07. Jujutsu Kaisen
[ Di lorong kelas sekolah menengah jujutsu, wajah Masamichi Kisa berwarna merah tidak normal, dan tubuh yang biasanya berdiri tegak dengan bangga, kini sedang terhuyung-huyung saat dia mengambil setiap langkahnya.
Pusing dan lemas yang dia rasakan pun berhasil mengalahkan kontrol dirinya, dan pandanganya mulai menghitam secara cepat, hingga pada akhirnya dia kehilangan kesadarannya.
Disaat itu, secara kebetulan Nanami Kento yang lewat memperhatikan, dan dengan kecepatan tercepatnya dia menangkap tubuh anggun yang akan terjatuh ke lantai.
Nanami : "Kisa-san, Kisa-san...... Apa kamu mendengar ku ? Kisa-san !"
Pemuda itu memeluknya dengan khawatir, dan sedikit menggoyangkan tubuh teman sekelasnya beberapa kali untuk membangunkannya, namun gagal.
Tanpa pikir panjang, dia pun langsung membawanya menuju uks, dengan dia yang masih terus memanggil namanya di sepanjang perjalanan.
Hingga sesampainya mereka di tempat tujuan, Ieiri Shoko yang melihat sahabat baiknya di pelukan Nanami Kento, langsung mengarahkan junior itu untuk meletakkan ke kasur saat dia mengambil termometer dan beberapa alat yang dibutuhkan.
Shoko : "Apa yang terjadi !?"
Nanami : "Aku juga tidak tahu, tapi beberapa hari belakangan dia tidak menghadiri kelas, dan akhirnya datang kembali dengan kondisi seperti ini."
Shoko : "Seharusnya Yaga-sensei tahu. Aku akan bertanya padanya nanti."
Nanami : "...... Apakah kondisinya sangat buruk ?"
Shoko : "Un...... Sepertinya dia tidak cukup makan dan sangat kekurangan waktu untuk beristirahat."
Setelah beberapa saat, telpon di saku Ieiri Shoko berbunyi, dan setelah mengangkatnya, dia terlihat sedih dan menghela nafas panjang seperti benar-benar telah kehilangan energi.
Shoko : "Sungguh..... kenapa harus sekarang !?"
Setelah melihat Kisa yang tergeletak tak berdaya di atas kasur dengan rasa bersalah, Ieiri Shoko pun bangkit dari tempat duduknya.
Shoko : "Aku harus pergi. Aku titipkan Kisa padamu dulu Nanami, jika ada yang tidak kamu ketahui, kamu bisa menghubungiku kapan saja kamu perlu."
Nanami : "Ah..... Baik."
Menutup pintu, Ieiri Shoko sempat berhenti beberapa saat di luar, namun dengan cepat berjalan pergi dengan penuh kepercayaan.
Seharusnya baik-baik saja.
Nanami adalah pria yang baik dan sopan !
Dan sekarang, hanya dua orang didalam ruang UKS itu. ]
Shoko : "Wow~ apakah akhirnya akan ada adegan romantis di film ini ?"
Nanami : "Jangan bercanda Ieiri-san."
Memikirkan interaksi antara dua orang di layar yang sangat jarang, Nanami ragu sesuatu seperti romansa bisa terjadi diantara mereka.
Tsunayosi : "Aku merasa mereka berdua akan sangat cocok bersama."
Gokudera : "Jika itu yang judaime katakan, itu pasti benar !"
Namun sang ahli romansa, Suzuki Sonoko memiliki pendapat yang berbeda.
Sonoko : "Insting ku mengatakan bahwa akan sangat sulit bagi mereka untuk bersama."
Ran : "Eh ? Kenapa ?"
Sonoko : "Itu...... Aku tidak yakin....."
Mendengar keraguan dan keinginan tahuan dua gadis itu, Kudo Yusaku akhirnya angkat bicara untuk menjelaskan.
Yusaku : "Karena keduanya sama-sama terlalu dewasa dan rasional. Akan sangat sulit untuk mencapai titik balik dengan sifat semacam itu."
Meski mungkin akan mudah jika mereka mau dengan jujur mengungkapkan perasaannya ....
Tapi menurut pengamatannya sejauh ini, dua orang itu tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya tanpa alasan kuat yang memaksa mereka.
Seperti Kisa contohnya, yang menjelaskan alasannya berusaha mengubah dunia sihir, karena tidak ingin dianggap sebagai orang baik oleh orang lain.
[ Setelah beberapa jam kemudian, Masamichi Kisa pun akhirnya membuka matanya.
Kisa : "..... Aku......"
Nanami : "Kamu bangun ? Apa kamu butuh sesuatu ?"
Kisa : "Nanami ?"
Nanami : "Ya."
Memegang lengan baju teman sekelasnya, Kisa terlihat seperti anak kecil lucu yang dengan manja memohon padamu untuk sesuatu.
Kisa : "Jangan pergi......" ]
Kudo Yusaku yang merasa tertampar : "..........."
Orang baik ....
Ini sangat memalukan ....
Kenapa kamu tiba-tiba keluar dari karaktermu !?
Setidaknya, untung saja tidak ada yang peduli dengan kata-katanya barusan.
Memang tidak ada yang peduli dengan kata-katanya, tapi sayangnya harimau putih tertentu peduli dengan kesehatannya.
Atsushi : "Wajah orang itu sangat merah, apa dia juga demam seperti Kisa-san ?"
Ranpo : "Pfft–"
Fukuzawa : "Ranpo."
Ranpo : "Hai~"
Dazai : "Dia hanya malu~"
Pria pemalu Kudo Yusaku : "..........."
Tidak perlu dijelaskan, terimakasih !
[ Meski tertegun sejenak, dia dengan cepat kembali sadar dan duduk didekat gadis itu seperti tidak terjadi apa-apa.
Nanami : "Aku tidak akan pergi."
Mungkin karena demam, tapi saat melihat sosok yang stabil dan dewasa disampingnya, Masamichi Kisa yang sudah terlalu lama memegang tanggung jawab, entah di dunia ini atau sebelumnya, menjadi sedikit emosional.
Dia lelah ....
Dia sangat lelah dan ingin bersandar meski hanya sebentar, dan kebetulan Nanami Kento terlihat seperti seseorang yang bisa diandalkan.
Kisa : "Ini melelahkan..... Nanami......"
Dia bisa saja berhenti, tapi dia tidak mau menyia-nyiakan semua usaha, waktu, dan uang yang telah dia berikan demi rencana besar miliknya.
Ah ....
Ini semua terjadi hanya karena dia lupa mencari asisten tambahan untuk mengatur jadwalnya.
Karena keteledorannya, dia sampai kelelahan dan demam, benar-benar .... bodoh sekali ....
Nanami : "Apa ada yang bisa ku bantu ?"
Kisa : "Ada, tapi sebelum itu, bolehkah aku bertanya ?"
Nanami : "Selama aku bisa menjawabnya."
Kisa : "Bagaimana perasaanmu mengenai dunia sihir ini ?"
Nanami : "...... Sangat buruk."
Kisa : "Ya, aku setuju."
Nanami : "Lalu bagaimana denganmu ?"
Kisa : "Ingin mendengar semuanya ?"
Nanami : "Jika kamu tidak keberatan."
Kisa : "Tidakkah kamu bertanya-tanya, mengapa komunitas sihir bisa melakukan eksekusi sesuka hati ? Bagaimana bisa ada yang mengakui aturan seperti itu ?"
Ketika Kisa melihat beberapa hal kuno di dunia sihir, dia sudah berpikir untuk menghancurkan semua hal foedal lama ini.
Apalagi setelah dikejutkan oleh perintah kematian yang diperlakukan seperti hal yang normal oleh mereka.
Ya, sebenarnya alasan dia ingin mengubah dunia sihir bukan hanya karena Ayahnya saja, tapi juga karena beberapa aturan yang menurutnya berbahaya.
Dia tidak bisa membiarkan orang-orang semacam itu memegang kekuasaan.
Meskipun di tempatnya, itu adalah hal biasa, tapi dia sudah terlanjur terbiasa dengan hukum di dunia ini, dimana setelah terdakwa terbukti melakukan kesalahan yang sangat berat lah, barulah dia bisa di berikan hukuman mati.
Bahkan yang lebih membuat kesal, pejabat tingkat tinggi dapat mengeluarkan perintah hukuman mati sesuka hati, terlepas dari undang-undang yang sudah negara ini sahkan, dan konyolnya, hukuman mati ini benar-benar dilaksanakan dan tidak ada siapapun di dunia sihir yang keberatan.
Nanami : "...... Itu......"
Melihat bahwa Nanami kebingungan untuk menjawabnya, Kisa menatap pemuda itu dengan mata yang tegas, untuk menunjukkan betapa seriusnya dia sekarang,
Kisa : "Nanami, tidak ada seorang pun yang berhak menghakimi orang lain, apalagi merenggut nyawa orang lain dengan mudah."
Oleh karena itu, dia tidak akan pernah setuju dengan praktik dunia sihir.
Mau apakah itu baik ataupun buruk, kehidupan adalah sesuatu yang perlu dihormati.
Karena .... itulah yang ayahnya ajarkan kepada dirinya.
Dan dia akan selalu mengingat hal ini untuk selamanya.]
Giotto : "Wanita yang luar biasa....."
Radar ayah diaktifkan.
Masamichi Yaga mengeluarkan aura membunuh untuk mengancam lawan.
Giotto : "........ Aku hanya memujinya."
Comments
Post a Comment