18. Dengan Kekuatan Cinta




Di ruang makan yang menyatu dengan dapur, Naruto duduk di kursi menunggu ibunya selesai memasak dengan tenang.

Dia melakukan itu bukan karena dia tidak mau membantu, hanya saja ibunya memintanya untuk duduk dan menonton karena sedang terburu-buru.

Disisi Naruto, dia sebenarnya sangat ingin membantu, apalagi karena hari ini ibunya terlambat bangun yang sangat tidak biasa terjadi.

Ibunya selalu tepat waktu, dan hampir tidak pernah terlambat untuk jadwal yang sudah dia tetapkan. Jadi, dengan kata lain, kekhawatirannya bukanlah tanpa dasar.

Namun ....

"Maaf sayang, apakah kamu bosan ? Kaachan benar-benar menyesal. Hari ini cemilannya akan digandakan, ok ?"

Ibunya selalu mendahulukan kepentingan dia yang merupakan anaknya, dan tidak pernah mau menunjukkan sedikitpun kekurangan didepannya.

Meskipun perasaan dicintai sangat membahagiakan, namun terkadang itu membuatnya merasa frustasi karenanya.

"Kaachan bisa beristirahat jika memang lelah. Aku benar-benar tidak perlu diurus sepanjang waktu, karena aku sudah dewasa dattebayo !"

"Mau kamu sudah tua dengan rambut beruban dan kulit yang kendur sekalipun, kamu akan selalu menjadi seorang anak dimataku."

Dan seperti biasa, ibu akan menepuk kepalanya dengan lembut, begitu memanjakan, begitu penuh cinta, hingga dia tidak tahu bagaimana cara untuk membalas semua yang diberikannya.

"Jadi kaachan harap kamu tidak keberatan dengan caraku mengungkapkan kasih sayang."

"Tidak. Tapi aku harap kaachan juga akan menjaga dirinya sendiri, jangan lupa istirahat dan berakhir terlalu kelelahan."

"Dimengerti !"

Melihat ibunya yang menanggapinya dengan sangat serius, Naruto tidak bisa menahan tawanya dan mereka berdua pun tertawa bersama.

Itu adalah suara tawa yang sangat menyenangkan, namun kucing hitam tertentu terlihat tidak puas dengan apa yang didengar dan dilihatnya. Perasaan dari apa yang dia kira telah hilang sepenuhnya, telah muncul kembali dan membuat sesuatu di dalam dirinya terasa sakit, nyeri dan bahkan perih seperti akan meneteskan darah.

Perasaan itu begitu terasa menyengat hingga dia ingin mencabik-cabik gambar yang begitu indah didepan matanya, namun sedikit rasionalisasi terakhir miliknya yang masih tersisa telah menghentikan dorongan negatifnya.

'Kebahagiaan itu tidak pernah bisa bertahan selamanya. Kamu hanya berakhir menambah sumber rasa sakit mu dimasa depan.'

Mendapatkan transmisi suara dari orang yang baru ditemuinya beberapa jam yang lalu, Hasina mengernyitkan kening saat Naruto tidak melihat kearahnya.

Meskipun Tia terdengar seperti dia sedang memperingatkan tindakan Adelia, sebenarnya hanya dia yang tahu bahwa peringatan itu lebih ditujukan pada dirinya sendiri.

Dia ingin mengingatkan dirinya untuk tidak mengharapkan hal yang tidak seharusnya dimiliki oleh mereka yang mengejar balas dendam.

'Hati orang mudah berubah. Suatu hari kamu atau dia mungkin akan merasa lelah dan bosan, lalu meninggalkan semuanya bahkan tanpa menoleh kebelakang. Akhirnya, semua yang ada saat ini tidak lebih dari sekedar kenangan yang mudah terlupakan. Kamu hanya menyia-nyiakan waktumu.'

'Begitukah ?'

Hasina berjalan kearah jendela untuk melihat kucing hitam yang balas menatap matanya.

Tia mengingat bagaimana orang-orang, tidak peduli apa ras dan dunianya, mereka semua bisa meninggalkan siapapun yang mereka anggap berharga bagi mereka di saat-saat tertentu.

Karena apa yang sering ia saksikan itulah Tia tidak takut pada siapapun yang berniat berbohong atau menyakiti dirinya. Karena baginya, mereka yang kau anggap berharga justru lah yang bisa lebih melukai daripada orang lain, dan luka itu adalah jenis luka yang tak bisa untuk diobati.

'Hati orang memang mudah berubah-ubah. Rasa sakit akibat dikhianati juga sangat traumatis, dan membuatmu sangat sulit untuk percaya kembali. Tapi Tia, dunia memang seperti itu. Jika kamu tidak mau mencoba percaya kepada siapapun lagi, kamu akan berakhir sendiri sepanjang waktu dan tidak akan pernah bisa mengobati luka yang ada didalam dirimu. Karena, hanya orang lain lah yang bisa mengobati rasa sakit yang didapatkan dari orang lainnnya juga.'

Saat Tia ingin membalas apa yang dikatakan oleh Hasina padanya, dia tiba-tiba merasakan perbedaan antara Hasina yang tadi dengan sekarang. Meski masih memiliki tubuh yang sama, mana dalam tubuhnya tidak sebanyak sebelumnya.

Aura mana miliknya terasa seperti duplikat, dan dia sangat yakin dia bukan Hasina yang sedang bertukar pikiran dengannya sebelumnya.

'Siapa kamu ?!'

'Kloning tuanku.'

'Hah ?!'

***

Di kamar yang dipenuhi dengan berbagai bentuk dan ukuran boneka yang berbeda-beda, Gaara kecil yang tertidur telah berubah menjadi ichibi. Tubuh kecilnya diselimuti pasir yang membentuk monster ekor satu secara sempurna.

Alhasil, kekacauan pun terjadi.

Monster yang disegel dalam tubuh anak itu telah menampakan wujud aslinya.

Situasi benar-benar kacau.

Semua orang berlarian menyelamatkan hidup mereka, dan para shinobi berusaha melindungi setiap orang didekatnya.

Rasa takut perlahan-lahan tenggelam, digantikan oleh kebencian saat satu persatu keluarga dan rekan mereka terluka akibat serangan monster itu.

Dan Rasa yang merupakan Yondaime Kazekage, mulai memerintahkan para shinobi terbaik didesa untuk menyerang monster yang merupakan putranya sendiri.

Saat satu persatu shinobi terbaik didesa Suna mulai tumbang, sesosok wanita dengan pakaiannya yang tidak biasa muncul dihadapan semua orang.

Mereka semua mengenalnya, dia adalah wanita yang telah menjadi harapan baru mereka, namun dia justru menempatkan dirinya tepat dihadapan monster itu dan berhasil membuat panik semua orang dengan alasan yang berbeda dari sebelumnya.

"Pasti sangat menyebalkan terkurung di dalam tubuh anak itu tanpa hak kebebasan bukan ?"

Saat beberapa shinobi terdekat berusaha membawa Roro pergi, mereka justru berakhir terpaku melihat ichibi yang sebelumnya mengamuk tak karuan, menjadi jauh lebih tenang.

"Tapi, meski aku bisa berempati dan bersimpati, aku masih merasa kesal mengetahui anak yang ku sayangi menderita karena mu."

Mereka melihat Roro melangkah semakin mendekati monster itu, dan ichibi yang sebelumnya begitu percaya diri menjadi sedikit panik entah bagaimana.

Ichibi tidak bisa merasakan chakra milik manusia itu, tapi sesuatu yang terasa akrab dan memberikan getaran berbahaya membuat dirinya yang selalu memandang rendah manusia yang berusaha menangkapnya secara beramai-ramai, menjadi sangat waspada.

'Siapa dia ?'

Sebelumnya saat dia masih melihat wanita didepannya dari dalam tubuh anak itu, dia tidak merasakan sesuatu yang berbeda.

Tapi, sekarang.

"Kamu...... Siapa kamu ?"

"Hanya seseorang yang menginginkan keluarganya kembali. Jadi, bisakah kamu kembalikan anak itu padaku ?"

"Anak itu..... Bocah jinchūriki maksudmu ?"

"Anak itu memiliki nama, dia Gaara. Bukan jinchūriki."

Kesal dengan rasa takut yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, Shukaku menyerang sosok Roro yang berdiri begitu saja dihadapannya tanpa pertahanan apapun.

Namun, saat tangan pasirnya yang begitu kuat menyentuh tangan wanita yang terulur itu, semua pasir itu berubah menjadi tanah hitam yang subur dan rontok perlahan-lahan tepat didepan matanya.

"Jadi yang sebelumnya bukan hanya sekedar kebetulan ?! Jutsu macam apa yang bisa melakukan hal seperti ini ?!"

Tanpa menjawab pertanyaan Shukaku, Roro mulai melayang dan bergerak semakin mendekati tubuh raksasa itu untuk memeluk tubuh pasirnya.

Shukaku ingin mendorongnya pergi, namun hanya bisa menyaksikan setiap pasir miliknya yang menyentuh tubuh wanita itu berubah menjadi tanah yang subur dan kehilangan kendali atasnya.

"Sial ! Siapa sebenarnya kamu ?!"

Karena memberikan penjelasan akan terlalu lama, Roro terus mengabaikan Shukaku dan memberikan semua fokusnya pada adik laki-laki tercintanya.

"Gaara...... Oneesan datang. Apakah kamu tidak merindukanku ? Ayo bangunlah."

Dalam kegelapan tanpa ujung, Gaara kecil yang ketakutan terus menutup mata dan telinganya dari suara-suara penuh kebencian yang datang entah dari mana.

Dia ketakutan, dia kesepian, tapi kemanapun dia pergi, hanya ada kegelapan.

"Yashamaru ! Dimana kamu ?!"

Dia benci tempat ini, dan ingin segera pergi. Namun sayangnya meskipun dia sudah berlari sepanjang waktu, dia tidak menemukan cahaya sedikitpun dan terus terjebak didalam kegelapan.

"Gaara....."

Saat dia pikir dia akan mati di tempat mengerikan itu, Gaara mendengar suara yang sangat akrab. Suara penuh kasih yang dia dapatkan dari saudara perempuannya.

"Neesan ?"

"Ayo bangun......"

"Neesan.... Tolong aku ! Aku benci tempat ini !"

"Oneesan datang."

Gaara merasakan kehangatan menyelimuti seluruh tubuhnya, dan seluruh ruang hitam disekitarnya retak seperti cermin yang rusak.

'Apa yang terjadi ?'

Gaara menutup matanya saat suara pecahan bergema dengan keras di telinganya.

Sesaat kemudian, saat dia membuka matanya kembali, dia sudah berada diluar dan dalam pelukan saudara perempuannya.

"Oneesan ?"

"Ya..... Selamat siang sayang. Kamu terlambat bangun."

Tubuh Ichibi yang sebelumnya menjulang begitu tinggi dan besar telah benar-benar lenyap, digantikan oleh tanah subur yang menumpuk dibawah wanita dan anak yang sedang berpelukan mesra.

Menyaksikan langsung kejadian tersebut, semua orang benar-benar tidak bisa mempercayai apa yang dilihat oleh mata mereka.

Siapa yang menyangka, bahwa monster yang mereka tangkap dengan begitu susah payah hingga mengorbankan begitu banyak nyawa bisa dikalahkan dengan sangat mudah oleh wanita itu.

"Neesan. Aku tadi terjebak di tempat yang sangat gelap tanpa sedikitpun cahaya, itu benar-benar mengerikan !"

"Sudah tidak apa-apa sekarang."

"Neesan, bagaimana caramu menyelamatkan ku dari tempat itu ?"

Mengetuk ujung hidung Gaara secara lembut, Hasina menjawab dengan senyum main-main.

"Aku berhasil menyelamatkanmu dengan kekuatan cinta."

"Jadi neesan mencintaiku ?!"

"Ya~"

"Aku juga sangat mencintaimu !" Dengan mata penuh cinta, Gaara memeluk Roro dengan sangat erat seperti ingin menjadi satu dengannya.

Rasa yang menyaksikan interaksi mereka merasa tersisihkan. Meski dia adalah ayah dari anak itu, Gaara justru lebih mencintai orang lain yang bahkan bukan bagian dari keluarganya.

'Konyol sekali. Apa aku bahkan masih layak disebut keluarga olehnya ?'

Diapun mengintruksikan semua orang untuk mengobati yang terluka dan membereskan semua kekacauan yang terjadi.

╔═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╗
✧*。 see you later 。*✧
╚═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╝

╔═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╗✧*。 see you later 。*✧╚═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╝

Bab sebelumnya 

Daftar bab 

Bab berikutnya 

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan