12. Jantung Yang Berdegup Kencang




Memegang nampan berisi cupcake dan teh, aku berjalan menuju keruangan Mitsunari yang sepertinya masih belum ada orang yang mengingatkannya untuk beristirahat.

Pelayan A : "Apakah anda datang untuk membawakan Mitsunari-sama makanan lagi Lyra-san ?"

Aku menghentikan langkahku saat salahsatu pelayan mengajakku bicara, dan menjawab pertanyaannya sambil memberikan senyum terbaikku pada para pelayan yang sedang membawa cucian ditangan mereka.

Lyra : "Ya~ Seseorang harus merawatnya agar dia tidak sakit karena mengabaikan tubuhnya sendiri."

Mendengar jawaban dariku, dua pelayan yang sebelumnya terlihat lembut dan tidak berbahaya, berubah menjadi bersemangat dengan antusiasme tinggi yang terasa agak berlebihan.

Pelayan B : "Anda selalu sangat baik dan perhatian pada semua orang. Saya harap tidak ada lagi orang yang berpikiran buruk tentang anda !!!"

Pelayan A : "Benar ! Mereka hanya pernah melihat anda dari kejauhan, dan tidak benar-benar pernah berbicara dengan anda secara langsung. Bagaimana bisa mereka tidak menyukai anda hanya karena penampilan dan ras anda yang berbeda ?!"

Pelayan B : "Benar !!! Benar !!!"

Situasi ini ....

Aku ingin segera melarikan diri.

Lyra : "Terimakasih kalian berdua. Ayo mengobrol lagi saat ada waktu nanti. Untuk sekarang aku akan pergi dulu."

Berjalan dengan arah yang saling berlawanan, aku dan dua pelayan itu akhirnya berpisah sebelum situasi semakin tidak terkendali.

Aku agak khawatir, karena untuk beberapa alasan, orang-orang menjadi fanatik dan mulai memujaku untuk beberapa alasan sepele.

Ini sangat tidak nyaman ....

Setelah berjalan untuk beberapa saat, aku telah sampai di depan kamar milik Mitsunari yang terdengar sangat sepi.

Lyra : "Mitsunari-san. Ini aku, Lyra. Bolehkah aku masuk ? Aku membawa makananmu."

Hening ....

Tidak ada jawaban.

Dia pasti tidak mendengarnya karena terlalu fokus seperti biasanya.

Baiklah. Jika sudah begini, maka aku hanya bisa menggunakan cara itu.

Lyra : "Maaf, tapi saya akan masuk. Permisi~"

Menerobos masuk karena aku sudah mendapatkan izin darinya sebelumnya.

Flip~ Flip~

Yang menyambut kedatanganku setelah menerobos masuk, hanyalah Mitsunari dengan kacamatanya sedang membolak-balik halaman buku, tanpa menyadari sosok baru yang telah memasuki ruang pribadi miliknya.

Flip~ Flip~ Flip~

Suara kertas dari membalikan satu persatu halaman dibuku, merupakan satu-satunya suara yang ada di ruangan itu.

Menaruh nampan di atas tatami karena seluruh meja telah dipenuhi oleh buku, aku mengulurkan tanganku kearahnya yang masih menatap isi buku tanpa menyadari kehadiranku. Dengan tepukan lembut di bahu-

BRAK !!!

Punggungku membentur tatami saat Mitsunari mendorongku dengan dia berada di atasku memandang dengan ekspresi terkejut.

Akulah yang harusnya terkejut !!!

Ada apa dengan ekspresi konyol mu itu ?!

Lyra : "Ouch !!!"

Mitsunari : "Maaf !!! Aku benar-benar menyesal !!! Aku sangat terkejut dan tidak menyadari bahwa itu adalah kamu, Lyra-san !!!"

Lyra : "Untuk sekarang, tolong menyingkir dariku dulu."

Mitsunari yang menyadari betapa ambigunya pose kami sekarang, bergegas menjauh dengan semburat merah jambu di kedua pipinya.

Meski menggemaskan, aku tidak sedang ingin mengaguminya sekarang. Punggungku sakit, dan tanganku yang terbentur meja seperti telah meninggalkan memar di kulit. Dengan semua ini, mana mungkin aku masih peduli padanya.

Mitsunari : "Itu..... Aku..... Maaf....."

Lyra : "Tidak apa-apa. Aku sekarang hanya terkejut karena kamu tiba-tiba menjadi sangat agresif seperti tadi."

Pipinya yang merah muda telah berubah menjadi merah tua secara tiba-tiba.

Aku tidak tahu apakah aku terlalu santai, yang membuatnya menjadi malu karena bereaksi secara berlebihan ?

Lyra : "Sudahlah. Bagaimana jika kamu mulai makan sekarang ? Aku sudah membawakannya untukmu."

Mitsunari : "U-Um......"

Memperhatikan Mitsunari yang memakan cupcake buatanku seperti itu adalah makanan mewah, membuat senyum di bibirku semakin lebar.

Entah sejak kapan aku mulai menjadi sangat perhatian padanya.

Entah karena dia adalah yang paling baik padaku, atau karena aku selalu mengangumi mereka yang suka mencari ilmu pengetahuan dan berusaha keras untuk apa yang mereka perjuangkan.

Tapi yang paling mungkin sepertinya karena aku adalah orang dengan daya ingat dan paham yang buruk, itulah yang membuatku sangat tahu betapa sulitnya menjadi pintar tanpa IQ tinggi untuk mengimbangi usaha yang telah kau curahkan.

Tidak semua orang terlahir istimewa dengan diberkahi kelebihan, karena menyadari hal itulah aku berakhir menghormati mereka yang berusaha keras demi tujuan serta impian mereka.

Apalagi dia yang cukup pintar dan berbakat di bidangnya, masih terus berusaha meski dia sudah diberkahi dengan banyak kelebihan, namun tetap tidak merasa unggul dan terus berusaha untuk meningkatkan dirinya.

Lyra : "Kamu benar-benar luar biasa, Mitsunari-san......"

Mitsunari : "Eh..... ? Terimakasih ?"

Lyra : "Tetaplah seperti itu, jangan pernah berubah. Aku mengagumimu yang seperti ini."

Mitsunari : "Maka aku akan berusaha untuk tidak berubah sampai kapanpun, dengan begitu kamu akan terus mengagumi ku selamanya."

Dengan senyum malaikat tak berdosa miliknya, dia mengucapkan sesuatu yang agak mengganggu tanpa dia sadari.

Aku tidak tahu kenapa, tapi aku merasa sedikit agak tidak nyaman.

✧ʚ .·:*¨༺♡༻¨*:·. ɞ✧

Matahari tenggelam, dan bulan menghiasi langit malam bersama puluhan ribu bintang-bintang.

Angin yang bertiup, membawa hawa dingin menembus kehangatan pakaian yang tebal. Di luar kamarku, tepatnya dihalaman. Aku duduk di batu hias besar yang diletakan sebagai dekorasi taman sambil menatap kolam kecil yang memantulkan bayangan bulan.

Aku bukan tipe orang yang akan menghargai pemandangan, tapi.

Lyra : "Apakah aku benar-benar tidak akan pernah bisa kembali ?"

Aku suka mencari pemandangan indah saat aku sedih.

Ibuku mengajariku untuk melihat hal-hal indah yang ada di sekitarku untuk lebih menghargai hidup saat mengalami masalah yang dirasa sangat susah.

Lyra : "Sesuatu yang ada di dekatmu, kau tak peduli samasekali. Jika kau terlalu dekat, kau akan melupakannya~"

Closer .....

Lagu yang tidak pernah ku bayangkan akan ku nyanyikan dengan sangat menjiwai. Saat ini setiap liriknya terasa seperti menusuk hati.

Lyra : "Aku akan tetap menggenggam keberanian di hatiku, untuk bertahan hidup melewati hari esok-"

Crack !!!

Suara ranting patah telah mengejutkanku dan menghentikan nyanyianku.

Seseorang sepertinya sedang mengawasiku.

Lyra : "Siapa ?!"

??? : "Maaf~ sepertinya aku telah menggangu nyanyian indah mu."

Pria berambut putih dengan mata berwarna emas yang menusuk, keluar dari balik pohon.

Tunggu !!!

Apakah pohon itu memang selalu sebesar itu, sampai-sampai bisa menyembunyikan tubuhnya tanpa diketahui olehku ?!

Mitsuhide : "Itu lagu yang indah, benar-benar cocok dengan malam yang gelap ini."

Dia ingin mengatakan laguku suram, kan ?

Lyra : "Ya. Lagu yang baik adalah lagu yang paling cocok dengan suasananya."

Mitsuhide : "Kamu tidak marah ?"

Lyra : "Karena menggangu nyanyianku ? Apakah aku terlihat seburuk itu ?"

Mitsuhide : "Heh.... Maksudku memata-matai mu."

Dengan senyum mencurigakan diwajahnya, Mitsuhide seperti menungguku untuk marah atau tersinggung.

Ada apa dengannya ?

Benar-benar orang aneh ....

Lyra : "Aku tidak mengerti mengapa aku harus marah. Aku sadar dengan ras dan identitasku yang tidak jelas, aku tentu harus terus diawasi demi keamanan dan keselamatan banyak orang."

Banyak sekali orang ditempat ini, jika orang yang mencurigakan dibiarkan berjalan-jalan dengan bebas hanya karena perasaan yang disebut sebagai 'percaya', aku akan benar-benar merasa kasihan pada semua orang yang bekerja di tempat yang tidak layak seperti ini.

Lyra : "Meski aku sekarang sudah dipercaya, aku hanya disini selama beberapa bulan saja. Jika kamu bisa mempercayai sepenuhnya seseorang yang baru kamu temui, aku akan mulai mempertanyakan keajaiban macam apa yang bisa membuat kalian semua bertahan hingga kini."

Mitsuhide : "Hahahaha........"

Tawa Mitsuhide yang keras mengejutkanku.

Aku tidak tahu kenapa dia tiba-tiba bertingkah seperti itu ....

Apakah benar-benar ada yang salah dengannya ?!

Mitsuhide : "Kamu tidak takut selalu diawasi sepenjang waktu ?"

Hm .... ?

Lyra : "Ka-kamu tidak akan mengawasi saat aku mandi dan berganti baju, kan ?!"

Kata 'sepanjang waktu' sangat membuatku takut.

Aku tidak peduli diawasi, mengingat aku adalah orang asing di sini. Tapi, jika saat melakukan hal yang sangat privasi juga diawasi ....

Mitsuhide : "Jangan melihatku seperti itu. Meski aku tidak keberatan mengawasimu sepanjang waktu bahkan saat mandi, karena bagaimanapun juga itu pasti akan menjadi pemandangan yang sangat indah. Tapi, aku memiliki kehormatan ku sebagai pria dan menghargai privasi para wanita. Aku tidak akan pernah melakukan tindakan tercela seperti mengintip wanita diwaktu pribadi mereka."

Syukurlah ....

Aku hampir menangis tadi ....

Eh ?

Menangis ?

Bukannya aku seharusnya menghajarnya ?

Mitsuhide : "Lagu tadi....."

Lyra : "Ya ?"

Mitsuhide : "Apakah kamu memerlukan teman untuk menemanimu sekarang ? Aku bisa menjadi pendengar yang baik."

Pendengar yang baik, ya ?

.... ....

Ini tidak seperti rahasia atau apa, bagaimanapun bercerita tidak akan membuatku rugi. Mitsuhide juga sudah menawarkan diri sebagai pendengar, jadi ku pikir tidak apa-apa bercerita untuk meluapkan isi hati.

Lyra : "Sebenarnya, aku memiliki keluarga terbaik yang pernah ada. Mereka akan mendukungku dan selalu ada di setiap kali aku merasa sedih maupun lelah. Tetapi karena aku terbiasa memiliki mereka di sisiku, aku selalu merasa itu adalah hal yang wajar bagi mereka untuk selalu bersamaku, dan tidak mengetahui betapa beruntungnya aku."

Meringkuk memeluk lututku, aku yang hampir menangis di tengah-tengah cerita, bergegas menyembunyikan wajahku di antara lutut dan dadaku sambil terus bercerita.

Lyra : "Sampai, aku kehilangan perawatan dan kepedulian mereka, baru saat itulah aku menyadari betapa berharganya mereka. Namun aku tidak cukup menghargainya, dan hanya menyadari semua itu hanya setelah aku telah kehilangan mereka."

Step .... Step .... Step ....

Telingaku bergerak tidak karuan saat suara langkah kaki berjalan mendekat.

Satu .... Dua .... Tiga ?

Ada banyak dari mereka !!!

Apa yang harus ku lakukan ?!

Aku yang sudah mencuci muka dengan air mata pun menjadi panik seketika.

Aku tidak ingin terlihat !!!

Aku tidak mau siapapun melihat !!!

Aku-

Swoosh~

Aku tersentak saat tubuhku diangkat oleh dua tangan kuat dan dibawa dalam pelukan yang hangat.

Ini .... Ini .... princess carry ?!

Meski hal semacam ini adalah impian bagi para gadis, tapi aku yang sekarang sudah terlalu tua untuk hal semacam ini ....

Ini .... Sangat memalukan !!!

Lyra : "Ap-Apa yang ?!"

Tangan Mitsuhide yang menopang punggungku, tiba-tiba menekan ku semakin dekat kearahnya yang membuat tubuh kami saling menempel erat.

Apa yang dia pikirkan ?!

Mitsuhide : "Sembunyikan wajahmu. Kamu tidak ingin siapapun melihatmu sekarang kan ?"

Ah .... ....

Dia ....

Lyra : "Kemana kamu mau membawaku ?"

Mitsuhide : "Tempat rahasiaku. Disana kamu bisa menangis sepuasnya ditempat itu tanpa ada yang melihat."

Lyra : "Pembohong...... Kamu akan melihatku......"

Mitsuhide : "Maka aku akan menunggu di tempat yang agak jauh sampai kamu merasa baik."

Lyra : "Bagaimana jika aku melarikan diri ?"

Wajah Mitsuhide mendekat dan aku bisa merasakan nafas hangatnya berhembus di sekitar leherku. Disaat berikutnya, suara yang lembut namun berbahaya di bisikan olehnya ke telingaku dengan nada yang cukup berbahaya.

Mitsuhide : "Kamu bisa mencobanya. Kemanapun kamu pergi, aku akan menangkap mu dan membawamu kembali."

Kata-kata terakhir yang dia ucapkan adalah yang paling menakutkan.

Mitsuhide : "Lagipula kamu tidak bisa lari."

DEG !!! DEG !!! DEG !!!

Bahkan jantungku berdegup kencang saking takutnya !!!

Yeah ....

Itu pasti karena takut.

┏━━━━✦❘༻༺❘✦━━━━┓Jangan lupa vote untuk dukungannya


Bab sebelumnya 

Daftar bab 

Bab berikutnya 

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan