06. Detektif Conan




Kata 'mengatakan dengan tulus, tanpa adanya maksud lain,' menyengat mata Nicoline.

Nicoline : "....... Dia merasa berdosa entah mengapa."

Lagipula, dia benar-benar melakukannya dengan sengaja, karena ingin melihat kekesalan pihak lain yang mendambakan payudara sebesar dirinya.

Di titik ini dia mulai yakin bahwa ayahnya telah membukakan pintu belakang lain untuk dirinya, jika tidak, semua tidak akan berakhir dengan seindah ini.

Dan selama Nicoline berpikir, adegan wanita dewasa seksi dan gadis cantik yang menggemaskan dilayar menjadi semakin erotis, yang membuat bahkan para remaja pria memalingkan wajahnya.

PLAK !

Suara payudara yang ditampar oleh Taluna bergema di ruang bioskop itu.

Sonoko : "Ini..... Ini....."

Wajahnya memerah, dan dia bahkan tidak bisa bicara dengan jelas saking malunya.

Apalagi, payudara besar yang bergerak seperti gelombang pasang setelah tamparan, begitu jelas terpampang di depan layar !

Reborn : "Mereka benar-benar sangat bersemangat."

Tsunayoshi  : "Reborn !"

Kogoro : "Ba– bagaimana bisa bayi sekecil itu mengatakan hal yang sangat memalukan !?"

Disisi lain, pejantan merak tertentu, masih berusaha mencari perhatian.

Satoru : "Tenang saja Kisa-chan~ aku tidak melihat wanita dari tubuh maupun wajahnya."

Kugisaki : "Tidak ada yang tanya !"

Para murid yang berdedikasi pun berusaha melindungi guru wanita dari dunia lain mereka.

[ Ophelia : "Itu sakit....."

Taluna : "Bagus ! Rasakan sakit itu lebih lama !"

Sepertinya aku sudah terlalu berlebihan, pikir Ophelia menyesal.

Setelah diabaikan selama beberapa waktu, akhirnya, sebagai permintaan maaf, Ophelia pun menawarkan diri untuk membantu Taluna mengumpulkan buah beri kesukaannya.

Hingga tibalah mereka di hutan yang disinari matahari, tempat dimana bunga-bunga liar menari mengikuti bisikan angin, membawa aroma manis buah yang telah matang.

Hanya sekilas pandang, siapapun bisa melihat permata merah dan biru montok yang berkilauan menggoda di antara dedaunan.

Namun bagi Ophelia, sensasi memetik buah beri dengan cepat memudar menjadi kebosanan.

Ophelia : "Ugh, Taluna, apakah kita harus terus memetik buah beri biasa ini ?" desahnya, melemparkan segenggam blueberry bulat sempurna ke dalam keranjang anyaman mereka.

Ophelia : "Maksudku, pasti ada sesuatu yang lebih menarik yang bisa kita lakukan !"

Taluna, elf dengan rambut pirang berkilauan yang berkedip-kedip seperti sinar matahari di atas air, mendongak dari tugasnya, tanpa menyadari ketidaksabaran temannya yang semakin meningkat.

Taluna : "Lakukan saja, lagipula kamu menyukainya juga kan ? Pai yang lezat !" Serunya, suaranya merdu yang menyatu dengan kicauan burung.

Ophelia : "Aku tahu, aku tahu. Tapi bagaimana jika…”

Mata Ophelia berbinar nakal.

Ophelia : “Bagaimana jika kita menggunakan sihir untuk membuat buah beri ini menjadi lebih menarik?”

Penasaran, Taluna menyingkirkan keranjangnya, telinga elf yang panjang terus bergerak naik turun karena penasaran.

Taluna : “Apa maksudmu?”

Dengan gerakan tangannya, Ophelia menyulap lingkaran sihir yang berputar-putar dengan warna-warna cerah.

Udara berkilauan dengan berbagai rune yang tertulis disana, dan segera, dia terkekeh riang saat melambaikan jari-jarinya, mengubah buah beri kecil yang terkumpul menjadi bentuk yang sangat aneh. Katak gemuk dengan mata melotot dan senyum konyol.

Ophelia : “Lihat! Frogberry!” katanya sambil terkekeh.

Katak itu melompat dengan canggung, membuat Taluna terkikik.

Ophelia : “Tunggu ! Masih ada lagi !” lanjut Ophelia, meramu lebih banyak sihir.

Dia berputar dan berputar, memanggil bentuk-bentuk yang berubah dari naga kecil yang lucu dengan kaki spaghetti menjadi unicorn gemuk dengan mata yang sangat kecil.

