08. Toyotomi Hideyoshi POV
Peperangan melawan Kennyo dan para pengikutnya telah menjadi semakin buruk beberapa waktu ini, mereka terus mengatakan ingin menghentikan kepimpinan kejam dari raja iblis dengan membunuh tuanku yang merupakan pria hebat yang paling ku hormati di dunia ini, tanpa melihat akibat dari apa yang telah mereka lakukan dengan mengatasnamakan kebaikan banyak orang saat mereka sendiri jugalah yang membuat kekacauan di mana-mana, betapa kumpulan orang-orang munafik.
Ditengah-tengah peperangan yang hampir selesai, cahaya menyilaukan mata muncul tepat di hadapan banyak orang, dan sosok wanita yang sangat cantik membuat semua orang terpana melihatnya, hingga akhirnya telinga panjang milik wanita itu bergerak-gerak seperti ingin memberitahukan kepada seluruh orang bahwa dia bukanlah seorang manusia.
??? : "Apa itu!?"
??? : "Darimana makhluk itu muncul!?"
??? : "Dia memiliki telinga yang sangat panjang. Yōkai..... Itu pasti yōkai!!!"
Benar .... Selain yōkai, makhluk semacam itu tidak mungkin adalah sosok dari seorang manusia.
??? : "Lari!!! Makhluk itu adalah yōkai!!!"
Memperhatikan para pengecut melarikan diri meski mata mereka terus menerus melirik dengan rakus wajah dan tubuh yōkai itu, aku sangat ingin memukul mereka semua.
Apakah kalian tidak memiliki pengendalian diri !?
Saat keributan terjadi, wanita yang orang-orang katakan sebagai yōkai melihat kesana-kemari dan bertindak seperti hewan kecil tersesat, yang sebenarnya terlihat cukup menggemaskan, jika saja dia bukan makhluk aneh yang tidak pernah terlihat oleh mata manusia, aku mungkin akan mengaguminya sama seperti orang-orang itu.
Tapi sayangnya kewaspadaan ku terhadap makhluk asing jauh lebih unggul dari rasa kekaguman atau penasaran.
Nobunaga-sama : "Hahahaha..... Yōkai...... Lucu sekali..... Aku tidak tahu makhluk semacam itu benar-benar ada....."
Tuanku sama penasarannya seperti biasa, ku harap dia bisa sedikit mengendalikan perasaan itu yang mungkin saja bisa menjadi bumerang di kemudian hari.
Yang terburuk adalah, kali ini beliau tidak hanya sekedar penasaran saja, dan langsung berjalan menuju sosok asing tersebut.
Hideyoshi : "Nobunaga-sama. Hati-hati..... Dengan yōkai yang kita bahkan tidak tahu makhluk dengan sifat macam apa dia!!!"
Bagaimana jika makhluk itu menyakiti Nobunaga-sama !?
Yōkai bukanlah sesuatu yang bisa diprediksi seperti halnya manusia, mereka mungkin saja berbahaya, ditambah lagi kita tidak tahu kekuatan apa yang dia miliki dan makhluk dengan sifat macam apa dia.
Melihat bahwa Nobunaga-sama masih terus berjalan menuju yōkai itu, aku semakin panik dan terus membujuknya untuk berhenti.
Sayangnya ....
Nobunaga : "Tenanglah Hideyoshi, kau akan menakutinya......"
Beliau tidak mau mendengarkan perkataan ku samasekali.
Mendesah pasrah, aku memegang katana ku untuk bersiap-siap jika hal buruk sampai terjadi. Aku akan langsung menebas yōkai itu jika dia sampai sedikit saja memiliki keinginan untuk mencelakai Nobunaga-sama.
Tapi semua pikiran untuk melindungi tuanku dengan segenap jiwa dan raga, langsung terhempas jauh, setelah aku mendengar suara "Aaahhh......." jeritan erotis dari yōkai yang justru terlihat seperti telah dirugikan oleh tuanku.
Tu .... Tuanku !?
Tidak apa-apa dengan wanita lain selama mereka manusia, tapi kenapa anda justru tertarik dengan makhluk semacam yōkai !?
Makhluk yang berniat ku tebas sebelumnya terlihat bergetar ketakutan dan bercampur malu dengan semburat merah jambu yang menghiasi pipinya.
Disini justru tuanku lah yang terlihat seperti hooligan yang sedang melecehkan gadis polos nan murni.
Yōkai .... Ada apa denganmu !?
Bukankah semua yōkai buruk dan membenci manusia, tidak .... Konspirasi .... Pasti ada konspirasi di sini !!!
Apakah yōkai itu berniat untuk menurunkan kewaspadaan kami semua agar dia bisa dengan mudah menjalankan rencana jahatnya !?
Nobunaga : "Karena perang telah kita menangkan, ayo segera kembali sekarang."
Eh .... !?
Apakah kita tidak akan mengejar Kennyo dan para bawahannya !?
Ah !!!
Masa bodo dengan mereka sekarang!!!
Yang lebih penting dari itu adalah ....
Hideyoshi : "Tapi...... Nobunaga-sama.... Yōkai itu?"
Elle : "Tolong berhenti memanggilku yōkai!!!" Ucap yōkai yang lebih terasa seperti nyanyian.
Apakah kau berniat berbicara atau bernyanyi, pilih salah satu !!!
Jangan lakukan keduanya disaat yang bersamaan !!!
Tidak terdengar serius samasekali ....
Nobunaga : "Sekarang dia milikku, kamu cukup tahu itu....."
Elle : "Siapa yang kau maksud milikmu!!?"
Sudah ku bilang .... Bicaralah dengan cara yang normal ....
✧ʚ .·:*¨༺♡༻¨*:·. ɞ✧
Berdiri mengawasi di ruangan, aku sangat mengkhawatirkan keselamatan tuanku, beliau tidak memiliki perasaan kritis terhadap yōkai itu sama sekali.
Beberapa saat kemudian ....
Setelah beberapa pertanyaan Nobunaga-sama yang tidak sengaja ku dengar di dalam ruangan, tiba-tiba saja suara panik beliau membuatku langsung menerobos masuk bahkan tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Yōkai yang sebelumnya terlihat lemah, kini semakin terlihat lebih lemah lagi dengan bagaimana dia pingsan di pelukan Nobunaga-sama dengan wajah merah yang terlihat seperti manusia disaat mereka mabuk.
Apa yang sebenarnya sedang terjadi !?
Nobunaga : "Hideyoshi!!! Panggil tabib kemari sekarang juga!!!"
Aku tidak tahu apakah tabib mampu mengobati yōkai, tapi lebih baik mencoba daripada tidak samasekali.
Dan seperti yang sudah ku duga, tabib itu bingung mendiagnosis yōkai itu karena demamnya yang aneh.
Meski dahinya terasa sangat panas, tapi di tempat lain memiliki suhu yang normal, dan saat nafasnya berhembus, dia mengeluarkan suhu dingin yang sangat tidak wajar.
Karena tidak tahu apa yang harus dilakukan, tabib yang terlalu takut untuk memberikan obat itu hanya menganjurkan cara paling sederhana untuk menghentikan demam, yaitu mengompresnya.
✧ʚ .·:*¨༺♡༻¨*:·. ɞ✧
Setelah sesampainya kami di Kastil Azuchi, kami bekerja seperti biasa disaat yōkai yang masih terbaring lemah itu dirawat oleh Ieyasu.
Aku masih ingin mengawasi yōkai itu, bagaimanapun juga dia adalah makhluk yang tidak diketahui identitasnya samasekali. Untuk berjaga-jaga, aku bahkan sampai membaca buku yang berisi uraian tentang makhluk mitologi, tapi .... Aku tidak bisa menemukan jenis Elf ini meski itu adalah buku terlengkap dan tertua di perpustakaan.
Hideyoshi : "Kenapa tidak ada? Yōkai itu tidak sedang berbohong kan?"
Saat aku akan pergi mengecek kondisi dari wanita itu, aku justru menyaksikan dua panglima perang sedang menggangu yōkai yang seharusnya diwaspadai.
Masamune : "Yeah~ Itu benar~ tidak kecil sama sekali~"
Memperhatikan Masamune yang menatap dada yōkai itu dengan ekspresi menggoda yang sangat jelas diwajahnya, agak membuatku kesal.
Bagaimana bisa dia melakukan tindakan yang tidak senonoh seperti itu pada wanita milik Nobunaga-sama !!!
Lyra : "H..... Hentai......!!!"
Mitsuhide : "Hee~ ternyata kelinci kecil itu sudah sadar......"
Lyra : "Aku Elf....."
Tidak tahan melihatnya terus menerus dipermainkan oleh rekan-rekan ku, aku pun angkat bicara untuk membuat mereka mengalihkan perhatian kepadaku
Hideyoshi : "Kenapa kalian berdiri di sini? Dan kenapa yōkai itu juga berada di sini?"
Masamune : "Aku sedang mengantar peri ke tempat tuan kita."
Hideyoshi : "Hal gila apa!? Kamu mau membawa sesuatu yang masih diragukan keamanannya pada Nobunaga-sama!?"
Meski aku sudah menganggapnya sebagai wanita tuanku, tapi .... Wanita ini tetaplah yōkai ....
Lyra : "Menyebutku sebagai sesuatu adalah hal yang kasar, aku memiliki nama ku sendiri."
Sepertinya aku sudah kelewatan, bagaimanapun juga dia terus-menerus mengatakan bahwa dia adalah Elf atau semacamnya, disebut sebagai sesuatu memang terkesan meremehkan.
Mitsuhide : "Daripada kelinci, burung kenari mungkin adalah panggilan yang paling cocok dengannya..... Bahkan hanya berbicara biasa saja sudah terdengar seperti bernyanyi."
Masamune : "Apakah kamu mau pergi ke sisiku dan bernyanyi untukku kenari kecil yang pemalu ? Aku berjanji akan menjagamu dengan baik....."
Lyra : "Aku..... Aku....."
Elf itu terlihat sangat tidak nyaman dan benar-benar ketakutan, aku semakin tidak yakin apakah semua kekhawatiran ku mengenainya bahkan diperlukan.
Wanita ini .... Elf ini, apa sebenarnya yang membuatnya menjadi begitu penakut ?
Lyra : "Tangan..... Lepaskan tanganmu dari pinggang ku."
Tidak tahan dengan Masamune yang terus memeluknya, aku meremas tangan yang memeluk makhluk malang penakut itu dan memperingatinya untuk tidak terlalu berlebihan.
Hideyoshi : "Masamune, lepaskan tanganmu darinya. Hanya dengan melihatnya saja siapapun tahu dia merasa tidak nyaman."
Aku tidak tahu masa lalu wanita ini, aku juga tidak tahu asal-usulnya, tapi .... Yang pasti .... Dimata ku sekarang dia hanyalah wanita lemah yang membutuhkan pertolongan.
Hideyoshi : "Aku yang akan mengantarkannya ke tempat Nobunaga-sama, sekalian berjaga-jaga jika dia berani melakukan sesuatu."
Menggenggam tangan yang kecil dan lembut milik wanita itu, tanpa ku sadari nada suaraku menjadi lebih ramah saat bicara ke padanya.
Hideyoshi : "Ayo pergi, jangan sampai Nobunaga-sama menunggu!"
Masamune : "Hei..... Aku yang menawarkan diri untuk mengantarkannya lebih dulu!!!"
Tanpa memperdulikan teriakan kesal Masamune dibelakang, kami terus berjalan tanpa menoleh kebelakang.
Lyra : "Cepat..... Terlalu cepat......"
Hanya beberapa saat kami berjalan, wanita itu sudah tersandung saat melangkah dan bahkan menabrak punggungku, yang untungnya saja dengan refleks tubuhku yang cepat aku bisa langsung menangkapnya tepat waktu.
Lyra : "Arigatō-"
Hideyoshi : "Kenapa kamu sangat canggung sekali!?"
Melihat mata besarnya yang berkabut, aku menjadi menyesal telah membentaknya. Melihat dari bagaimana canggungnya dia berjalan, jelas dia merasa tidak nyaman dengan kimono yang saat ini sedang ia kenakan. Mengingat bagaimana pakaian miliknya sebelumnya, meski begitu vulgar dan terlalu terbuka, jelas terlihat lebih bebas untuk berjalan ketimbang kimono yang sempit itu.
Lyra : "Ma..... Maaf...!!!"
Hideyoshi : "Aku akan jalan lebih pelan."
Lyra : "U...... UMmmm......"
Caranya mengangguk sambil memejamkan matanya terlihat sangat menggemaskan. Setelah diperhatikan lagi wanita ini terlihat sepolos anak-anak, seakan-akan sifat buruk di dunia tidak bisa menodainya.
Mari perhatikan dia sedikit lebih lama lagi ....
Jika dia memang makhluk yang baik dan dapat dipercaya, aku benar-benar telah berhutang permintaan maaf padanya.
Comments
Post a Comment