17. Aneska Pratista
Keluarga normal. Dengan keluarga yang bahagia tanpa adanya masalah besar yang pernah terjadi, seorang gadis merasa kehidupannya sudah begitu sempurna. Baginya, satu-satunya masalah yang paling berarti di hidupnya hanyalah nilai dimata ujiannya.
Namun, kebahagian tidak pernah berlangsung selamanya. Gadis itu yang baru saja meniup lilin ulang tahunnya, telah diculik oleh entitas tak dikenal dan dipaksa untuk melakukan sesuatu yang dia tidak mau.
"Kenapa aku harus membuat orang lain yang bahkan tidak ku kenal bahagia ?!"
Meskipun dia adalah orang yang memiliki kasih sayang yang cukup besar, tapi itu hanya akan ditunjukkan pada orang-orang terdekatnya.
Dia tidak egois, tapi akan mengabaikan orang yang tidak dia perduli kan.
Dia juga tidak jahat, tapi tetap akan membenci orang yang menyakitinya.
Dia tidak membalas dendam, namun bukan berarti dia adalah orang baik. Dia hanyalah gadis biasa dengan moral normal.
Namun gadis dengan moral normal itu terpaksa dilempar ke dunia yang penuh dengan pembunuhan dan darah disepanjang perjalanan.
Namun sayangnya, meskipun dia diberikan sedikit kekuatan untuk mengubah dirinya menjadi makhluk yang pernah dimakannya, gadis itu masih harus melalui setiap perjalanan dengan melihat apa yang tidak seharusnya dilihat.
"Sistem ! Keluar ! Dunia ini sudah diulang-ulang sebanyak lima kali ! Mau sampai kapan aku harus melalui semua ini ?!"
Apapun yang gadis itu lakukan untuk menyelamatkan setiap anak, dia selalu berakhir dengan kegagalan, dimana hanya segelintir yang berhasil bertahan.
Setelah semua, hantu-hantu di dunia itu tidak pernah mau melepaskan mereka, karena sebagai gadis yang bahkan tidak pernah melihat anime, dia tidak mengetahui cerita corpse party, dan efek kupu-kupu selalu menyertai prosesnya.
Dengan kewarasan yang semakin menghilang dari hari ke hari, gadis yang sebelumnya normal itu mulai menggila. Dia memakan apapun yang dia bisa untuk meningkatkan kemungkinannya dalam menyelesaikan misi yang mustahil itu.
Bahkan hantu sekalipun ....
Setelah berhasil menjadi hantu dan menghancurkan setiap roh yang ada disekolah itu, dia akhirnya mendapatkan keinginannya untuk kembali ke dunia nyata.
Tapi .... ....
"Mama..... Papa..... Kakak......"
Puluhan tahun telah berlalu. Sekarang hanya tersisa orang-orang asing yang tak dikenal olehnya.
Di dunia itu, hanya dia yang bertahan saat semua orang telah mati karena usia tua.
"Ba–(Beeep) !"
Dengan kebenciannya, dia berubah menjadi hantu dan mempelajari semua ilmu pengetahuan selama berabad-abad tanpa khawatir mati karena usia.
Dia terus belajar hingga hari dia mampu membuat portal yang menghubungkannya dengan dunia yang berbeda.
Disana, dia terus memakan segala jenis monster dan ras lainnya yang telah dinilai cukup kuat dan berharga.
Mempelajari sihir dan pengetahuan di berbagai dunia.
Sebagai seseorang yang mungkin sudah bukan lagi manusia, dia kini hanya bercita-cita untuk menghancurkan sistem dan membalaskan dendamnya. Dendam karena telah menghancurkan seluruh kehidupannya, dari masa remaja hingga dewasa.
Namun sayangnya, kekuatan yang diberikan tidak lebih dari barang pinjaman. Sistem menyadari keberadaannya yang mengancam dan berusaha menghancurkannya.
Setelah berhasil melarikan diri dan bersembunyi, dia hanya mampu mengawasi sistem menculik satu persatu remaja seusianya dulu dan melemparkan mereka ke dunia asing tanpa memberikan kekuatan apapun. Dengan apa yang dilihatnya, dia semakin yakin akan ambisinya.
Namun ....
Dengan kekuatannya yang hanya tersisa sedikit, dan kewaspadaan sistem yang semakin besar, dia tidak lagi bisa melakukan segalanya dengan mudah.
Sampai.
[Hm..... ? Mengapa Light of hope menjadi lebih kecil ?]
Kesempatan akhirnya datang.
[Apa yang terjadi ? Apakah aku menggunakan terlalu banyak kekuatan tanpa kusadari ?]
Dia bisa memanfaatkan peluang ini untuk membuat kekuatannya semakin besar.
Setelah melarikan diri dari domain sistem dunia, dia berubah menjadi kucing hitam dan pergi ke beberapa dunia untuk mencari sosok yang berhasil melewati pengawasan sistem.
Dengan hampir menghabiskan kekuatan terakhirnya, dia menemukannya. Wanita dengan energi yang hampir sama dengan sistem yang dibencinya.
Lalu, alasan pengawasan sistem yang gagal mendeteksi, sekarang sudah jelas, semua karena wanita itu telah hampir berubah menyerupai sistem itu sendiri.
Dengan kebahagiaan yang begitu besar, dia hampir lupa untuk berpura-pura menjadi hewan biasa dan tersenyum dengan sangat manusiawi.
"Aku menemukanmu........"
***
Setelah perayaan hari pertama Naruto menghadiri kelas di akademi ninja, Hasina berniat untuk menyelesaikan baju yang dijahit khusus olehnya untuk kelulusan Naruto sebagai genin, dan baru tidur setelahnya.
Malam itu sejuk, dan semua juga berjalan dengan sangat damai, sebelum getaran pertanda bahaya muncul dari lonceng kecil dikakinya.
Mengabaikan segalanya, Hasina langsung bangkit dan berniat untuk pergi.
Saat tubuhnya reflek menuju pintu untuk menjemput putarannya, sosok kucing hitam muncul dan menghentikannya dengan cepat.
"Aku datang untuk membuat kesepakatan. Aku tidak peduli dengan anak-anak merepotkan milikmu~"
"Siapa kamu ?"
Kucing itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk berfikir sebelum dia mengucapkan nama miliknya dengan ekspresi nostalgia dan kesedihan.
"........ Aneska...... Pratista......"
Jika bukan karena wajah kucing itu terlihat sangat serius, Hasina hampir saja mengira bahwa dia berbohong padanya. Nama yang diucapkan olehnya terdengar seperti nama yang sudah lama tidak pernah dia ucapkan, dan sepertinya sudah lama juga tidak ada yang pernah memanggil namanya.
"Dari nama itu, aku tebak kamu bukan dari dunia ini kan ?"
"Ya......."
"Apakah sistem dunia yang mengirim mu ?"
"Ini tidak ada hubungannya dengan ba–(Beeep) yang (Beeep) dan (Beeep) itu !"
"O...... Oh......"
Sebagai anak baik-baik yang hampir tidak bisa berkata kasar, Adelia terkejut dengan umpatan yang sangat kaya dari makhluk imut yang tidak terlihat berbahaya.
"Jadi um.... Apakah aku boleh memanggilmu, Ane ?"
"Kedengarannya aneh. Panggil aku Tia........ Dulu, dulu sekali orang-orang akan memanggilku dengan nama itu."
"Darimana asalnya Tia...... Oh..... Ok. Aku mengerti."
Setelah jeda yang cukup lama, Tia membuka mulutnya untuk menghilangkan kecanggungan yang terjadi diantara mereka.
"Apa kamu tidak tahu etika ? Aku sudah memberitahu namaku !"
"Ah...... Aku. Namaku...... Nama asliku. Adelia Arabella...... Maaf karena tidak segera memperkenalkan diri."
"Tidak masalah. Ngomong-ngomong, bagaimana jika kita mulai percakapan utamanya ?"
"Baiklah. Aku ingin dengar kesepakatan apa yang ingin kamu lakukan denganku."
Tia menceritakan secara lengkap kisah tentangnya, untuk menjelaskan seberapa bencinya dia pada sistem dunia, dan membuat Adelia semakin menilai buruk sistem karenanya.
Bagaimanapun musuhnya musuhmu adalah teman, karena itu Tia berusaha keras hingga bahkan menceritakan masalalu yang sangat ingin dia lupakan, hanya demi membuat pandangan dan pendapat Adelia pada sistem menjadi semakin jatuh hingga ke inti dasar bumi.
Dia benci dikasihani, tapi lebih dari itu dia paling membenci sistem. Tia bahkan sudah menghabiskan berabad-abad lamanya hanya demi balas dendam, berpura-pura menjadi menyedihkan untuk menarik simpati hanyalah setetes air pada baskom, itu tidak layak disebutkan didepan pembunuhan dan kekejaman yang dia lakukan.
Dan seperti yang dia pikirkan, wanita yang sepertinya belum melihat terlalu banyak kekejaman dunia, telah bersimpati padanya.
"Sistem itu...... Dia benar-benar melakukannya ?!"
"Bagi mereka yang memiliki kekuasaan, terkadang kehidupan tidak memiliki arti lebih dari bidak di papan caturnya. Semua diberi nilai berdasarkan pada manfaat yang bisa diberikan."
"Ku pikir...... Setidaknya dia masih memiliki sedikit kebaikan, karena sistem bahkan mau memberikanku kekuatan. Meski itu berhasil terjadi karena aku sedikit menipunya."
"Semakin besar kekuatan yang sistem miliki, semakin dia akan bertindak menyerupai manusia, namun apa yang dia lakukan hanyalah simpati murahan yang tiba-tiba muncul dan akan tiba-tiba hilang juga pada akhirnya. Jadi, jangan terlalu banyak berharap pada apa yang disebut kebaikan, itu adalah kata sifat yang paling mudah dikaburkan dan hilang."
Harapan kecil terakhir Adel telah lenyap.
Dia sadar apa yang dikatakan oleh kucing didepannya bukanlah kebohongan, setidaknya itulah yang ditunjukkan oleh item yang dia gunakan.
"Jadi. Kamu ingin aku berkerja sama denganmu untuk memusnahkan sistem dunia ? Kedengarannya berbahaya, dari seberapa kuatnya dia, kita mungkin hanya akan berakhir melakukan perlawanan yang sia-sia."
"...... Tidak percaya diri ?"
Tia mendengus dan menggunakan nada mengejek untuk menarik kekesalan Adelia. Namun Adel tidak jatuh dalam jebakannya dengan begitu mudah, dan masih mempertahankan ketenangannya yang seperti biasa.
"Aku memiliki banyak yang ingin ku lindungi di tempat ini. Karena, dibandingkan dengan dunia dimana aku tidak memiliki kenangan yang baik, aku jauh lebih merasa nyaman dengan kondisiku sekarang yang telah diterima oleh banyak orang. Ditambah lagi, aku akhirnya memiliki keluargaku sendiri, jadi aku tidak mau kehilangannya untuk masalah yang masih bisa ku hindari."
Tia dan Adel terus berdebat sangat lama, hingga mereka mulai menyadari bahwa waktu terus berjalan dan pagi mulai datang.
Dalam perdebatan itu, tidak ada satupun dari mereka yang mau kalah atau mengalah, membuat debat mereka menjadi semakin intens dan hampir berakhir dengan pertengkaran.
'Terlalu naif'
Tia keluar dari jendela dengan kesal, meninggalkan Adel yang juga sama kesalnya dengan dirinya.
'Terlalu keras kepala'
Adelia mengebor kedalam selimut dan berniat untuk tidur sebelum pintu diketuk dan suara menggemaskan terdengar dari luar kamar.
"Kaachan. Apakah kamu baik-baik saja ?"
'Oh...... Sial.......'
Naruto khawatir dengan kondisi ibunya, dan Adel yang baru saja berniat untuk tidur tidak punya pilihan lain selain keluar untuk menyambut putranya dengan senyuman seperti biasa.
╔═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╗
✧*。 see you later 。*✧
╚═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╝
Comments
Post a Comment