Tepat saat Ophelia hendak mengungkap mahakaryanya, sebuah buah beri berubah menjadi bentuk paling menjijikan yang bisa dibayangkan. Makhluk yang menyerupai persilangan antara orang-orangan sawah dan gurita, dengan rambut liar dan keriting serta kaus kaki yang tidak serasi sebagai lengannya !

Ophelia : “Taluna! Lihat ini!” seru Ophelia, mengangkat kekejian itu dengan bangga.

Namun, Taluna yang melihat monster mengerikan itu, mengeluarkan suara jeritan yang menggema di seluruh hutan, mengejutkan burung-burung di dekatnya hingga terbang.

Taluna : “Apa itu ?!”

Ophelia tertawa terbahak-bahak.

Ophelia : “Ini adalah the Scare-Octopus-Berry! Bukankah itu hebat?”

Taluna : “Menjijjkan !” jawab Taluna, masih mencengkeram hatinya, dengan mata terbelalak.

Namun, kepanikannya hanya membuat Ophelia tertawa lebih keras.

Ophelia : “Oh, ayolah! Itu hanya buah beri yang imut !” Ophelia mencibir, dan menyeka air mata tawanya.

Taluna : “Imut ? Siapapun yang memiliki mata dan estetika yang normal akan tahu bahwa itu mengerikan !" Gerutu Taluna, wajahnya mengerut saat meraih busur sihirnya, talinya bersinar dengan cahaya halus.

Taluna : "Jika menurutmu itu Imut, kau harus lihat betapa Imutnya dirimu saat aku menembakmu dengan anak panah sihirku !"

Ophelia, yang masih terkekeh, menepukkan kedua tangannya untuk menciptakan lingkaran sihir murni yang besar, mengubahnya menjadi perisai.

Ophelia : "Ok, ayo, gadis elf !"

Dan dimulailah pertarungan seru mereka. Taluna meluncurkan anak panah berkilauan yang padam di tengah penerbangan menjadi peri-peri kecil yang cekikikan.

Ophelia membalas dengan bentuk-bentuk liar, seperti jeli goyang yang menggelinding ke arah Taluna hanya untuk meledak menjadi pelangi warna-warni, membuat elf itu menghindar ke samping.

Taluna : "Hei! Aku membidikmu !"

Taluna tertawa, melemparkan anak panah lain yang berubah menjadi manusia salju dengan tangan mengepak, membuat mereka berdua tertawa terbahak-bahak.

Dengan setiap mantra yang dirapalkan, mereka berubah dari petarung tangguh menjadi seniman aneh, menciptakan aula dengan bentuk buah beri aneh yang menari dan berjingkrak di sekitar mereka.

Hutan itu dipenuhi keceriaan saat mereka dengan riang memanggil makhluk-makhluk lucu yang berguling-guling, yang semakin lucu dari sebelumnya.

Setelah beberapa saat, tawa mereka memenuhi udara begitu deras hingga mereka jatuh ke rumput yang lembut, terengah-engah.

Taluna : "Oke, oke! Kau menang! Buah beri itu bisa menunggu." Ucapnya, masih terkekeh geli memikirkan apa yang baru saja mereka lakukan.

Ophelia menyeringai, menyeka sisa air matanya karena kelucuannya.

Ophelia : "Bagus! Mari kita buat sirkus buah beri saja. Aku yakin ini akan menjadi lebih menyenangkan !"

Saat mereka berbaring di rumput, cekikikan melihat kejenakaan mereka, mereka menyadari bahwa mereka telah mengubah apa yang awalnya merupakan ekspedisi memetik buah beri yang biasa-biasa saja, menjadi hari yang tak terlupakan yang dipenuhi dengan tawa dan keajaiban.

Dan siapa yang mengira bahwa buah beri yang mengerikan itu bisa menyimpan benih kegembiraan seperti itu? Dengan itu, mereka memutuskan untuk mencari cara baru dalam memadukan keajaiban dan kesenangan ke mana pun mereka pergi setelahnya. ]

Tsunayoshi : "....... Syukurlah, Ophelia-san bisa tertawa kembali."

Gokudera : "Ya. Ekspresi cemberutnya sangat jelek."

Chrome : "Kuharap, Taluna-san, bisa hidup sedikit lebih lama."

Ran : "Ya. Aku juga berharap."

Tidak tahu apakah keputusasaan wanita itu sebelumnya sudah terlalu mengakar di benak mereka, atau apakah penyaring penampilan semua orang terlalu tebal. Yang pasti, mereka masih berpikir bahwa Ophelia adalah sosok lembut dan kesepian, yang membuat mereka berharap seseorang bisa menemaninya meski hanya sebentar.

Yang pasti, mereka masih berpikir bahwa Ophelia adalah sosok lembut dan kesepian, yang membuat mereka berharap seseorang bisa menemaninya meski hanya sebentar


Bab sebelumnya

Daftar bab

Bab berikutnya

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan