12. Kesalahpahaman Yang Sulit Diluruskan




Di kedalaman hutan yang jauh dari hiruk-pikuk desa.

Dua remaja laki-laki dan satu wanita rubah humanoid sedang melakukan piknik yang menyenangkan. Meski seharusnya mereka sedang melakukan percakapan yang serius, tapi Hasina telah berhasil membuatnya menjadi lebih menyenangkan.

Dengan picnic mat berpola kotak merah dan putih standar, serta alat set teh beserta cemilan kue kering dengan berbagai rasa dan warna, mereka praktis sedang melakukan pesta minum teh yang elegan di tengah hutan.

Dengan perasaan bahagia, Hasina terus menyulap benda-benda dari udara tipis, dan dengan santai memilah-milah isi inventori game tanpa kekhawatiran sedikitpun.

Meski terlihat ceroboh, namun sejak awal Hasina sudah berniat untuk membuat pertunjukan yang akan memvalidasi kekuatannya didepan orang-orang yang sudah dia pilih.

Dan dua remaja itu kebetulan menjadi yang pertama.

'Sia-sia memiliki kekuatan hebat jika kamu terus berusaha menyembunyikannya.'

Bahkan Hasina yang telah menjadi wanita dewasa tidak bisa menghilangkan sifat kekanak-kanakannya yang ingin pamer.

Dia menikmati tatapan kagum dan heran dari dua anak yang melihat semua barang muncul ditangannya dari ketiadaan.

Menaruh sepiring slice cake didepan dua remaja didepannya, Hasina akhirnya memulai percakapan.

"Aku sudah memperhatikan ketidakpuasan clan mu dan pengasingan desa pada kalian."

Hasina diam beberapa saat untuk membangkitkan suasana.

Menyeruput teh dari cangkir yang terlihat berharga. Hasina melirik dua remaja itu dan merasa puas saat melihat mereka dengan patuh menunggu dia untuk melanjutkan.

"Menurut sudut pandang ku, bukankah lebih baik pergi dari desa ini dan membuat desa yang baru, alih-alih memulai perang saudara dan mengotori nama clan kalian yang sudah cukup berlumuran noda ?"

Mendengar ucapan Hasina, dua remaja yang sebelumnya menatap Hasina dengan pandangan berharap, menjadi kecewa dalam sekejap.

"Hasina-san. Bukannya clan tidak ingin membuat desa mereka sendiri, hanya saja sudah tidak ada tanah yang bebas tanpa hak kepemilikan. Semua tanah didunia ini mungkin sudah memiliki pemiliknya."

Itachi benar-benar kecewa. Dia berpikir bahwa Hasina benar-benar dapat membantu mereka, tapi sepertinya dia terlalu banyak berharap.

Melihat semangat Itachi yang langsung turun drastis, Hasina terkekeh kecil dan memutuskan untuk berhenti berbasa basi dan langsung ke point utama.

"Bagaimana jika aku menawarkan kalian tempat tinggal baru ?"

"Apa ?!"

Dua mata remaja langsung menatap Hasina dengan sangat lekat. Sorot mata mereka yang menuntut penjelasan, hampir terlihat seperti ancaman jika orang yang tidak tahu cerita dalam, lewat dan melihatnya.

"Aku mempunyai pulau apung yang dapat melayang di udara. Selama kalian setuju dengan persyaratan yang akan ku buat, pulau itu akan menjadi milik kalian. Bagaimana ?"

Pulau apung adalah legendary item yang hanya ada sepuluh di semua server.

Untuk Adelia yang sebelumnya, item itu hanyalah bisa dilihat namun tidak bisa dimiliki, karena uang yang diperlukan dan persyaratan yang harus dipenuhi terlalu jauh dari jangkauannya.

Namun dengan kebaikan sistem dunia, Adelia bisa memiliki sepuluh pulau itu dengan gratis tanpa harus membayar sepersen pun, atau memenuhi persyaratan apapun untuk mendapatkannya.

'Sistem dunia benar-benar terlalu murah hati.'

Meski ucapan dalam Hati Hasina terdengar seperti pujian, intonasi nada yang dia gunakan jelas merupakan ejekan.

Agak tidak tahu diri dia memang.

"Itu....."

Hadiah yang akan didapat jelas sangatlah menggoda, tapi persyaratan yang masih belum pasti, agak membuat mereka cemas.

Lagipula pulau yang bisa melayang jelas sangatlah berharga, karena mereka bahkan belum pernah melihat atau mendengar satupun hal seperti itu sepanjang hidup mereka. Jadi, sudah pasti harga yang harus dibayar untuk mendapatkannya juga harus sangatlah tinggi agar setimpal. Jika tidak, hanya akan ada konspirasi yang menunggu mereka dimasa depan.

'Apakah mereka mampu membayarnya' Adalah apa yang dua remaja itu pikirkan.

Memahami kekhawatiran dua remaja, Hasina berinisiatif untuk memulai skrip cerita drama baru, dengan sedikit menakut-nakuti dua anak itu.

"Mengingat bahwa aku saja bisa datang ketempat ini, aku khawatir bahwa mungkin saja orang lain di duniaku juga akan mengalami hal yang sama sepertiku. Jika tidak bermusuhan maka akan baik-baik saja, tapi jika jenis orang itu tidak bermoral...... Aku tidak ingin membayangkannya."

Itachi dan Shisui tidaklah bodoh, mereka mengerti apa yang diwakili oleh kalimat Hasina. Musuh berbahaya mungkin bisa datang ke dunia mereka.

Hasina bukan hanya tidak bermusuhan, tapi dia juga sangat bersahabat. Sayangnya karena hal itu mereka sampai melupakan kemungkinan terburuk akibat terlena oleh hal baik yang mengaburkan penilaian mereka untuk sementara.

Meski mereka belum menyaksikan langsung kekuatan offensive milik Hasina, mereka sangat yakin dengan insting shinobi mereka. Lalu tidak menutup kemungkinan bahwa orang-orang dari dunianya, juga sama kuatnya dengan Hasina atau bahkan lebih.

"Hasina-san, bisakah kamu mendengar persyaratan itu ?"

Shisui yang akhirnya bicara membuat Hasina bahagia.

'Aku sempat khawatir mereka akan menolak !'

Masih memasang ekspresi seriusnya yang tanpa cacat, Hasina menjawab.

"Aku ingin Uchiha menjauh dari politik atau perebutan kekuasaan apapun. Singkatnya, aku ingin kalian terpisah dan hanya menjadi pihak netral. Namun, jika ada musuh yang berusaha mengacaukan dunia, aku ingin kalian ikut membantu mengatasinya. Simpel kan ?"

Apakah itu simpel ?

Jawabannya, tentu saja. Namun persyaratan yang terlalu indah untuk menjadi kenyataan dengan hadiah tinggi terlalu mencurigakan.

Meski penilaian mereka pada Hasina adalah baik. Namun baik saja tidak cukup untuk membuat mereka sepenuhnya mempercayai Hasina yang belum lama ini mereka temui.

"Kenapa ? Apa keuntungannya bagi anda ?"

Shisui tidak percaya ada seseorang yang benar-benar baik tanpa sifat buruk. Umumnya, semakin kuat mereka, semakin serakah dan egois orang itu.

Meski ada kasus khusus dimana seseorang benar-benar memiliki hati yang tulus, namun itu sangat jarang karena kebanyakan dari mereka akan menjadi yang pertama mati.

Seperti yang orang bijak katakan. Orang baik lebih cepat mati dan orang jahat akan terus bertahan hidup lama didunia ini.

"Aku selalu hidup sendiri."

Adelia mengingat hari-hari sebelum dia dipanggil oleh sistem dunia. Dia adalah anak yatim piatu, dan tidak memiliki siapapun untuk bergantung. Bahkan paman yang mengambil hak asuhnya tidak benar-benar peduli terhadapnya.

Sampai setelah dia dewasa dan memiliki keluarganya sendiri, baru saat itulah diketahui bahwa dia tidak bisa memiliki anak, akibat kecelakaan mobil yang menimpa dirinya dan merenggut nyawa orang tuanya dulu.

Hingga perceraian terjadi, dan dia benar-benar hidup sendiri.

"Namun sekarang aku sudah memiliki anak. Terlepas dari apakah aku melahirkannya sendiri atau tidak, aku sudah sangat mencintainya. Sekarang sebagai seorang ibu, aku ingin memberikan kehidupan dan masa depan terbaik untuk anak itu. Setidaknya, sebelum aku mungkin pergi dan meninggalkannya sendiri."

"Anda akan pergi ?!"

Itachi yang tiba-tiba berteriak membuat Shisui terkejut.

Sebagai seorang teman dekat, Shisui hampir tidak pernah melihat Itachi kehilangan ketenangannya. Bocah itu selalu terlihat serius dan tidak menunjukkan terlalu banyak emosi bahkan didepan Sasuke adik laki-laki tercintanya.

"Mungkin. Seperti aku yang tiba-tiba muncul, ada kemungkinan bahwa aku juga bisa tiba-tiba menghilang begitu saja. Jadi, kehadiranku didunia ini masih belum bisa ditentukan bertahan hingga kapan."

"Hasina-san......"

Melihat kesedihan yang tak terselubung di wajah temannya, Shisui semakin yakin akan hipotesis nya.

'Itachi menyukai Hasina-san !'

Meski Shisui sangat percaya diri dengan dugaannya, sayang sekali Itachi tidak pernah memikirkan Hasina dengan cara yang seperti itu.

Bagi Itachi, Hasina lebih seperti sosok ibu yang sesungguhnya. Karena bahkan ibunya sendiri hampir tidak menganggap dirinya sebagai seorang anak, dan hanya melihatnya sebagai jenius serta penerus dari clan Uchiha.

Untung saja Itachi tidak bisa membaca pikiran, karena jika dia sampai tahu apa yang Shisui pikiran tentang dirinya, bahkan Itachi yang paling toleran pun akan langsung menghajarnya.

***

Gaara mengamati dengan rasa ingin tahu kearah hutan yang dipenuhi oleh pepohonan serta berbagai tumbuhan lain yang tidak dia kenal. Dia mengangkat kaki dan ingin melangkah masuk, namun Yashamaru menghentikannya dan memegang tangannya untuk pergi dari tempat itu.

"Gaara-sama, Kazekage-sama melarang siapapun untuk menemui Roro-san tanpa izin darinya."

"Kenapa ?"

"Saya juga tidak yakin."

Yashamaru memikirkan Rasa yang secara aktif mendekati Roro sebelumnya. Meski dia cemburu dan kesal, Yashamaru tidak bisa mengatakan hal buruk mengenai ayahnya didepan anak itu.

'Bagaimana dia bisa dengan cepat melupakan Neesan ku ?!'

Walaupun Rasa buruk dalam memperlakukan Gaara, cintanya pada istrinya sangatlah tulus. Dia sangat mencintai istrinya hingga dia tidak bisa memikirkan wanita lain selain dia bahkan setelah kematiannya.

Namun karena tindakannya yang sangat menginginkan kemakmuran desa dengan menggunakan kemampuan Roro terlalu aktif dia tunjukan, Yashamaru sebagai penonton yang menyaksikan kejadian secara langsung menjadi salah paham, dan secara sepihak melabelinya sebagai saingan cinta.

Lucunya, kesalahpahaman yang unik telah terjadi di dua tempat disaat yang bersamaan.

Meski dengan cara yang berbeda. Mereka akan membuat drama menyenangkan karenanya.

╔═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╗
✧*。 see you later 。*✧
╚═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╝

╔═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╗✧*。 see you later 。*✧╚═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╝

Bab sebelumnya 

Daftar bab 

Bab berikutnya 

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan