03. Monster tetaplah monster
Ok, mari kita lihat ....
Aku tidak terlalu serius saat menonton anime jujutsu kaisen sebelumnya karena sibuk menikmati makanan ku saat itu, dan jujur saja aku sangat menyesal sekarang !
Bagaimana tidak !?
Aku, yang merupakan kutukan yang bahkan mampu berbicara normal dan memiliki kecerdasan, tapi tidak bisa mengendalikan kekuatannya sendiri, mau ditaruh dimana harga diriku sebagai kutukan kelas khusus ini !?
Mirisnya, satu-satunya yang bisa ku lakukan hanyalah mengeluarkan benang putih dari ujung jariku. Aku tahu konsep energi kutukan yang penggambarannya agak mirip chakra di anime sebelah, dan karena itulah aku bisa mengeluarkan benang itu, tapi untuk hal lain, aku benar-benar merasa seperti idiot.
Water ball, fire ball, rasengan, chidori, bankai !
Meski sudah melakukan berbagai gerakan konyol, aku tidak bisa mengeluarkan apapun dengan membayangkan semua itu walaupun sudah mengeluarkan energi kutukan ku !
Apa yang salah !?
Mungkinkah elemennya tidak cocok ?
Baiklah, apa yang laba-laba umumnya bisa lakukan .... ?
Membuat sarang, merambat di dinding, mengigit untuk meracuni predator atau mangsa ....
Tunggu .... !!
"Ya kali .... aku harus mengigit !?"
Yang benar saja ....
Dengan putus asa dan kekesalan pada dunia, aku menghela nafas panjang dan tanpa sengaja mengeluarkan energi negatif dalam diriku, alhasil asap ungu tua keluar dari celah mulutku yang terbuka seperti halnya merokok, dan dampak dari apapun yang bersentuhan dengan asap ungu gelap yang pekat adalah meleleh seketika.
Korosif !?
"Ini, apakah element ku adalah racun? Apakah aku jenis laba-laba beracun?"
Masih menggunakan cara yang sama, tapi kali ini aku membentuk energi kutukan menjadi bola dengan warna yang serupa dengan asap barusan.
Melihat keberhasilan yang akhirnya telah ku capai setelah berbulan-bulan lamanya, aku tanpa sadar membuat terlalu banyak tanpa berpikir panjang lebih dulu.
(Note : gambar di atas dibuat dengan avatar maker, dan aku melakukan sedikit editan tambahan.)
"Sudah ku duga, aku tidak mungkin lemah, tapi sekarang harus ku apakah semua ini?"
Melihat semua bola energi yang telah ku buat secara berlebihan karena terlalu bersemangat, sekarang aku dibuat panik setelah tahu bahwa aku tidak bisa menghilangkannya.
Shit .... Shit .... Shit ....
Haruskah ku lemparkan saja ?
Selama itu tempat yang tak berpenghuni seharusnya baik-baik saja, ya kan ?
Dengan percaya diri aku melemparkan semua bola energi itu dengan senyuman hangat, dan dengan suara KABOM!!!! Kawah berwarna ungu mencurigakan muncul di tengah hutan yang hijau.
U-Uh ....
"W-Wow...... Apa apaan dengan kawah beracun disana......!? Siapa sebenarnya monster sialan yang bertanggung jawab atas hal itu ?"
"Yang mulia, itu anda....." Ucap anak laba-laba yang baru saja menetas dan ku bawa sebagai pengganti fungsi GPS jikalau aku tersesat, sepertinya masih sangat lugu, dan bahkan tidak tahu bahwa aku hanya sedang bermain-main.
"Aku tahu sayang, aku tahu......"
Aku tidak tahu kenapa aku bahkan berakting seperti ini, sepertinya jiwa drama queen telah terbawa masuk ke tubuh ini bersamaku.
Ok, sebelum kita bertemu siapapun yang memperhatikan ledakan barusan, ayo kembali ke sarang untuk bersembunyi sampai semua debu mengendap dan kekacauan telah berlalu.
"Yang mulia......!!"
"Aku tahu......."
Seseorang, tidak, sesuatu mendekat ke arahku dengan kecepatan tinggi. Meskipun aku belum pernah melihat kutukan lain selain diriku sendiri dan anak-anak ku, aku tahu betul makhluk itu bukanlah manusia.
WOSH~!!!
Makhluk menjijikan yang ku identifikasi sebagai kutukan lemah itu hampir saja menabrak wajahku. Meski aku tahu makhluk itu akan datang, tapi melihat betapa jelek dan dekatnya dia muncul tepat di depan wajahku membuatku sangat terkejut.
"Kya!!! (Jelek sekali !!!)"
Dengan kaki laba-laba yang bersilang di depan untuk menghalau kutukan yang datang, aku mengucapkan "Ryōiki Tenkai : Kodoku (蠱毒, 'racun kutukan')" tanpa sadar.
