09. Rubah Berekor Sembilan




Mengobrol dengan Mitsunari terasa sangat menyenangkan, kita saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Lalu dia yang membuat ekspresi beranekaragam di wajahnya setiap membaca sesuatu yang ajaib di buku, sungguh sangat menghiburku. Sejujurnya aku juga cukup terkejut dengan banyaknya informasi yang terlalu tidak masuk akal bagi orang modern. Tapi, mengingat bagaimana aku telah banyak sekali menonton berbagai film dan membaca manga fantasy, hal yang aneh untuk menjadi nyata, sudah tidak terasa aneh lagi sebenarnya.

Sepertinya memang benar kalimat bahwa manusia adalah makhluk yang cepat untuk beradaptasi. Selain keterkejutan di awal, semuanya baik-baik saja. Meski aku masih mencoba menerima kenyataan bahwa aku telah masuk ke dalam dunia otome game, aku dengan cepat menerima identitas baru ku walau sulit.

Untuk saat ini aku hanya ingin mendapatkan semua ingatan itu. Untuk urusan kembali ke dunia ku, akan ku pikirkan setelah aku mendapatkan semua fragmen ingatan yang tidak lengkap dulu.

Lagipula kenapa juga aku harus sedih dengan tubuh baru ku ?

Lihat lah aku. Aset milikku sekarang telah menjadi impian hampir semua kaum hawa. Tubuhku yang saat ini jauh lebih cantik, lebih pintar, lebih sexy, lebih .... ....

Aku ingin menghela nafas untuk membuat ku merasa lebih baik. Tapi, seseorang di sampingku sekarang, membuatku menghentikan keinginan itu.

Ya ampun ....

Aku tidak tahu tentang kekuatan fisik ku saat ini, tapi aku setidaknya tahu bahwa mentalitas Elf ini sangatlah lemah hingga mendekati rapuh. 

Aku tidak punya hak untuk menghakimi sifat rendah diri dan penakutnya, tapi karena tubuh ini sekarang adalah milikku (walaupun sejak awal itu adalah tubuhku) aku tidak menyukainya. Atau untuk lebih jujur, sebenarnya aku sangat membencinya.

✧ʚ .·:*¨༺♡༻¨*:·. ɞ✧

Setelah para pria puas menjelajahi seisi rumahku, mereka berkumpul kembali di perpustakaan dan mengungkapkan keinginan mereka untuk kembali. Mereka semua, selain Mitsunari yang terlihat patah hati karena harus berpisah dengan semua buku-buku ku.

Lyra : "Mitsunari-san, jika kamu ingin membaca di perpustakaan ini, kamu bisa mengatakannya padaku nanti. Aku akan dengan senang hati membawamu ke perpustakaan lagi. Bagaimanapun juga aku sangat senang memiliki seseorang yang bisa diajak berbicara tentang berbagai buku dan pengetahuan."

Mitsunari : "Lyra-san........ Hai. Terimakasih atas keramahannya." Senyuman yang menghangatkan hati terbentuk di bibirnya, dan matanya yang melengkung seperti bulan sabit memiliki tanda kecantikan di sudut mata kirinya, yang membuat wajah tampan itu semakin terlihat mempesona.

Setelah semua orang keluar dari ruang dimensi milikku, Nobunaga yang aku akhirnya ingat siapa sebenarnya dia, telah memerintahkan kami semua untuk makan bersama. Makanannya sangat kaya dan sangat bervariasi, hanya saja informasi mengejutkan membuatku hampir tersedak dengan memalukan didepan mata semua orang. Semua ini disebabkan oleh koki yang memasak semua makanan, karena koki itu tidak lain dan tidak bukan adalah Masamune yang sebelumnya telah memelukku.

Pria itu bisa memasak !?

Masamune : "Kamu terkejut kenari?"

Lyra : "Lagipula siapa yang akan menyangka kamu bisa memasak, dan namaku Lyra."

Aku tidak tahu kenapa mereka suka memberikan nama panggilan aneh untukku ....

Nobunaga : "Ada yang masih ingin ku tanyakan padamu Lyra."

Lyra : "Apa itu?"

Nobunaga : "Apakah kemunculan mu yang tiba-tiba sebelumnya juga adalah salah satu kemampuan dari sihir milikmu?"

Aku berharap mulutku akan menjawab secara otomatis seperti sebelumnya, tapi sayangnya mulut ini tetap tertutup tanpa adanya tanda-tanda akan terbuka sendiri. 

Disisi lain, setelah tidak kunjung mendapatkan tanggapan dari ku, Nobunaga bahkan mulai mengerutkan keningnya dengan tidak puas.

Karena tidak mungkin aku untuk jujur setelah semua yang terjadi, maka aku hanya bisa mengatakan setengah kejujuran untuk menyesatkan penilaian mereka.

Lyra : "Aku menemukan artefak (cermin) aneh yang belum pernah ku lihat sebelumnya di dungeon (toilet). Disebabkan oleh kecerobohan ku menyentuh hal asing itu, alhasil aku berpindah tempat secara tiba-tiba tanpa aku tahu dimana dan bagaimana aku bisa muncul di tempat kita bertemu sebelumnya."

Keputusan ku untuk setengah jujur merupakan keputusan yang benar, karena aku melihat bahwa Mitsuhide menyipitkan matanya dan mengawasi ku seperti scanner pendeteksi kebohongan. Dengan kata lain, jika jawabanku tadi sepenuhnya hanya berisikan kebohongan, aku pasti akan langsung ketahuan.

Mitsuhide : "Kamu tidak mengatakan semuanya kenari~"

Lyra : "Aku percaya kalian setidaknya akan memberikan ku sedikit hak untuk menyembunyikan privasi ku, bukan?"

Anggap saja pergi ke toilet merupakan sesuatu yang harus dirahasiakan, lagipula aku perempuan, anggap saja itu sebagai hal yang memalukan.

Lyra : "Aku bukan tahanan kan?"

Nobunaga : "Yeah~ kamu tidak perlu mengatakan sesuatu yang tidak ingin kamu katakan."

Hideyoshi : "Tidak ada manusia yang tidak memiliki sesuatu yang perlu dirahasiakan. Selama kamu tidak merahasiakan sesuatu yang akan merugikan kami, kamu bisa menyimpan rahasia itu hanya untuk dirimu sendiri."

Mereka cukup lembut ....

Saat aku melihat sampul game, aku membayangkan sekelompok pria arogan yang perlu dijilat oleh protagonis utama agar bersikap lebih manusiawi seperti banyak otome game lainnya, tapi ....

Lyra : "Terimakasih......."

Aku merasa tertampar oleh penilaian sepihak ku sendiri ....

Padahal aku selalu menyarankan setiap orang yang ku kenal agar tidak terlalu cepat menilai sesuatu yang belum diketahui, tapi aku justru melakukan hal sebaliknya. Manusia memang munafik, tidak peduli seberapa kamu berusaha untuk menjadi lebih baik.

Mitsuhide : "Nobunaga-sama benar. Maaf karena menekan mu sebelumnya. Sebagai permintaan maaf aku meminum sake ini untuk mu."

Saat aku melihat sake bening di gelas keramik, sebuah kenangan terlintas dalam benak ku.

Alma : "Lyra~ Lyra~ Lyra kecilku~."

Lyra : "Alma !!! Berapa banyak alkohol yang kamu minum !? Hentikan sekarang juga!!!"

Alma : "Tidak!!! Tidak mau~"

Lyra : "Alma!!!"

Alma : "Maaf Lyra...... Aku bersumpah apapun yang terjadi, aku tidak akan pernah menyakitimu. Jadi....... Saat..... Hari itu tiba...... Tolong percayalah padaku....."

Lyra : "Alma?"

Tanpa sadar aku membuat kesalahan dengan menyebut nama Alma, karena sakin terkejutnya dengan adegan yang baru saja ku saksikan. Keheningan di ruangan membuat ucapan ku terdengar begitu keras, dan membuat semua mata langsung tertuju kepada ku.

Ekspresi penuh tanya terpampang di wajah mereka, meminta penjelasan dari ucapan ku sebelumnya. Kepanikan ku setelah menyadari apa yang telah terjadi membuatku sangat gugup, dan perasaan basah di dadaku membuatku tahu bahwa aku sedang menangis tanpa sadar.

Lyra : "Aku......" Suaraku tercekat saat aku akan berusaha menjelaskan.

Masamune : "O... oi....... Kenari, ada apa denganmu?"

Aku juga tidak tahu ....

Mataku terus mengalirkan air mata seperti kran yang bocor, dan jantung ku terasa sakit seperti seseorang sedang meremasnya.

Nobunaga : "Apakah ucapan Mitsuhide sebelumnya membuatmu sedih?"

Lyra : "Bukan itu....."

Aku tidak mungkin diam tanpa memberikan mereka penjelasan setelah menangis seperti ini, tapi .... Penjelasan seperti apa yang bisa menjelaskan semua yang ku ingat tadi ?

Lyra : "Sake...... Alma sangat menyukainya, aku tidak pernah melihat sake lagi setelah dia meninggalkan ku, dan sebenarnya aku hanya sedikit emosional saja tadi. Maaf mengejutkan kalian."

Mitsuhide : "Di duniamu memiliki sake juga?"

Lyra : "Yeah..... Tidak hanya itu, Alma bahkan memakai pakaian yang terlihat sama dengan kalian juga."

Mitsunari : "Apakah Elf dan werebeast dikategorikan sebagai ras yang sama, Lyra-san?"

Lyra : "Bukan. Meskipun Alma dari clan rubah berekor sembilan yang sudah punah, dia tetaplah ras werebeast. Werebeast dan elf adalah dua ras yang sangat berbeda."

"Rubah berekor sembilan !?" Tidak hanya satu atau dua, mereka semua di ruangan itu berteriak serempak, dan bahkan beberapa dari mereka mengebrak meja saking terkejutnya. Tapi tidak masalah karena aku justru akan heran jika mereka tidak terkejut setelah aku mengatakannya.

Di tempat dimana rubah berekor sembilan memiliki cerita sendiri tentangnya pasti sangatlah tak terduga.

Di tempat dimana rubah ekor sembilan memiliki cerita sendiri  tentangnya pasti sangatlah tak terduga


Bab sebelumnya 

Daftar bab 

Bab berikutnya 

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan