11. Menjadi Lebih Percaya Diri Karena Pekerjaan
Alma : "Ssssst~ tidak apa-apa, tenanglah. Aku akan membantumu melarikan diri dari mereka semua."
Wanita yang kecantikannya bahkan mampu mengimbangi ras elf, telah muncul tepat disaat aku sedang melarikan diri dari kejaran para manusia.
Namun suara yang menenangkan, telah memberikan kedamaian dalam hati yang penuh ketakutan akan teror yang terus mengejar ku tiada henti-hentinya.
Alma : "Semua akan baik-baik saja mulai sekarang. Kamu memilikiku." Wanita itu berjalan ke arahku dengan sangat hati-hati dan lembut, bertidak sakan-akan khawatir akan menakut-nakutiku.
Dengan pelukan yang sehangat pelukan ibu, dia membawaku pergi dari tempat mengerikan dan memberikanku kesempatan hidup yang baru.
Untuk pertama kali dalam hidupku yang sangat panjang, aku sangat ingin menjadi egois dengan menghentikan waktu, agar aku bisa terus bersamanya untuk selamanya.
Tapi–
Aku membuka mata, dan menyadari bahwa semua hanyalah mimpi.
Lyra : "Alma......."
Apapun yang ku lakukan, aku tidak akan pernah bisa menghentikan waktu.
Aku kehilangan pahlawan, ibu kedua, dan teman pertamaku.
Betapa tidak adilnya dunia ....
Lyra : "Eh ?!"
Aku kehilangan siapa ?!
Apakah Alma sudah tiada ?!
Perasaan lembab dikedua pipiku membuatku menundukkan kepala secara spontan, hanya untuk menyaksikan tetesan air mata yang telah membasahi selimutku membuat bekas diatasnya.
Lyra : "Aku merasa akan gila......."
Perasaanku terlalu sering terombang-ambing oleh kenangan yang selalu tiba-tiba muncul tanpa peringatan. Aku merasa aku hampir kehilangan diriku sendiri karenanya.
Namaku Elle ....
Lyra : "Elle Walker...."
Tapi tubuh dan ingatan ini milik Lyra Syldan. Lalu, yang mana aku yang sebenarnya ?!
Siapa aku ?!
Jika ini sekarang adalah tubuhku. Bagaimana dengan tubuhku yang asli ?
Keluarga dan teman-temanku, apakah mereka sedang mencari dan mengkhawatirkan ku ?
✧ʚ .·:*¨༺♡༻¨*:·. ɞ✧
Setelah berhasil memenangkan diri dari mimpi sebelumnya. Aku yang saat ini sedang berada di dapur tradisional milik Nobunaga di kastil azuchi, sedang menyibukkan diri dengan mengaduk adonan cupcake di mangkuk kaca milikku, menggunakan hand whisk yang keduanya kudapatkan dari dapur sihir ruangku.
Masamune : "Kenari~ kamu sudah ada di dapur sepagi ini lagi ?"
Lyra : "Maaf. Apakah aku menggangu ?"
Aku mengingat dimana terakhir kali aku membuat bau gosong memenuhi seisi dapur karena tidak terbiasa menggunakan alat tradisional.
Mengatur api secara manual menggunakan kayu bakar, jelas bukan sesuatu yang umum dipelajari oleh orang dari masa depan !!!
Bagaimanapun, aku selalu hidup dengan alat berteknologi maju yang sangat mudah digunakan. Bahkan chef handal sekalipun akan kesulitan memasak dengan alat seadanya seperti ini, jadi kegagalanku itu normal.
Ini bukan alasan !!!
Aku tidak sedang membuat alasan !!!
Masamune : "Tidak. Sebenarnya, karena semua makanan buatanmu sangat menarik, aku senang bisa belajar darimu. Terlebih lagi kamu sering memberikan saran yang membantu dan sangat inovatif. Kamu benar-benar harta berharga kami, kenari."
Lyra : "Walaupun sebelumnya kamu sempat meragukan kemampuanku ?"
Aku masih ingat rasa malu akibat bau gosong yang tidak kunjung hilang saat itu !!!
Masamune : "Mendengar semua alat sihir yang kamu ceritakan, normal jika kamu tidak bisa memasak dengan benar."
Lyra : "Meski kamu sudah mengatakan sejauh itu, aku masih malu mengingatnya......"
Saat aku cemberut sedih, Masamune yang mungkin melihatnya tiba-tiba mengelus kepalaku dengan tangan besarnya yang sedikit kasar berkapal, dan membuatku tersentak terkejut merasakan kelembutan dari tindakannya.
Dia ....
Tidak seperti godaannya yang biasa, dia yang sekarang sangat penuh perhatian tanpa membuatku merasa tidak nyaman.
Masamune : "Tidak ada yang sempurna. Bahkan untuk elf sepertimu yang bisa mempelajari segalanya dengan sangat cepat, tidak luput dari ungkapan itu."
Karena sudah lama aku hampir tidak pernah mengalami kegagalan yang sangat fatal setelah aku bukan lagi pemula seperti dulu, aku merasa kegagalan ini hampir seperti sejarah hitam dalam hidupku yang sangat ingin ku lupakan.
Tapi ....
Lyra : "Kamu benar. Jika aku mengganggap kegagalan sebagai proses pembelajaran, kenangan yang ku pikir memalukan tidak terasa seperti itu lagi."
Tidak ada yang memalukan dari sebuah kegagalan. Karena yang memalukan adalah tidak mau mengakui kegagalan dan berusaha untuk belajar memperbaiki kegagalan itu.
Masamune : "Jadi~ Apa yang sedang kamu buat sekarang ?"
Lyra : "Mengingat aku belum pernah membuat cupcake di tempat ini, aku akhirnya memutuskan untuk membuatnya. Aku bersyukur aku memiliki cetakan cupcake di dapur ku, jadi aku tidak perlu kesulitan mencari cetakan yang tidak ada di tempat ini."
Resep cupcake yang ku gunakan, adalah resep cupcake vegan tanpa telur, tanpa susu, dan tanpa butter yang sering ku gunakan untuk sepupuku yang memiliki alergi.
Kenapa ?
Meski aku sudah sangat senang bisa membuat manisan, mengingat bahwa aku bahkan memiliki cafe ku sendiri. Aku memiliki kebiasaan memakan makanan buatanku untuk menilai kelayakannya alih-alih hanya menanyakan pendapat orang lain. Alhasil, aku terpaksa mengubah banyak resep menjadi vegan karena tubuh 'istimewa' ku sekarang.
Masamune : "Apa ini juga manisan lagi ?"
Lyra : "Ya...... Bagaimanapun membuat manisan adalah keahlianku."
Masamune : "Kuharap itu benar-benar satu-satunya alasanmu."
Lyra : "Eh..... Apa maksudmu ?"
Masamune : "Bukan apa-apa. Ada yang bisa ku bantu ?"
Lyra : "....... Um..... Tolong bantu adukkan adona ini, aku mau memanaskan oven dulu."
Mengabaikan perkataan Masamune yang agak terasa aneh, aku pun pergi memanaskan oven yang ku pesan dari pandai besi.
Melihat api yang mulai menyala, aku tersenyum mengingat semua masalalu kegagalan yang telah terjadi. Meski aku yang sekarang sudah cukup ahli dalam mengatur api, dimana bahkan aku telah berhasil memperkirakan suhu hanya dengan merasakannya saja tanpa alat bantu lainnya. Sebenarnya, aku hampir tidak bisa menghitung berapa banyak kegagalan yang telah kulakukan demi mempelajari semua itu.
Tapi, siapa sangka wanita yang terus menerus gagal ini sudah berubah menjadi pro hanya dalam beberapa minggu ....
Jika aku yang dulu diberitahu bahwa ada orang yang bisa mempelajari hal sesulit itu dalam waktu yang singkat, aku pasti hanya akan tertawa dan menganggapnya sebagai omong kosong.
✧ʚ .·:*¨༺♡༻¨*:·. ɞ✧
Setelah selesai memanggang, aku dengan senang hati mempersembahkan cupcake yang masih hangat kepada Nobunaga, yang merupakan bos ku sekarang.
Nobunaga : "Hm~ bentuk yang aneh. Apa ini ?"
Lyra : "Namanya cupcake. Percayalah, rasanya sangat enak. Aku juga sudah mencobanya tadi dan aku rasa untuk saat ini, ini sudah cukup layak."
Nobunaga : "Aku ingin donat ku."
Donat .... Donat .... Donat !!!
Meski aku pribadi cukup menyukai donat, dan donat buatanku sendiri disukai oleh orang lain telah sangat memuaskan egoku. Sayangnya, terus menerus membuat hal yang sama berulang-ulang tanpa henti sudah membuatku sangat bosan !!!
Aku pemilik cafe !!!
Bukan pemilik toko donat !!!
Lyra : "Cobalah dulu. Aku bosan jika hanya membuat hal yang sama setiap hari. Besok aku akan membuatkan donat kesukaanmu, tapi untuk saat ini biarkan aku membuat apapun yang ku mau."
Nobunaga : "Baiklah....."
Meski terlihat tidak puas, Nobunaga jelas senang dengan rasa dari cupcake yang sepertinya sesuai dengan seleranya.
Berjalan keluar dengan perasaan bahagia, aku juga sangat puas dengan situasi saat ini. Menjadi koki pribadi Nobunaga, hampir tidak ada bedanya dengan pekerjaanku yang sebelumnya.
Meski baru menjadi koki selama beberapa hari, tapi aku sudah sangat dihormati. Walaupun aku yang sebelumnya juga sudah cukup dihormati, tapi alasannya berbeda. Jika dulu karena mereka mengira aku adalah wanita milik Nobunaga, aku yang sekarang dihormati karena pekerjaanku.
Dan akhirnya, aku pun memutuskan untuk tidak melarikan diri sampai aku tahu cara untuk kembali.
Comments
Post a Comment