18. Nobunaga POV




Aku selalu tidak mempercayai yōkai atau apapun sejenisnya yang tidak pernah kulihat secara langsung dengan kedua mataku sendiri.

Cerita rakyat tidak lebih dari takhayul.

Setidaknya itulah yang kupikirkan, sebelum cahaya yang menyilaukan mata muncul tepat di hadapan banyak orang.

Ditempat cahaya itu berasal, sesosok wanita yang sangat cantik muncul dan membuat semua orang terpana dengan kehadirannya.

Tempat menjadi begitu hening, dimana bahkan suara nafas dapat terdengar. Hingga keributan terjadi akibat telinga panjang milik wanita itu bergerak-gerak seperti ingin memberitahukan kepada seluruh penonton yang menyaksikan, bahwa dia bukanlah seorang manusia.

Menarik .... Menarik sekali !!!

Aku akan membawanya kembali.

Membawanya meski wanita itu terus memberontak, aku cukup terkejut menyadari betapa ringan tubuhnya meski dia memiliki cukup banyak daging dibeberapa tempat yang tepat.

Duduk di ruanganku, aku menatap telinga panjangnya yang runcing dengan penuh perhatian.

Nobunaga : "Kau terlihat gugup Syl... ylll.... Dayln......" Lidahku yang tidak terbiasa dengan namanya, membuat pengucapan menjadi terdengar aneh.

Lyra : "Panggil saja aku Lyra, Syldan adalah nama keluarga ku."

Telinganya yang sangat jujur bergerak naik turung, terlihat menggemaskan. Meski aku sangat ingin menjepitnya seperti sebelumnya, aku yang tahu betapa tidak sopannya itu setelah melihat ekspresi wajahnya pun berusaha untuk menahan diri.

Hah !!!

Benar-benar tidak sepertiku.

Nobunaga : "Lyra..... Setidaknya yang ini lebih mudah diucapkan."

Lyra : "Pasti ada alasan bagimu membawaku bersamamu, kan ? Bisakah kamu katakan alasannya?"

Nobunaga : "Aku ingin mendengar cerita tentang duniamu."

Setelah mendengar jawabanku, wajah mempesona itu langsung berubah pucat. Tubuhnya sedikit meringkuk dan bergetar, lalu seperti sedang mengingat hal buruk yang telah dialami, dia menggigit bagian bawah bibirnya sendiri seperti tindakan bawah sadar saat sedang merasa ketakutan.

Itu adalah reaksi hebat yang tidak ku harapkan.

Dunia dimana dia tinggal, sepetinya tidak seindah wajah miliknya.

Lyra : "Tidak ada yang istimewa, hanya beberapa ras dan tempat yang terlihat indah. Ku rasa kamu tidak akan begitu tertarik dengan tempat dimana aku dilahirkan......"

Matanya yang seperti amethyst menghindar untuk bertatap langsung dengan mataku. Telinganya menggantung rendah dan jari-jari rampingnya bergerak-gerak sepanjang waktu dengan tidak nyaman.

Wanita ini jelas sekali sangat buruk dalam berbohong.

Nobunaga : "Sepertinya tidak begitu."

Matanya langsung berkabut dan siap untuk meneteskan air mata, memohon agar seseorang akan melembutkan hatinya. Namun sayangnya, dia tidak tahu bahwa ekspresi yang dia tunjukkan sekarang justru membuat setiap orang yang melihatnya membangkitkan sifat sadis mereka untuk lebih menggangu nya.

Nobunaga : "Tapi, baiklah...... Temani aku bermain shōgi, aku akan mengajarimu."

Lyra : "Tapi–"

Aku sudah mencoba untuk menahan diri on'na. Sebaiknya kamu menghargainya.

Nobunaga : "Aku tidak menerima penolakan."

Lyra : "...... Baiklah....."

Memikirkannya lagi, aku ingat bahwa dia seharusnya dari dunia yang berbeda, jadi sepertinya shōgi yang merupakan permainan manusia tidak bisa ditemukan ditempat dia tinggal.

Nobunaga : "Jika kamu menang, kamu dapat meminta apapun padaku, tapi.... Jika aku yang menang, aku akan mengambil sesuatu darimu."

Lyra : "Bukankah kamu sangat diuntungkan? Ini bukan permainan yang adil."

Nobunaga : "Apakah kamu tidak tertarik meminta apapun padaku? Siapa tahu kamu dapat berhasil menang entah bagaimana."

Lyra : "Aku tidak pernah melakukan pertarungan yang aku tidak yakin aku bisa menangkan. Cara hidup makhluk lemah adalah menghindari masalah untuk menjaga agar tidak menemui terlalu banyak kerugian."

Cara hidup makhluk yang lemah, ya ?

Itu menjawab pertanyaan ku mengenai masa lalunya yang terlihat tidak begitu baik. Bagaimanapun, mereka yang lemah cenderung berakhir menjadi bagian bawah rantai makanan yang tertindas, dan pada akhirnya tidak memiliki hak untuk berdiri sampai memiliki kemampuan yang cukup untuk membuat yang lain tunduk, takut, atau memberikan rasa hormatnya.

Lyra : "Maksudku..... Karena kamu tidak bicara secara jelas apa yang akan kamu ambil dariku, aku jadi takut untuk mencoba."

Melihatnya yang begitu panik  menjelaskan dirinya, dia sepertinya berbicara tanpa berfikir dan membuatnya menunjukkan kelemahannya tanpa sadar.

Tapi, cara canggungnya untuk mengalihkan perhatianku membuatku merasa itu cukup lucu.

Baiklah. Aku akan berpura-pura dan mengikuti apa mau mu untuk saat ini.

Nobunaga : "........ Jadilah bantal ku selama beberapa saat. Dengan kata lain aku akan mengambil paha mu sebagai bantal ku jika aku menang."

Lyra : "Baiklah....."

Meski aku masih ingin mengetahui cerita mengenai dunianya, aku tidak ingin menyakiti wanita itu dengan membuatnya menceritakan masa lalu yang kelam.

Akhirnya permainan berakhir dimenangkan olehku, dan Dairokuten Maō Hajun (raja Iblis dari Surga ke-6) yang mulia dan agung pun menuntut hadiahnya.

Namun, sejujurnya aku cukup terkejut dengan daya paham dan ingatnya yang sangat baik. Jika aku tidak melihatnya yang membaik secara bertahap, aku benar-benar akan berpikir bahwa dia sedang menipuku.

Sangat jarang menemukan orang pintar, apalagi wanita yang pintar.

Kebanyakan perempuan hampir tidak diajarkan apapun, dan hanya dituntut untuk menjadi wanita anggun dan ibu yang baik.

✧ʚ .·:*¨༺♡༻¨*:·. ɞ✧

Waktu pun terus berjalan tanpa rasa kebosanan sedikitpun, apalagi setelah menemukan kekuatan Lyra dan memasuki rumahnya, semua menjadi jauh lebih menarik daripada sebelumnya.

Hanya saja ....

Kedekatannya dengan para bawahanku terasa agak cukup menggangu.

Setiap kali mereka terlihat bersama, aku selalu merasa ingin membunuh mereka, tapi pikiran ini melintas begitu saja, dan segera ditekan oleh ku.

Bagaimana dia bisa memiliki ide yang begitu tercela dan tak tahu malu, hanya karena seorang wanita ?

Betapa omong kosong.

Namun–

Nobunaga : "Aku dengar kamu menjadi sangat dekat dengan Ieyasu. Apakah itu benar ?"

Lyra : " Hm.... ? Ya. Dia teman mengobrol yang menyenangkan, dan bahkan mengajariku banyak hal."

Teman ?

Mengingat kepribadiannya, jika dia tidak menilai seseorang istimewa baginya, Ieyasu tidak akan sebegitu pedulinya, bahkan perhatiannya pada Lyra terasa lebih dari apa yang seorang teman akan berikan. Apalagi alasan teman, bahkan mereka yang merupakan rekan tidak pernah dilihatnya sebagai teman, terlebih lagi dia yang baru saja dikenalnya dalam waktu singkat.

Siapa yang akan percaya ini ?

Nobunaga : "Begitu ? Jadi apa saja yang dia ajarkan padamu ?"

Lyra : "Bertani, mempelajari herbal dan membuat obat."

Senyumnya yang penuh kebahagian menyengat mata, itu membuatku ingin mengurung wanita ini agar mata cantik itu hanya bisa melihatnya, dan senyuman indah itu hanya bisa ditujukan padanya.

Tapi hal tersebut hanya akan membuatnya, bunga indah dan rapuh, layu perlahan-lahan dan akan kehilangan pesonanya.

Jadi cara paling tepat untuk mengatasi masalah ini adalah–

Nobunaga : "Aku bisa mengajarimu lebih banyak."

Sampai hanya akulah tempatmu untuk bertanya, bergantung, dan kembali.

Meski dia merasa menikah disaat ini bukanlah keputusan yang bijak, tapi .... Jika pengantin wanita itu adalah dia, aku tidak keberatan.

Lyra : "Tapi..... Aku tidak suka politik dan bertarung."

Apa ?

Nobunaga : "Hahahahaha....... Serius..... Aku tidak tahu apakah kamu benar-benar polos atau hanya berpura-pura."

Namun, mengetahui dari ekspresi mikro di wajahnya, aku tahu dia serius, dan itu lah yang membuatku terus tertawa, dan ini adalah jenis tawa paling lepas dan tanpa beban yang pernah ku lakukan.

Lyra : "Ka–kamu ! Kamu ! Baka !"

Dia memerah dan langsung melarikan diri, meninggalkanku yang masih tertawa di ruangan ini sendiri.

Ya ....

Itu adalah hari-hari yang indah seperti biasa, namun hanya dalam beberapa minggu kemudian, Lyra telah berubah jauh lebih dari sebelumnya.

Aku, atau bahkan semua orang, tidak menyangka bahwa wanita yang sebelumnya selalu menghindari situasi ambigu, menjadi lebih ingin tahu.

Dia bahkan beberapa kali berinisiatif untuk bertanya tentang diri mereka yang dia ajak berkomunikasi, dan tindakannya yang berusaha untuk lebih mengenal lawan jenis ini seperti pertanda yang jelas bagi semua orang.

Bahwa peri kastil azuchi ini, sedang melakukan seleksi untuk mencari pasangan.

Nobunaga : "Lyra, apakah ada yang memaksamu untuk melakukan itu ?"

Bagaimanapun, wanita ini terlalu terburu-buru untuk mengenal setiap orang, bahkan Mitsunari yang tidak terlalu peka pun menyadari keanehannya.

Lyra : "...... Tidak... Tidak ada. Aku hanya merasa akan lebih baik jika aku bisa lebih mengenal semua orang."

Dan seperti yang sudah ku duga, dia tidak akan mengatakan yang sebenarnya.

Meski disisi lain, aku sebenarnya sudah curiga pada suatu kemungkinan tertentu, namun aku masih berharap bisa mendapatkan jawaban dari orang itu sendiri, tapi .... Sayang sekali.

Nobunaga : "Berusahalah untuk mencoba mengenal kami secara perlahan-lahan, tidak perlu terburu-buru. Jika ada yang membuat komentar buruk tentangmu, aku sendiri yang akan memberikan hukuman pada orang-orang cerewet itu."

Lyra : "Tidak ! Ini bukan karena siapapun....."

Pikirkan dulu siapa yang kamu ajak bicara, sebelum membuat alasan yang tidak bisa diandalkan seperti itu.

Bahkan jika aku tidak pintar sekalipun, aku pasti merasa ada yang salah dengan jawabanmu.

Nobunaga : "Masalah mengenai masa depan, adalah sesuatu yang harus dipikirkan secara perlahan dan matang-matang. Jangan sampai menyesal."

Memikirkan bahwa wanita yang diakuinya sebagai istri masa depannya, terpaksa berusaha mengenal setiap orang untuk memilih pasangan karena beberapa kata kasar dari orang yang tidak penting, dia .... Oda Nobunaga, sangat marah.

(Note : ada banyak kesalahpahaman di sini.)

Jadi, ayo cari siapa pemilik dari mulut yang perlu dijahit ini.

Akhirnya, setelah semua beres, dan wanita kesayangannya kembali seperti semula, hari-hari di kastil azuchi pun berlalu dengan tenang seperti sebelumnya.

Sampai ....

Nobunaga : "Lyra !"

Dia kehilangan harta terpenting yang tak ternilai harganya, tepat didepan matanya, dan tanpa dia bisa melakukan apa-apa.

Nobunaga : "Cari.... Aku perintahkan pada setiap orang untuk mencarinya kemanapun. Tidak peduli apa, aku harus mendapatkannya kembali !"

Bahkan, meski kamu berada di dunia bawah sekalipun, aku akan turun untuk melawan emma-ō dan membawamu kembali.

Ini adalah janji ku, janji dari pria yang akan menyatukan seluruh Jepang.

Bahkan kematian tidak akan bisa mengambil mu dariku.

Bahkan kematian tidak akan bisa mengambil mu dariku


Bab sebelumnya 

Daftar bab 

Bab berikutnya 

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan