04. Kematian pertama
Berhari-hari telah berlalu sejak aku membunuh tiga manusia yang berusaha untuk membunuhku, dan aku akhirnya memutus jalan yang menghubungkan sarang ku dengan hutan tempat kejadian saat itu.
Akhirnya setelah debu mengendap dan asap berlalu, hari-hari ku tetap terus berjalan membosankan mengingat bahwa aku adalah kutukan yang memiliki plakat "aku monster, datang dan murnikan aku" terpasang di atas kepalaku dengan bangga.
Sebagai makhluk yang dibenci oleh masyarakat manusia, aku hampir tidak ada bedanya dengan para buronan, atau bahkan nasibku jauh lebih buruk dari mereka.
Menyeret mayat yang telah ku bungkus dengan benang dan ku tarik menggunakan jaring, aku sedang melakukan pekerjaan harian ku dalam mengumpulkan persediaan makanan bagi anak-anak di sarang.
Meski aku telah menjadi pembunuh, mereka yang ku bawa sekarang bukanlah aku yang membunuh mereka, karena aku memunguti mayat-mayat manusia yang bunuh diri di berbagai tempat. Ini tidak seperti aku memiliki preferensi khusus untuk daging manusia, hanya saja hewan liar sudah semakin jarang bahkan di hutan liar yang belum tersentuh oleh manusia.
"Meski aku tahu salah menodai mayat kalian seperti ini, tapi mengingat bahwa kalian bahkan tidak lagi menginginkan kehidupan dan telah meninggalkan tubuh ini tanpa paksaan, tolong jangan menaruh terlalu banyak dendam padaku."
Merasa cukup dengan persediaan makanan untuk beberapa hari kedepannya, aku yang bermaksud untuk kembali dan belajar lagi di sarang terhenti karena suara yang sudah ku tunggu-tunggu.
SWOSH~ ZRASH~
Suara merdu dari jebakan ku yang berhasil menangkap mangsa hidup untuk pertama kalinya.
He~ ku harap ini rusa atau hewan yang lebih besar, meski aku tidak memerlukan makanan untuk mempertahankan hidup, tapi anak-anakku memerlukannya untuk tumbuh menjadi lebih kuat.
Dan, kenapa kutukan memerlukan makanan untuk menjadi kuat ?
Aku juga tidak tahu, mungkin kami masih satu famili dengan yōkai atau sejenisnya ?
Entahlah .... ....
"Ah........!"
"Eh........?"
Suara feminim dari dua orang yang berbeda saling bertabrakan, dan jangkrik mulai bernyanyi saat suasana menjadi hening sesaat.
Mengedipkan mata ku berkali-kali, aku masih tidak percaya dengan apa yang sedang ku lihat. Dalam jaring laba-laba putih dan lengket yang menggantung di atas pohon, terdapat sesosok gadis cantik berkacamata yang melihatku dengan tatapan penuh ketakutan saat dia terus berusaha melepaskan diri namun semakin terjerat dalam prosesnya.
"Be–betapa gadis kecil yang cantik. Jangan khawatir, aku akan melepaskan mu sayang."
Meski sudah jelas yang menyambut ku berikutnya adalah tatapan curiga, dan dia yang menjadi semakin waspada.
Kamu tidak percaya ?
Tidak apa-apa~
Aku sudah tidak sedih lagi, tidak dipercayai meski sudah berusaha untuk membuktikan diri.
Aku tidak tahu apakah aku terlalu menakutkan atau Maki yang masih lemah tidak mampu menahan tekanan yang muncul dari bentuk fisik ku sekarang, mata Maki yang terhalangi oleh lensa kaca terlihat merah seperti akan menangis.
Di anime dia sangat kuat dan pemberani, jadi mungkin aku hanya membayangkannya saja.
"Lepaskan temanku!!!"
Belum sempat meyakinkan Maki bahwa aku adalah kutukan yang baik, sekarang datang panda yang terlepas dari kebun binatang mencoba mengacaukan situasi.
Melambaikan salah satu kaki laba-laba ku, aku menghempaskan panda yang berusaha memukul, dan karena angin kencang yang ku hasilkan dari menghempaskan tubuh gemuk si panda cukup kuat, aku tanpa sengaja melepaskan tubuh Maki yang masih terjerat oleh jebakan ku, alhasil Maki semakin terlilit dan hampir terlihat seperti mumi.
Sialan !!! Dia jadi mirip seperti ransum yang baru ku pungut.
Melihat situasi saat ini yang akan membuat orang salah paham jika ada yang sampai melihatnya, aku pun bergegas mengangkat tubuh Maki yang menggeliat seperti ulat. Dengan sigap, aku mengarahkannya ke taring laba-laba di tubuh bagian bawahku untuk melepaskan ikatan sesegera mungkin, tapi sayangnya serangan panda bodoh yang tidak tahu apa-apa justru semakin terus berdatangan, dan kekuatannya terus meningkat di setiap pukulan serta tendangan yang dia berikan telah sangat mengganggu proses pelepasan yang sedang ku lakukan.
"Ok!!! Kamu mulai sangat menyebalkan!!!"
Mari ikat si panda dulu dan hentikan gerakannya yang menggangu, baru lepaskan Maki dan bicara lagi nanti.
Bagaimanapun aku tidak ingin membunuh karakter penting di anime, ditambah lagi aku memiliki rencana untuk berteman dengan mereka, karena jika bisa sampai dinilai baik, aku mungkin saja memiliki kesempatan untuk bertemu dengan penyihir nomor satu dan mendapatkan sisi baik darinya, dengan menunjukkan bahwa aku kutukan yang berbeda.
Setelah selesai menenun benang dan menjadikan panda sebagai kepompong, aku melemparnya ke samping dan mengabaikan teriakan berisiknya yang sejujurnya cukup menggangu.
Aku padahal sudah berbaik hati menyisakan kepalamu untuk tidak ikut ku bungkus, tapi bukannya bersyukur, dia malah membuat kerusuhan dengan cara yang berbeda.
"Lepaskan Maki!!!"
"Oh diam lah!!! Aku memang sedang akan melepaskannya!!!"
"Maki!!! A–ah?" Suaranya semakin terdengar keras dan khawatir saat benang ku merayap berusaha menutup mulutnya.
"Apa kau tuli !? Diam untukku sekarang !!!"
"Inumaki !!! Lari !!!"
"Ku bilang di–"
Eh ? Tunggu dulu ....
Inumaki !?
Gulali manis ku yang menggemaskan, kucing nan imut, dan permata indah ku yang berharga, apakah dia juga ada di sini !?
Setelah dipikir-pikir, mereka bertiga adalah teman satu tim, jadi tentu saja Inumaki juga seharusnya akan bersama dua lainnya.
Mengubah bentuk tubuhku menjadi manusia dengan hanya kaki laba-laba yang tersisa di belakang punggung, aku dengan sengaja mengambil bentuk humanoid terlemahku agar tidak menakuti Inumaki ku tersayang, karena itu adalah yang paling menyerupai manusia dibandingkan dengan yang lain.
Tidak bisa menahan senyum bahagia karena akhirnya bisa secara langsung menemui karakter yang paling ku cintai di anime jujutsu kaisen, aku tidak lagi menghiraukan dua karakter penting lainnya dan hanya fokus pada Inumaki yang paling berharga.
Berlari dengan kedua tangan terentang lebar, aku berusaha memeluknya dengan penuh semangat. "Inumaki-kun~♡" Dengan gelembung merah muda dan gemerlap kelap-kelip latar belakang yang telah berubah menjadi nuansa romantis, aku memanggil namanya dengan nada penuh cinta dan kerinduan.
Aku yang masih tenggelam dalam kebahagiaan tiba-tiba merasa merinding, dan insting bertahan hidupku secara mendadak menyalakan sirine bahaya.
Apa yang–
Lalu dalam sekejap, kemunculan tiba-tiba tangan seseorang mendorongku mundur menjauh dari Inumaki yang hanya tinggal beberapa centimeter jaraknya dariku.
Melihat sosok akrab di belakang tubuh Inumaki, dengan rambut putih dan mata crystal cantik berwarna biru langit jernih yang memancarkan perasaan berbahaya tidak peduli seberapa mempesonanya itu, aku langsung menyadarinya, bahwa aku telah melakukan kesalahan besar pada saat ini.
Hanya dalam beberapa detik, bola energi raksasa muncul dari telapak tangannya yang tidak melingkari tubuh Inumaki dalam pose melindungi, dan bola energi raksasa dilemparkan ke tubuhku yang dalam bentuk terlemahnya tanpa pertahanan yang cukup, membuat tubuhku terkikis menjadi partikel-partikel kecil yang dengan mudah lenyap hanya dengan tertiup angin.
"Bajingan !!! Aku mengutuk mu dengan seribu kematian paling menyakitkan, Gojo Satoru !!!" Teriakan penuh kebencian ku tujukan pada penyihir terkuat di akhir kehidupanku.
⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘
Jangan lupa berikan komentarmu, dan sampai jumpa di chapter berikutnya.
⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘
█║▌│█│║▌║││█║▌║▌║
Gambar di atas adalah contoh bentuk terlemah dari oc.
Comments
Post a Comment