Keterkejutan ku membuat alam bawah sadar tubuh ini secara otomatis mengaktifkan sesuatu yang mirip dengan ultimate skill, dan mengubah tempat yang sebelumnya adalah hutan menjadi ruangan tertutup dengan sarang laba-laba raksasa yang mengikat kutukan itu ditengah-tengah, lalu untuk bagian bawah telah sepenuhnya dipenuhi oleh cairan kental pekat berwarna ungu meletup-letup yang terlihat sangat beracun.
Ini ....
"Betapa domain yang mengesankan, Akari. Bermain-main dengan begitu buruk, aku suka itu!"
Siapa bayangan pria yang samar-samar itu ?
"Pada akhirnya semua akan kembali membosankan lagi setelah semua ini selesai."
Sekarang suara milik tubuhku saat ini. Apakah yang barusan adalah ingatan inang yang asli ?
"Cukup cari mainan baru, apa susahnya itu?"
Suara pria yang terasa akrab membuatku merasakan kedekatan seperti halnya seorang sahabat.
Tapi meski aku mengatakan sahabat, hubungan ini terasa terlalu ambigu karena seluruh tubuhku berteriak-teriak meminta untuk bertemu. Kerinduan, kebencian, cinta hingga rasa bersalah bercampur menjadi satu, sampai membuatku mual dengan semua perasaan yang terlalu berubah-ubah.
Tapi kewarasan ku menghentikan ku dari memalingkan tubuh dan melakukan kecerobohan saat ada musuh yang perlu diwaspadai berada di dekatku.
Meski aku sekarang sangat kuat hingga titik dimana aku merasa seakan-akan bisa melakukan segalanya saat ini dan di tempat ini, aku menyadari energi ku terkuras terlalu banyak karena domain yang entah bagaimana aktif tanpa aku tahu cara kerjanya.
Namun perasaan mual justru semakin besar setelah pemandangan live dari adegan gore super sadis yang telah ku saksikan tepat didepan mataku, karena terlalu terkejut dengan betapa mengerikan dan tragisnya kematian kutukan itu saat aku membunuhnya dan mengakhiri semua ini.
Jaring laba-laba yang mengikatnya menjerat tubuh tak beraturan itu dan menyusut sedikit demi sedikit hingga tidak berbentuk, dan hanya menyisakan cairan mencurigakan serta beberapa gumpalan menjijikkan.
"Bentuk yang terlihat lebih cocok untuk makhluk rendahan sepertinya yang mulia." Diakhiri dengan tawa mengerikan, laba-laba lugu yang baru saja ku sebutkan terlihat sangat puas dan bangga dengan hasil karya ku.
Mengangkat kaki untuk pergi, aku tidak terlalu memperdulikannya lagi dan berjalan kembali ke sarang. "....... Yeah, kamu benar." Dibandingkan dengan ucapan mengerikan si anak laba-laba, yang paling mengejutkan bagiku sekarang adalah kemunculan perasaan puas yang aneh setelah pembunuhan yang ku lakukan.
Aku benar-benar berubah menjadi monster.
Dalam perjalanan kembali, hati dan otakku telah melakukan pertengkaran hebat dimana yang satu menginginkan ku untuk menerima nasibku dan tidak lagi terikat dengan kehidupanku dulu, dan yang satunya lagi masih berharap untuk menjadi manusia tidak peduli perubahan besar macam apa yang terjadi, dan aku yang masih ragu-ragu dalam membuat keputusan justru bertemu kutukan lain yang bahkan lebih kuat dari sebelumnya.
"Habis sudah." Pikirku.
Aku saja masih meraba-raba kemampuan dari tubuh baruku karena harus belajar secara otodidak tanpa guru, dan sekarang aku justru bertemu dengan musuh baru setelah aku menghabiskan banyak energi ku.
Tanpa kekuatan penuh, tanpa pengalaman ,dan bahkan tanpa pengetahuan apapun.
Ini mungkin akan menjadi akhir ku ....
'Jorogumo-san?'
Suara ini, apakah dia menggunakan telepati !?
"Apa niatmu menemui ku ?"
Aku berusaha terdengar berwibawa agar tidak terlihat lemah dan diremehkan, tapi aku tidak tahu apakah ini akan berhasil atau tidak, bagaimanapun kutukan bukan hal baik, mereka tidak mungkin datang hanya untuk melakukan obrolan santai.
'Aku hanya tidak mengerti, alasan anda menghancurkan alam seperti sebelumnya. Kenapa ? Kenapa anda melakukan hal semacam itu ?'
Karena bingung harus membuang bola energi kemana ?
Mana mungkin aku berani mengatakannya meski itu memang alasan yang sebenarnya.
Jika tidak salah, dia adalah kutukan dari alam atau semacamnya kan ?
Dia jelas tidak akan senang dengan alasan asal-asalan semacam itu.
"Aku-"
"A-apakah itu benar-benar kutukan?"
suara wanita yang berbeda dari telepati membuatku terkejut dan langsung mengambil posisi siap bertarung.
Melihat tiga manusia yang sepertinya langsung datang setelah ledakan energi dan domain yang ku buat sebelumnya, aku memikirkan rencana untuk menjadikan Hanami atau siapapun itu sebagai umpan dan lari, tapi ....
Sialan !!! Dia kabur sendiri !!!
"Apa yang harus kita lakukan? Kabur untuk menyelamatkan diri ku rasa adalah prioritas utama sekarang kan?"
"Seseorang perlu kembali untuk melapor."
Melapor !?
"Tunggu!"
Aku bahkan belum benar-benar bisa mengendalikan kekuatanku, bagaimana bisa aku selamat dari menjadi target seluruh penyihir jujutsu ?
Aku harus menghentikan mereka apapun caranya, tapi untuk sekarang bagaimana jika aku mengajak mereka berdiskusi terlebih dulu ?
Manusia beradab hidup dengan berdiskusi, seharusnya para penyihir jujutsu bukan orang bar-bar yang maniak bertarung, kan ?
"Hiiii!!! Sial!!! Sial!!! Sial!!!" Ekspresi gila menghiasi wajah pucat wanita yang seharusnya cantik, jika lukisannya tidak mengikuti style shingeki no kyojin mode suram on.
"Aku tidak ingin mati, aku tidak ingin berakhir di tempat ini!!!"
Ayolah~ aku bahkan belum melakukan apapun, ada apa dengan reaksi kalian !?
"Ayo serang bersama-sama, lebih baik mati setelah berjuang hingga akhir daripada berakhir tanpa melakukan apapun!!!" Pemimpin tim yang tidak terlihat meyakinkan, berusaha untuk mengangkat moral teman setimnya disaat dia sendiri sebenarnya tidak terlihat begitu percaya diri dengan ucapannya sendiri.
"Benar!!"
"Setidaknya aku tidak menyerah, bahkan jika aku mati, aku mati sebagai pria sejati."
Apa hubungannya mati dengan menjadi pria sejati ?
Dan ngomong-ngomong, apakah tidak ada yang berniat untuk bertanya pendapatku !?
"Manusia, aku tidak ingin membunuh siapapun. Cukup hidup di dunia masing-masing dan jangan saling menggangu."
"Benarkah!?"
"Bodoh!!! Jangan mau tertipu!!!"
"Kutukan itu sepertinya sedang dalam kondisi lemah sekarang, mungkin kita masih memiliki kesempatan!!!"
"Tsk, sudah ku bilang aku-" sebelum ucupa ku selesai, mereka sudah mulai menyerang ku dengan serius.
"Fokus saja pada membunuh kutukan itu dan jangan pedulikan apapun yang makhluk itu katakan!!!"
Kenapa !?
Kenapa tidak ada yang mau mencoba mendengarkan ku !?
Menghindari semua serangan dari tiga manusia yang tidak bisa diajak bicara, aku terus menahan instingku yang terus menjerit-jerit meminta pembunuhan.
Aku ingin mencekik, meremas, menghancurkan, dan mencincang mereka, tapi aku terus menahannya dengan segala cara yang mungkin.
Sayangnya, entah apakah karena takdir memintaku untuk menerima nasibku, atau aku saja yang kurang beruntung, tiga manusia yang menyadari bahwa aku berusaha melarikan diri dan tidak mencoba melawan balik justru semakin arogan dan menyebalkan, terus mengejar ku tanpa henti.
Tidak memberikanku pilihan apapun, aku yang semakin terpojok memutuskan untuk membiarkan instingku mengambil alih.
Aroma besi yang sangat amis memenuhi Indra penciumanku. Membuka mata yang tertutup, aku melihat pemandangan neraka dunia yang penuh warna merah dan ungu, warna indah yang mengejekku sebagai monster yang bertanggung atas kematian tiga orang itu.
Apalagi hutan yang berlumuran darah memberikan rasa kebahagian yang sesat, sudah menghancurkan pertahanan terakhirku.
"Hah~ pada akhirnya monster tetaplah monster."
Bahkan dengan jiwa manusia didalamnya, monster tidak akan bisa berubah ....
Bagaimanapun takdir tidak mengizinkannya, jadi ayo terima saja.
⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘
Jangan lupa berikan komentarmu, dan sampai jumpa di chapter berikutnya.
⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘
█║▌│█│║▌║││█║▌║▌║
Di atas contoh ilustrasi jorogumo dari game Onmyoji.
Kodoku (蠱毒, 'racun kutukan') : adalah sejenis sihir beracun yang ditemukan dalam cerita rakyat Jepang.
Untuk membuat kodoku , para dukun akan mencampur beberapa serangga dalam sebuah toples, dan membiarkan mereka saling membunuh hingga hanya satu yang selamat. Cairan serangga yang selamat akan digunakan untuk meracuni seseorang dengan kutukan yang akan mengendalikan mereka, menyebabkan mereka sial, atau membunuh mereka. Serangga yang tersisa juga dapat digunakan sebagai semacam "jimat keberuntungan" yang memberikan kekayaan besar kepada orang yang melakukan ritual tersebut.
Note : keterangan di atas didapatkan dari wikipedia.
Comments
Post a Comment