10. Rencana Pelarian Telah Resmi Ditunda
Meski senang dengan reaksi dari para pria, aku sebenarnya agak merasa bingung. Seingat ku, aku sudah mengatakan bahwa Alma adalah manusia rubah, tapi reaksi mereka saat itu tidak sebanding dengan yang sekarang.
Lyra : "Sepertinya aku sudah mengatakan bahwa Alma adalah manusia rubah sebelumnya. Apakah aku salah ?"
Masamune : "Kenari. Ini berbeda, kamu hanya mengatakan manusia rubah. Meski itu juga sudah cukup mengejutkan, tapi rubah berekor sembilan memiliki cerita yang benar-benar panjang di tempat kami. Tentu saja reaksi yang akan ditunjukkan mengenai dua hal tersebut akan sangat berbeda."
Hideyoshi : "Dan semua orang di sini memanggilnya dengan sebutan yōkai." Ucap Hideyoshi yang masih sibuk memisahkan duri ikan di atas mejanya.
Lyra : "Saat aku muncul sebelumnya, semua orang langsung ketakutan. Lalu, apakah semua yōkai adalah ras yang jahat ?"
Hatiku sakit setelah memikirkan bahwa ras Alma mungkin dinilai sebagai sesuatu yang jahat oleh mereka.
Jika aku tidak salah ingat, saat aku membaca novel fantasi dari negara China. Rubah ekor sembilan dalam cerita sering dikaitkan dengan goblin penggoda yang merebut pasangan lain, atau bahkan menghisap 'sesuatu' dari mereka untuk memperkuat diri.
Sedangkan di negara Korea, rubah ekor sembilan dalam drama diceritakan sebagai makhluk yang memakan hati pria demi berubah menjadi manusia.
Lalu .... Di anime, ada yōkai rubah berekor sembilan yang telah menjadi makhluk pembawa bencana dan teror.
Meski beberapa dari mereka dikisahkan baik pada akhirnya. Tapi, itu tidak akan mengubah pendapat orang lain mengenai mereka di masa lampau.
Mitsunari : "Lyra-san. Yōkai adalah roh dan entitas. Perilaku mereka dapat berkisar dari jahat atau nakal, hingga baik hati kepada manusia. Sayangnya, karena yōkai adalah makhluk yang penuh misteri, alhasil lebih banyak manusia yang cenderung takut dan mencurigai tanpa benar-benar tahu."
Nobunaga : "Padahal keberadaan yōkai sendiri masih diragukan. Orang-orang lemah cenderung takut pada banyak hal, bahkan takhayul." Nobunaga mendengus dingin dan membuat senyum yang merendahkan saat sedang mengucapkannya.
Sial, apa karena visualnya yang terlalu bagus, atau efek filter di game. Orang ini terlihat sangat tampan bahkan saat membuat ekspresi sombong yang menyebalkan itu.
Lyra : "Lalu, apakah rubah berekor sembilan merupakan yōkai yang baik ?"
Mitsunari : "Di beberapa kisah-kisah yang pernah ku baca, banyak yang memuji mereka dengan kebijaksanaan mereka yang tak terbatas. Namun, saat ini mereka telah dianggap sebagai goblin yang tidak dapat dipercaya."
Lyra : "Be–Begitu....... Ternyata......."
Melihat ketidaknyamananku, semua orang memiliki suasana yang aneh pada mereka. Aku tidak yakin dengan alasan apa yang membuat mereka menjadi seperti itu. Apakah itu simpati atau hal lainnya, untuk saat ini aku tidak begitu peduli.
Menghela nafas lembut, aku memakan sesuap demi sesuap sayuran hijau di mangkuk porselen, dan menghindari semua jenis makanan yang berbahan dasar hewani meski sangat menginginkannya.
Suasana hatiku yang sudah sedih membuat dadaku menjadi terasa sesak, karena kecewa pada daging menggoda yang ku tahu terasa enak, namun tidak mungkin bisa untuk ku makan. Tubuh elf sialan memaksaku sang pencinta daging untuk menjadi vegetarian.
Bau daging membuatku tidak bernafsu makan, yang sangat tidak adil bagiku. Daging tercintaku menggoda dengan warna dan cara penyajiannya, tapi aku mencium bau tidak sedap dari mereka dan tidak lagi memiliki harapan untuk memakannya.
Aku menyadari bahwa daging itu memiliki bau yang sama dengan yang biasa ku makan, atau justru lebih baik. Tapi, di tubuh ini bau yang menggoda telah berubah menjadi bau yang memuakkan.
Masamune : "Kenari~ kenapa kamu tidak mencoba hidangan daging yang ku buat ? Apa kamu tidak menyukainya? Aku benar-benar sedih~"
Lyra : "Maaf Masamune. Semua elf adalah vegetarian. Ras kami hidup di alam dan meminta persetujuan dari alam untuk mendapatkan tempat tinggal dan makanan. Kami tidak akan pernah mengambil kehidupan tanpa adanya alasan kuat yang memaksa kami untuk melakukannya. Satu-satunya alasan kami dapat memakan tumbuhan hanya karena hutan telah memberikan kami izin untuk mengkonsumsinya."
Mendengar mulutku yang berbicara secara otomatis seperti biasa, aku hanya bisa meratapi ketidak beruntungan ku setelah mengetahui bahwa masalah itu adalah bawaan dari ras.
Berbeda dengan kesedihanku ....
Sekilas, aku melihat kekaguman terlintas di wajah mereka. Namun, Mitsunari adalah yang paling menunjukkan perasaannya tanpa berusaha untuk bersembunyi seolah-olah itu adalah hal yang memalukan.
Sungguh. Betapa anak yang jujur ....
Serius, apa Mitsunari benar-benar tidak begitu populer ?
Apa Ana telah berbohong ?
Mitsunari : "Aku membaca di perpustakaan milikmu sebelumnya. Elf adalah anak-anak yang dicintai oleh alam, dan alam melindungi mereka. Jadi itu benar?"
Lyra : "Ya dan tidak. Maksudku, hanya high elf yang mendapatkan perlindungan alam meski telah terpisah dari hutan tempat mereka tinggal. Sedangkan untuk elf biasa hanya akan dilindungi selama mereka tidak melewati batas hutan yang telah ditentukan, dan half elf tidak mendapatkan hak khusus apapun selain mana mereka yang berlimpah."
Tiba-tiba sosok Alma yang memegang bola kristal muncul di benakku.
Lyra : "Alma...... Padahal aku memiliki banyak sekali mana, jadi kenapa aku bahkan tidak bisa membuat sihir tingkat rendah sekalipun ? Hanya karena aku half elf, kenapa ? Kenapa takdir begitu tidak adil ?"
Alma : "Sayangku. Aku tahu ini tidak adil bagi kita. Aku sangat tahu itu. Karena itulah, aku akan mengubah dunia ini dan *********."
Tunggu sebentar !!!
Ada apa dengan sensor barusan !?
Aku tahu ada yang salah dengan kepala ku. Tapi, siapa sangka itu bahkan memiliki kemampuan khusus untuk melakukan sensor di bagian-bagian tertentu !?
Di benakku, aku sudah meledak karena marah. Namun, tubuh ini tetap mempertahankan fasad tenang dan lembutnya.
Aku merasa telah melakukan penipuan. Sisi luar dan dalam terlalu bertolakbelakang.
Tapi apa maksud ingatan aneh itu ?
Bukannya aku bisa menggunakan sihir ruang ?
Masamune : "Ku rasa aku harus belajar memasak banyak hidangan vegetarian untuk mendapatkan niat baik mu, kenari~"
Lyra : "Terimakasih."
Nobunaga : "Selama bukan hewan, kamu bisa memakannya kan ?"
Hah !?
Pertanyaan yang mencurigakan. Apa yang sedang direncanakan olehnya ?
Lyra : "Um..... Ya...."
Nobunaga : "Lalu, apakah kamu pernah memakan konpeitō sebelumnya ?"
Konpeitō ?
Apa itu ?
Sejauh ini aku belum pernah memakan makanan yang memiliki nama seperti itu.
Lyra : "Ku rasa tidak....."
Nobunaga : "Lalu cobalah !"
Lyra : "Hm.....!?"
Nobunaga mengambil benda berbentuk bola kecil, dan dengan permukaan bergelombang dalam berbagai warna dibungkus kertas dengan rapih, dari lengan kiri kimono miliknya.
Benda kecil ini. Bukankah mereka permen !?
Saat aku mengulurkan tanganku untuk mengambil satu dari tangan Nobunaga, Hideyoshi yang sejak tadi diam menjadi bersemangat entah bagaimana.
Hideyoshi : "Nobunaga-sama !!! Bagaimana bisa anda masih menyembunyikan lebih banyak konpeitō !? Memakannya secara berlebihan buruk bagi Gigi anda !!!"
Wow ....
Nobunaga : "Itu tidak terlalu banyak. Aku makan dengan sewajarnya."
Hideyoshi : "Sewajarnya bagi anda jauh dari kata wajar bagi orang normal."
Nobunaga : "Itu bukan salahku mereka tidak mampu membeli banyak konpeitō."
Hideyoshi : "Bukan itu intinya !!!"
Masamune : "Hahahaha....... Hideyoshi, menyerah lah saja. Kamu tidak pernah menang."
Mitsunari : "Aku mendengar bahwa selama gigi dibersihkan dengan benar, semua akan baik-baik saja."
Nobunaga : "Dengar itu Hideyoshi ?"
Hideyoshi : "Tuan ku, ini demi kesehatan gigimu !!!"
Mitsuhide : "Akhirnya, tempat ini jadi sedikit lebih meriah."
Ieyasu : "Konyol sekali."
Pertengkaran hebat antara keduanya berlangsung sangat lama. Di sisi lain, aku sedikit terkejut dengan betapa harmonisannya interaksi orang-orang di sini, hampir tidak ada bedanya dengan teman-teman normal yang biasa di duniaku.
Mungkinkah aku salah dalam menilai mereka ?
Meski interaksi mereka yang asli sangat mustahil terjadi di dunia nyata. Tapi, bukan berarti hal itu juga berlaku sama di game, karena banyak perubahan pasti telah dilakukan.
Pelarian ku, mungkin aku bisa menundanya sampai aku sudah mengenal mereka lebih lama lagi.
Comments
Post a Comment