14. Siapa Sebenarnya Monster Itu?




"Kya~ Sasuke-kun~"

Teriakan para anak perempuan membuat Sasuke mengernyitkan dahi dan berdecak dengan kesal. Bagi dirinya, anak perempuan itu hanya tahu bagaimana melihat wajah dan tidak serius datang ke akademi untuk belajar.

'Sangat berisik. Kenapa mereka tidak bisa diam ?!'

Di sisi yang berlawanan, Naruto yang melihatnya ikut merasa kesal dengan cara yang berbeda.

Bagi dirinya yang selalu mendapatkan ketidaksukaan dari banyak orang, jangankan perhatian dan kekaguman, tidak dipandang dengan kebencian saja sudah harus sangat bersyukur. Tapi Sasuke, dia memiliki segalanya tanpa mengerti betapa beruntungnya dia, dan tidak menghargainya.

Melihatnya, sungguh menyakiti mata.

Bohong jika dia mengatakan dia tidak cemburu. Tentu saja dia cemburu. Sangat, sangat cemburu.

"Kaachan......"

'Aku merindukanmu......'

***

"Achoo..... !"

Roro bersin yang membuat Gaara terkejut dan akhirnya membangunkannya dari tidur nyenyak nya.

'Kenapa hidungku tiba-tiba terasa gatal ?'

Roro melihat Gaara yang duduk membeku dengan wajah terkejut dan merasa bersalah karenanya. Dia pun berinisiatif melingkarkan tangannya ke tubuh kecil anak itu dan meminta maaf dengan tulus.

"Maaf sayang. Aku tidak bisa mengendalikannya dan berakhir mengejutkanmu."

Tidak mendapatkan tanggapan, Roro melepaskan pelukannya dan berusaha melihat wajah Gaara untuk memastikan keadaannya.

Matanya yang melihat ekspresi ketidak percayaan dan syok anak itu menyusut dengan panik.

"Gaara ! Apa yang terjadi ?!"

Tangannya yang ramping mengguncang pundak anak itu berusaha membuatnya kembali sadar.

Saat Roro akan membawa anak itu ke pamannya, Gaara yang sebelumnya tidak merespon sama sekali akhirnya memberikan tanggapan.

Tangan kecilnya meremas pakaian Roro, dan menatapnya dengan matanya yang merah akibat menangis sebelumnya. Beberapa detik kemudian mulut kecilnya yang bergetar mulai terbuka untuk mulai bicara.

"Oneesan..... Apa yang telah kamu lakukan ?"

"Bersin ?"

Pertanyaan yang tidak terduga, membuat Roro menjawabnya sesuai dengan apa yang terlintas di otaknya tanpa memikirkannya terlebih dahulu.

"Bukan. Maksudku...... Kenapa aku tidak berubah menjadi monster saat aku tidur ? Bagaimana bisa ? Monster itu memberitahuku bahwa jika aku tidur, dia akan mengambil alih tubuhku sepenuhnya !"

Mengingat rasa sakit dan gilanya hari-hari tanpa tidur yang telah dia alami, Gaara menjadi kesal dan kebencian terhadap Shukaku telah melebihi batas.

"Dia menipuku ! Dia menipuku selama ini !"

Fluktuasi emosi yang tidak stabil justru memberikan jalan bagi Shukaku yang dibencinya untuk mengendalikan tubuhnya.

Chakra yang besar tiba-tiba melonjak, dan sirene bahaya menghantam gendang telinga Roro.

Berbeda dengan jinchūriki lain, Gaara tidak pernah diperlihatkan ditutupi oleh chakra bijuu atau ekor yang muncul saat dia kehilangan kendali. Jadi terlepas dari apa yang sebenarnya terjadi, mau apakah itu karena Shukaku akan mengendalikan Gaara atau dia menjadi histeria, Roro tetap menggunakan penanganan yang sama untuk setiap masalah.

Roro memeluknya. Memeluk dan mengelus punggung anak itu untuk mencoba menenangkannya.

'Pasirnya tidak bisa menyakitiku....... Pasirnya tidak bisa menyakitiku......'

Dia terus berusaha meyakinkan dirinya yang ketakutan. Meski Adelia mencintai anak-anak, dia juga mencintai hidupnya. Tindakan sebelumnya untuk menutupi mata Gaara adalah murni refleks yang tiba-tiba muncul tanpa diminta. Namun, dia yang saat ini sebenarnya bisa saja pergi, dengan bodohnya memilih untuk tidak meninggalkan anak itu dan tetap menetap disampingnya. Memberikan cinta yang layak dia dapatkan.

Sesaat, banyak shinobi Suna mulai bermunculan di rumahnya. Mata mereka menatap Roro yang memeluk Gaara dengan tatapan seperti melihat sejenis hantu atau monster dalam cerita.

"Aku tidak pernah mendapatkan kenyamanan yang diberikan oleh tidur karena kebohongannya......"

"Kamu bisa tidur sebanyak yang kamu mau sekarang......"

"Kenapa ? Kenapa dia harus berbohong tentang hal semacam itu padaku ? Kenapa ?"

"Dia iri padamu. Iri dengan kebebasan yang kamu miliki, karena dia harus menjalani kehidupannya di sangkar yang menguncinya dari dunia luar."

"Ini tidak seperti aku ingin dilahirkan dengan monster itu bersamaku !"

Mata Roro yang tersembunyi di balik poninya, melirik pada Rasa yang menunjukkan rasa bersalah meski hanya sekilas.

Beberapa saat yang lalu di kantor Kazekage, Rasa yang mendapatkan laporan bahwa Gaara menghilang telah memerintahkan untuk mencari anak itu dengan gila-gilaan. Bahkan semua shinobi tipe sensor telah dikerahkan, dan masih tidak ada hasil.

Disaat dia mulai berpikir liar, para shinobi tipe sensor langsung mengarahkan mereka ke rumah tempat tinggal Roro.

'Dia ! Dia menculik Gaara ?! Beraninya dia ?!"

Tapi, apa yang tidak pernah disangka olehnya, Gaara yang dia kira akan di sembunyikan atau dibuat kehilangan kesadaran justru sedang meringkuk dalam pelukan wanita itu dengan ekspresi yang sangat bergantung kepadanya.

Ekspresi yang tidak pernah dia tunjukkan pada siapapun selain Yashamaru.

'Apa yang terjadi ?'

Saat dia akan memerintahkan penangkapan wanita itu, suara anak yang begitu putus asa membuatnya merasa sakit yang menusuk hati.

"Ini tidak seperti aku ingin dilahirkan dengan monster itu bersamaku !"

Rasa sangat ingin memberikan perintah, namun mulutnya hanya bisa terbuka tanpa bisa membuat suara.

"Bagaimana jika kalian berteman ?"

Saran paling bodoh yang pernah dia dengar telah dikatakan oleh wanita itu.

Monster hanyalah monster, tidak mungkin mereka bisa berteman dengan manusia.

"Aku membencinya. Dia mengganggu ku !"

"Gaara..... Lihat aku. Apakah makhluk yang berada di tubuhmu terlihat seperti ingin untuk hidup didalam sana ?"

"....... Itu......."

"Tidak, ya kan ?"

"Um......."

"Terkurung tanpa kebebasan itu mengerikan. Kamu tidak bisa melakukan apapun dan tidak memiliki hak untuk memutuskan hidupnya sendiri. Meski kamu menderita karenanya, tapi sebenarnya dia juga sama menderitanya. Kalian berdua sama meski kalian pasti tidak mau mengakuinya."

Tekanan yang mengerikan mulai menghilang secara bertahap.

Gaara yang sebelumnya seperti akan berubah kapan saja, kembali menjadi tenang hanya karena wanita yang baru ditemuinya.

"Neesan......."

"Ya ?"

Roro masih terus mempertahankan pelukannya untuk menyembunyikan kehadiran para shinobi yang tidak diinginkan agar tidak diketahui oleh anak itu.

"Aku ingin dicintai."

Mata Roro yang sebelumnya penuh perhitungan terhadap Rasa, telah berubah menjadi lembut dengan rasa sedih yang bercampur kedalamannya.

"Aku mencintaimu sayang. Aku akan memberikan sebanyak yang ku bisa cinta yang ku miliki."

Roro membelai dan mencium kepalanya dengan lembut.

"Kamu layak mendapatkan semua cinta itu."

Percakapan antara seorang anak dan wanita yang saling berpelukan untuk berbagi kenyamanan telah menusuk hati nurani para shinobi yang telah menontonnya.

Mereka mengabaikan fakta bahwa anak itu tidak pernah meminta untuk dilahirkan dengan monster bersama dengannya. Mereka telah membuang moral dan bahkan menunjukkan kebencian tak berdasar pada anak itu.

Berencana menjadikan seorang anak sebagai senjata, namun mereka bertindak seperti orang yang paling benar dan membenci serta menunjuknya sebagai monster.

Tapi, siapa sebenarnya monster yang sesungguhnya ?

Mereka semua tahu, hanya saja mereka terlalu malu untuk mengakui hal itu.

╔═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╗
✧*。 see you later 。*✧
╚═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╝

╔═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╗✧*。 see you later 。*✧╚═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╝

Author note :


.  ∧_∧ ..... Oh ?
 /(๑•ω•๑) /\
/| ̄∪ ∪  ̄|\/
 |__ __ |/

 \ hello!!~♡/
   ∧_∧∩ミ
 /(๑•ω•๑)っ \
/| ̄∪ ̄  ̄ |\/
 |__ __ |/

Maaf karena sudah lama sekali aku tidak up chapter baru. Aku jujur saja bingung, mau dibawa kemana cerita ini.
.      ∧ ∧
     ( •̥̥̥ω•̥̥̥' )
   (nnノ)
゙゙゙゙゙゙゙゙゙゙゙゙゙゙゙゙゙゙゙

Awal cerita sudah cukup bagus dan aku sangat puas, tapi karena itu aku justru menjadi lebih takut kalau-kalau ceritanya akan menjadi semakin membosankan atau malah lebih buruk lagi, menjadi konyol dimana sel otak kalian mungkin akan mati saat membacanya.

Aku harap kalian mengerti, ini semua terjadi karena aku tidak ingin membuat aib bagi diriku sendiri.

Ok~ stop curhatnya.

Aku mau pamer sesuatu pada kalian.

Aku dapat coklat 1 kg dari saudara perempuanku~♡

Aku dapat coklat 1 kg dari saudara perempuanku~♡

Ini hadiah keberhasilan karena aku berhasil menamatkan satu fanfiction.

Baik banget kan dia ?

Love you sis~⁠♡

Semoga dia tidak baca ini. Aku takut dia jadi merasa cringe.

Bab sebelumnya 

Daftar bab 

Bab berikutnya 

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan