12. Pertemuan Pertama Dengan Yuta



Berbaring telentang di ayunan gantung di kamar, aku berkedip perlahan. Setelah semua kertas dibersihkan oleh para bawahan, tidak ada lagi kekacauan yang menganggu pemandangan di kamar yang menyelamatkanku dari membersihkan semuanya seorang diri seperti saat aku masih menjadi manusia.

Berkedip dan berkedip.

Aku masih belum terbiasa dengan ruangan yang asing menjadi semakin asing, setelah bertambahnya dekorasi yang sangat menyeramkan didalamnya.

Seperti beberapa sarang laba-laba berbagai bentuk serta ukuran di seluruh tempat, dan satu lukisan besar di dinding atas meja samping tempat tidur gantung di sebelahku.

Itu adalah lukisan aneh yang gambarnya terbuat dari darah, dan dekorasi lainnya adalah senjata kutukan kelas khusus yang terlihat dirawat dengan sangat baik.

Menghela nafas, aku masih ingin memarahi insting bawaan tubuh ini yang seenaknya mendekorasi kamar dengan penampakan yang serupa adegan horor, tapi memutuskan untuk tenang dan mengabaikan semua kengerian ini.

Dibandingkan bercermin dan melihat bagian bawahku sendiri, dekorasi ruangan ini tidak ada apa-apanya.

"....... Persetan dengan dekorasi. Yang lebih penting sekarang......."

Aku turun dari ayunan dan berjalan menuju rak yang berada dekat di meja batu, mengulurkan tangan untuk mengambil perkamen yang terbuat dari kulit entah apa, aku menggosokkan ibu jariku di ikatan dan membukanya. 

"Simbol apa ini sebenarnya ?"

Apapun yang aku lakukan, aku masih tidak bisa mengingat hal tersebut, dan para bawahan juga menyatakan ketidaktahuannya pada perkamen aneh ini.

Jujur ....

Seharusnya hal yang tidak diketahui semacam ini tidak akan menarik keingintahuanku sampai sebanyak ini. Namun, saat aku melihatnya pertama kali, aku tidak bisa melepaskan pandanganku darinya.

Penting ....

Berharga ....

Rahasia ....

Sembunyikan ....

Suara-suara itu terus bergema di kepalaku setiap kali aku menyentuhnya.

Dan dengan semua itu, mana mungkin aku akan mengabaikannya.

"Segel ?"

Tapi bukan kanji atau karakter China.

"Rune ?"

Tapi aku sudah melihat alfabet futhark kuno, dan ini juga bukan.

"Sanskrit juga tidak terlihat seperti ini..... Lalu apakah ini bahkan memiliki arti ?"

Ini bukan simbol acak yang ditulis tanpa tujuan kan ?

"Yang Mulia.... !!!!"

"Kya !!!"

Ruangan hening untuk beberapa saat.

Teriakan imut dengan suara contralto rendah yang sangat dewasa adalah hal paling aneh untuk didengar.

Sangat tidak cocok, seperti pria macho berotot yang bertingkah imut seperti gadis manis, itu hanya membuat siapapun merasa tidak pas.

"Yang mulia ? Anda baik-baik saja ?"

Meski aku menyukai suara seksi ini, namun reaksi bawah sadar telah menghancurkannya.

"Ya ampun..... Ya. Ada apa kamu tiba-tiba muncul seperti tadi ?"

"Gojo Satoru datang !"

"Apa ?!"

Berlari ....

Merayap ....

Apapun itu ! Yang pasti aku bergegas dengan delapan kaki ini untuk pergi secepat yang ku bisa.

Aku tidak peduli apa alasannya !

Kamu datang ke sarang ku, kamu hanya akan menjadi mu–

"Ah ?"

Keluar dari lubang sarang yang hanya berdiameter beberapa centimeter, aku terkejut dengan anak .... Tunggu, tidak, dia remaja .... Dan .... Berambut hitam ?

Jangan bilang ?!

"Ah !!!!"

Dengan teriakan penuh rasa takut dan panik pemuda itu, kutukan kelas khusus tiba-tiba muncul dan berusaha untuk menyerang ku.

"Menjauh dari Yuta !!!!"

Dengan lompatan mundur, aku menghindar.

Membuka semua mata yang tertutup, pupil oranye yang seperti lampu penerangan keluar dari delapan mata di wajah manusiaku. Ke mana pun mereka melihat, aku bisa merasakan perubahan terkecil sekalipun yang terjadi pada semua tempat dengan sangat detail, tak terkecuali kutukan asing, pemuda, dan–

"Apakah menyenangkan menonton dari sana ?"

"Ah~ kamu tahu ? Sedihnya..... ku pikir aku bisa menonton pertunjukan untuk waktu yang lebih lama~"

"Pertunjukan ? Kamu tidak takut aku akan membunuh mereka ?"

Melangkah dengan kaki panjangnya, Gojo mendekat dan langsung memeluk pundak Yuta yang terlihat tidak nyaman.

"Jangan meremehkan pemuda hebat ini."

Pemuda hebat yang sedang dibicarakan, menunduk dengan wajah pucat dan tubuh bergetar seperti saringan.

Mengangkat sebelah alis, aku mengatakan "Begitu ?" Dengan nada yang sedikit meremehkan.

Meski tahu bahwa Yuta memang kuat, tapi dia yang sekarang jelas lebih lemah dari penyihir pertama yang ku bunuh.

Tanpa Rika di sisinya, aku bisa membunuh anak itu dalam sekejap.

"Hei~"

Mungkin tersinggung dengan ekspresi di wajahku, Gojo terlihat .... Tidak .... Dia seharusnya hanya berpura-pura kesal.

"Dia sangat kuat loh~ sebaiknya kamu tidak meremehkannya !"

"Katakan itu lagi setelah dia sudah bisa menatap langsung ke wajahku."

"Cih~ tidak semua orang selain aku mampu, kamu tahu~?"

"APA MAKSUDNYA ITU ?!" Aku berhasil mengeluarkan kalimat dari sela-sela gigiku yang tajam.

Apa maksudnya, aku menakutkan atau semacamnya ?!

Ayo !!!

Katakan dengan lebih jelas jika kamu punya kemampuan, aku pasti akan .... Akan ....

Akan apa ?

Memang apa yang bisa ku lakukan ?

Entahlah, aku juga tidak tahu.

Sial !!!

Gojo .... kamu sialan !!!

Figur mini diriku dalam ruang imajinasi sedang memukul lantai dengan keras sebelum akhirnya mengigit sapu tangan dengan geram.

Mungkin hanya memarahinya dari dalam hati lah satu-satunya apa yang bisa ku lakukan.

Benar-benar posisi yang terbalik, akulah orang yang tidak mempunyai kemampuan itu.

"Jangan terlalu sensitif, menurutku kamu cantik."

"..... Eh ?"

Aku tidak percaya ....

Apakah dia benar-benar Gojo Satoru ?

Seseorang dari duniaku tidak sedang merasukinya bukan ?

"Eh ?!"

Lihat !

Bahkan Yuta berhenti bergetar saking terkejutnya dia.

Anak itu bahkan berusaha mengintip kearah ku saking penasarannya pada sosok yang mampu membuat seseorang seperti Gojo Satoru memuji tampilannya !

"Tentu saja masih lebih buruk dari estetika ku~ Hahahahaha~"

"💢"

Aku ingin membunuhnya !!!

"Jangan marah~ untuk ukuran kutukan, kamu sudah sangat cantik."

"Mengingat wujud para kutukan, standarnya sangat rendah sekali.... ya..... ?"

Senyum kesal terpampang dengan sangat jelas di bibirku sekarang.

Tapi aku benar-benar lelah bermain-main dan hanya ingin tahu tujuannya untuk saat ini.

"Ah..... Sudahlah..... Jadi ? Ada apa tiba-tiba membawa itu." Menunjuk Okkotsu Yuta dengan dagu, aku yang melihatnya gemetaran kembali pun memutuskan untuk mengabaikan anak malang itu dan fokus kearah Gojo yang tersenyum seperti kucing cheshire. "Ke sarang ku, yang sangat terbuka untuk umum ?"

"Tidak ada~ hanya ingin mengajak murid baruku untuk berkenalan dengan teman kutukanku."

"........ Teman..... ?"

"Ya ! Kamu tidak suka itu ?"

Gojo tersenyum, dan senyumannya terlihat berbeda.

Rasanya seperti dia tulus dengan tanpa sifat main-mainnya yang biasa.

".......... Entahlah......."

Cahaya matahari terbenam menyinari tempat kami berdiri, dan lingkaran cahaya oranye menyelimuti sisi wajah pria itu yang hampir membuatku berpikir bahwa apa yang ku lihat saat ini hanyalah ilusi.

Rambut putihnya yang ternoda sinar matahari terlihat lembut dan lembut, meski berdiri seperti kemoceng, namun helaian rambut yang terangkat memiliki kilau alami yang menandakan rambut itu adalah jenis yang berkualitas dan sehat.

Mengingat wajahnya tanpa penutup mata, aku hanya bisa mendesah iri.

Kekuatan, kepintaran, kekayaan, dan penampilan. Meski sifat menyebalkan dan akhlaknya telah digadaikan, Gojo jelas memiliki semua aspek terbaik dari yang terbaik.

Jadi .... Bagaimana orang yang memiliki mata diatas kepalanya benar-benar bisa menganggap ku yang lebih rendah darinya sebagai 'teman' ?

Geto Suguru ?

Dia berbeda.

Selain teman, mereka seharusnya imbang .... Kurasa.

Lagipula aku selalu terlihat seperti idiot saat bertarung, bahkan tidak ada pertarungan, aku selalu mati sesaat setelah bertemu dengannya.

Ditambah lagi dia manusia, sedangkan aku ?

"Berhenti bercanda Gojo Satoru.... Tidak mungkin kita bisa berteman....."

Lebih baik tidak terlalu banyak berharap.

"Kenapa ?"

"Aku kutukan..... Dan kamu penyihir..... Ingat ?"

"Lalu aku yakin kamu pernah mengatakan bahwa kamu mencintai Toge."

"Ugh !" Yuta langsung menutup mulutnya setelah pandanganku dan Gojo beralih padanya.

Tutup matamu bocah !

Yuta seperti akan kehilangan bola matanya karena terkejut dan melotot dengan terlalu berlebihan.

"Kamu benar..... Mungkin kita memang bisa berteman."

"Heh~ tanpa pendirian~"

"DIAM !"

Meski Gojo mengatakan bahwa dia ingin memperkenalkan Yuta padaku, tapi pada akhirnya aku dan Gojo saling bertengkar hingga melupakan kehadiran anak itu, dan baru ingat kembali tujuan awal dari membawa Yuta padaku setelah mereka pergi.

"Benar-benar anak yang transparan."

Tanpa Rika, hawa kehadiran Yuta hampir tidak ada.

Tapi, yang lebih penting dari itu ....

"Ini pertama kalinya Gojo melupakan sesuatu......"

Terkekeh lembut sambil berjalan kembali ke kamar, aku mengharapkan pertemuan berikutnya.

"Aku ingin tahu..... Apakah dia akan kesal ?"

⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘Jangan lupa berikan komentarmu, dan sampai jumpa di chapter berikutnya

⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘
Jangan lupa berikan komentarmu, dan sampai jumpa di chapter berikutnya.
⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘
█║▌│█│║▌║││█║▌║▌║

Bab sebelumnya

Daftar bab

Bab berikutnya

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan