku !

Aku tahu itu dengan baik !

Bukan karena aku meragukan pesonaku sebagai wanita, hanya saja, mereka terlalu paranoid mengingat bahwa semua penyihir itu gila.

Tapi .... Tapi ....

"Mengatakannya dengan begitu pasti dan percaya diri, sebenarnya agak menyinggung."

"Eh !? Benarkah ? Maaf, aku tidak tahu bagian mana yang menyinggung perasaan mu, tapi aku menyesal."

Jika memang tidak tahu, maka lebih baik diam saja. Serius, aku tidak akan meremehkan mu hanya karena kamu tidak bicara.

Menaruh meja, "Ok, ini yang terakhir" dia pun duduk dengan santai disana.

Menoleh ke arahku di samping, Geto mengeluarkan dua gelas dan botol teh berukuran besar dari kardus terdekat, lalu menaruhnya diatas meja dan memanggilku untuk bergabung dengannya.

"Bagaimana jika kita minum teh sambil menunggu Satoru datang ?"

Dia bahkan mengambil bungkus kripik kentang yang masih tersegel, lalu membukanya dan menaruh cemilan itu di tengah-tengah meja teh.

Tidak tahu harus melakukan apa, aku hanya mengeluarkan "...... Um....." rendah, dan duduk didepan Geto yang sedang menuangkan teh ke gelas didepan ku.

Rasanya seperti dijamu seperti tamu.

Perasaan diperlakukan seperti manusia, memang adalah yang terbaik.

Aku benar-benar hampir lupa seperti apa itu interaksi antar manusia.

Untungnya Geto cukup manu–

Dengan "BRAK" dari suara bantingan pintu, DK putih muncul dan masuk begitu saja, sebelum akhirnya menyelinap diantara ku dan Geto yang baru saja mulai memiliki suasana bersahabat diantara kami.

Siawi ....

Lihat ini .... Aku baru saja ingin mengatakan manusiawi, tapi si manusia yang samasekali tidak memiliki rasa kemanusiaan justru muncul saat ini ....

"Oh~ pas sekali aku haus~"

Mengambil gelas berisi teh yang samasekali belum ku sentuh, Gojo Satoru langsung meminumnya tanpa sedikitpun peduli minuman milik siapa itu.

Dia sangat tidak terkendali sampai-sampai aku mulai curiga, garis rambut Yaga yang semakin tipis salahsatunya telah disebabkan olehnya. Tunggu .... Itu seharusnya, mereka.

Karena bukan satu, melainkan ....

"Satoru.... Aku bisa mengambilkan mu gelas baru, kenapa kamu merampok milik Akari-san ?"

Ku rasa, biarkan hanya tetap menjadi satu.

"Ei~ tapi pasti lama. Aku sudah sangat haus."

"Begitu, jadi apa boleh buat."

Brengsek !

Kamu memang sama saja !

"Ini, Akari-san." Memberikan gelas miliknya yang juga belum dia sentuh, Geto menaruhnya didepan ku. Tersenyum minta maaf, dan melanjutkan, "Kamu bisa mengambil punyaku." Seperti saudara laki-laki yang bertanggung jawab.

"Eh ?"

Serius ?

"Suguru ! Kenapa kamu tidak memberikannya padaku~?"

"Kamu sudah mengambil miliknya, jadi kamu bisa puas dengan milikmu sekarang."

"Eh~"

Menggembungkan pipinya, Gojo menatap gelas di tanganku seperti akulah yang baru saja mencuri minuman ini, seakan-akan bukan dia yang merenggut minumanku tadi.

Meski pipi hamster yang bulat itu lucu, tapi sifat buruk ini seperti kucing sombong yang memamerkan wilayah kekuasaan.

Tiba-tiba aku membayangkan kucing yang marah karena tukang skop pasirnya telah memberikan perhatian pada orang lain selain dirinya, dan membuat kegaduhan untuk mencari perhatian.

Sudahlah ....

Aku tidak ingin peduli padanya. Jika terlalu serius, aku takut akan ada fans antar dimensi yang melaporkanku melakukan kekerasan pada kucing. Bagaimanapun, aku tahu berapa banyak dan sadisnya fans dari kucing putih yang arogan ini.

⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘

Setelah mempercepat waktu hingga keesokan harinya, aku yang masih tenggelam dalam dunia mimpi, terbangun oleh gedoran pintu yang dilakukan DK putih, dan tanpa basa-basi diseret ke kelas olehnya bahkan sebelum aku sempat merapihkan diri.

Dasar kucing terkutuk !

Tapi .... Sebelum ku pintal benang untuk membungkus mumi kucing, suara indah yang membersihkan emosi gelap dalam jiwaku, muncul dari balik pintu ....

"Hm ? Jadi inikah seseorang yang dirumorkan telah kalian culik ?"

Oh~ penyihir normal diantara penyihir gila di dunia~

Shoko onee-sama !!!

"Shoko ! Ini tidak bisa disebut sebagai penculikan, jelas kami membawa kembali hal berbahaya demi kedamaian dunia."

"Bandit ! Kau pikir aku raja iblis !?"

"Apa !? Jika ada sistem hirarki diantara kita, itu jelas akulah rajanya !"

"Disitu kah poin pentingnya !?"

"Tentu saja, yang terkuat adalah rajanya !"

"Aku tidak ingin mendengarnya dari seseorang yang memiliki sifat sepertimu. Jika ada raja dengan kepribadian seperti itu, tidak butuh waktu lama, semua rakyat akan berupaya melakukan kudeta !"

"Lalu apa ? Mereka hanya orang-orang lemah, memangnya apa yang bisa mereka lakukan ?"

Itu ....

Sayangnya, aku sendiri tahu bahwa dia ada benarnya.

Sebagai seseorang yang memiliki ingatan hidup di era yang kuat memakan yang lemah, contoh dari Akari yang bertahan hidup di celah itu, dan tahu lebih banyak cara untuk bertahan hidup, hanyalah keajaiban yang mungkin tidak akan pernah bisa lagi terulang.

Tapi .... ....

Aku mengingat diriku sebagai manusia biasa, lalu orang-orang di dunia ini yang tidak tahu apa-apa mengenai dunia jujutsu, sebelum akhirnya melihat pria yang memasang ekspresi wajah sombong didepan.

Ah ...

Ternyata bertemu dengan pemenang yang luar biasa dalam hidup benar-benar bisa melahirkan rasa iri dan dengki.

Betapa tidak adilnya dunia ini.

Ada yang berjuang keras demi menjadi kuat, tapi disisi lain, seseorang bisa langsung berdiri di garis finis hanya setelah dia terlahir di dunia, bahkan, tanpa usaha yang sama dengan orang-orang lainnya.

"Kamu–"

"Satoru....."  Geto menyela ku.

Entah apakah dia sedang  membantuku atau hanya sekedar ingin menegaskan sesuatu. Tapi yang pasti, tangannya yang menepuk pundakku yang merosot sedih, telah menyelamatkanku dari situasi kebingungan yang disebabkan oleh Gojo Satoru.

"Melindungi kelangsungan hidup yang lemah adalah tanggung jawab dari mereka yang kuat, dan adanya mantra adalah untuk melindungi orang-orang non-penyihir. "

Sungguh .... Tapi sayang sekali ....

Mungkin itu adalah kata-kata yang terdengar hebat, namun .... mengingat apa yang dia katakan sebelumnya, itu dengan jelas menunjukkan bahwa dia dan Gojo Satoru sebenarnya sama, mereka menganggap remeh orang-orang biasa.

Saat aku menyadari hal ini, aku ingin menyangkal gagasan tersebut, tetapi kemudian aku mengingat kembali kejadian saat Gojo dalam perjalanan kembali sambil membawaku.

Aku tanpa sengaja menyaksikan Geto sedang berusaha menolak orang biasa yang berusaha melakukan percakapan dengannya, saat itu dia memiliki sorot mata sombong yang cukup tersembunyi terhadap orang biasa, dan bahkan beberapa percakapan antara Gojo dan Geto, terasa sedikit menghina entah sadar atau tidaknya dia.

Mungkin ini disebabkan oleh non-penyihir tanpa kekuatan sihir yang membutuhkan perlindungan mereka sudah tertanam dalam hatinya. Jadi kesombongannya sebagai pahlawan yang dibutuhkan pun terlahir.

Tapi, akankah orang sepertinya yang membuat alasan idealis semacam itu, bisa menerimanya, saat hal yang dia yakini perlu dilindungi, berakhir memperlakukan mereka dengan cara yang tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan ?

"Argumen macam apa yang kamu bicarakan? Aku benci orang-orang yang berbicara tentang konvensi dan kebenaran. Ueegh~ " Kucing itu mengangkat dagunya, berkata dengan nada yang menyebalkan sambil mencibir kearah Geto di sampingku.

Aku melihat penampilan Gojo Satoru yang sembrono dan main-main, lalu ke arah Geto yang urat di dahinya mulai menonjol, bahkan aku sampai berhalusinasi mengenai udara hitam samar yang keluar dari belakang punggungnya.

Tapi kutukan yang muncul dari sana telah menjernihkan pikiranku yang terganggu.

Itu bukan imajinasi, mereka benar-benar berniat untuk berkelahi.

"Apakah kamu ingin dihajar ?"

"Apa kamu sedang membicarakan dirimu sendiri ?"

Lalu, sebelum kelas akan dihancurkan oleh dua DK yang setara bom nuklir senjata penghancur terkuat yang diciptakan manusia, Masamichi Yaga datang menghentikan segalanya.

Dalam artian tertentu, Guru ini sebenarnya adalah pahlawan yang sesungguhnya.

⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘Jangan lupa berikan komentarmu, dan sampai jumpa di chapter berikutnya

⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘
Jangan lupa berikan komentarmu, dan sampai jumpa di chapter berikutnya.
⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘
█║▌│█│║▌║││█║▌║▌║


Bab sebelumnya

Daftar bab

Bab berikutnya

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan