05. Katekyo Hitman Reborn




Gokudera : "Apa-apaan !"

Gokudera dengan kesal memukuli sandaran lengan di kursi bioskop, sambil menunjuk sang wanita berambut hitam, bermata ungu, dilayar dengan geram.

Gokudera : "Apa sulitnya berbicara jujur !? Cukup buka mulutmu, dan katakan apapun yang kau pikirkan !"

Kenapa harus membuat orang salah paham !?

Orang-orang yang mengenal pemuda berambut putih ini langsung meliriknya dengan ekspresi yang beragam.

Bukankah kau pun juga sama ? Pikir mereka semua.

Lagipula, Gokudera Hayato memang terkenal tsundere. Jadi, bagi semua kenalannya, siapapun bisa mengomentari tentang sifat tidak jujur orang lain selain dirinya.

[ Saat ini, di layar, beberapa hari telah berlalu, hingga Giotto pun sudah mulai menguasai kemampuan Alchemist miliknya, yang membuat bahkan Cloe yang tidak jujur pada perasaanya pun memuji nya dengan enggan.

Dan setelah sekian lama, Cloe yang tidak memiliki waktu luang saking sibuknya dia, akhirnya memiliki saat-saat tenang untuk beristirahat sejenak karena pemuda itu berinisiatif untuk berbagi pekerjaan dengannya.

Bagi Cloe, semua ini terasa sempurna, dengan teman yang akhirnya dia punya, waktu istirahat yang cukup untuk membuatnya bahagia, dan emosinya pun bahkan mulai menjadi lebih stabil semenjak kedatangannya. Tapi, hanya saja, sepertinya ada yang sedikit kurang baginya.

Di ruang makan, dengan sesuatu yang   mencurigakan diletakkan di atas meja makan, Giotto dengan hati-hati mengambil sedikit potongan kecil, dan mencicipinya tanpa khawatir akan keracunan yang bisa saja terjadi padanya.

Giotto : "Aku suka inovasi pizzamu, Cloe." kata Giotto, yang tersenyum sambil mengamati keju meleleh yang seolah-olah sedang berperan dalam film horor.

Giotto : "Hmmm..... sebuah ensemble yang benar... renyah !"

Dan .... Ya, kekurangan yang dimaksudnya, adalah keahlian memasaknya.

Meski Giotto tidak pernah mengeluh sedikitpun, tetapi Cloe tidak tahan lagi. Dengan tekad yang sekuat pasta yang terlalu matang, dia memutuskan untuk belajar memasak secara rahasia.

Dia bekerja keras mencari buku masak yang sudah hampir setara dengan artefak kuno, yang tampak seolah selamat dari tornado, ditandatangani dengan hiasan di tinta yang memudar.

Apa boleh buat, lagipula, bagi para penyintas yang hanya ingin berusaha menjadi kuat untuk bertahan hidup, memasak yang menghabiskan terlalu banyak waktu selam prosesnya sudah tidak lagi diperlukan, karena bagi mereka, membuat larutan nutrisis, atau pil ransum yang mudah dan singkat, bisa memberikan kesempatan bagi mereka untuk beristirahat guna mengumpulkan lebih banyak energi, alih-alih memasak yang tidak perlu lagi.

Pada akhirnya, Cloe menghabiskan malam-malam singkatnya untuk mempelajari resep dengan sembunyi-sembunyi, tanpa tahu bahwa Giotto telah menyadari dan mengawasi setiap perjuangannya yang hampir meledakkan dapur setiap hari.

Upayanya, berkisar dari 'roti' (yang berakhir menjadi batu yang bahkan dapat membunuh satu kabane dengan sekali lemparan) hingga soufflé cokelat yang mengempis lebih cepat dari balon yang diberikan Giotto sebagi oleh-oleh dari pemuda itu pada ekspedisi pertamanya.

Setiap bencana kuliner epik, diikuti oleh bunyi alaram dramatis akibat asap tebal yang memicu alaram kebakaran. ]

Di bioskop, bahkan Kudo Shinichi yang tidak pernah memasak pun merasa bahwa pemandangan itu terlalu berlebihan.

Bukankah itu terlalu dilebih-lebihkan !?

Maksudnya ....

Conan : "Apa benar-benar ada orang yang bisa membuat kekacauan semacam itu hanya dengan memasak !?"

Ophelia Delarosa, yang memiliki sejarah kelam dengan dapur saat ingin membuatkan sarapan bagi sang suami tercinta, dengan gemas meremas pipi sang pemuda yang berpura-pura menjadi bocah, lalu dengan jahil mengungkapkan rahasianya.

Ophelia : "Shinichi. Apa kau pikir memasak itu hal yang mudah ?"

Ran : "Shi– Shinichi !?"

Meski Ran sudah memiliki kecurigaan sebelumnya, tapi selalu saja ada banyak sekali orang yang membantu menutupinya, dan pada akhirnya dia selalu menutup mata dan mencoba percaya.

Tapi .... Siapa sangka. Dia tidak pernah mengira, ternyata kecurigaannya sungguh benar adanya.

Melihat bolak-balik antara senyum nakal penyihir itu dan Ran yang menatapnya dengan tatapan yang menuduh, Kudo Shinichi tahu bahwa identitasnya sebagai Edogawa Conan telah berakhir.

Ah ....

Jika saja dia tahu bahwa penyihir ini ternyata memiliki masalah dengan kemampuan memasaknya, dia pasti akan memilih untuk diam saja.

Melihat pertengkaran mulai terjadi di pihak Kudo Shinichi dan orang-orang disekitarnya, Ophelia yang merasa puas, mulai bersandar ke pundak Gin yang sedang menatap tajam ke arah anak berkacamata itu dengan aura pembunuh bayarannya yang kuat.

Ophelia : "Demi informasi yang ku berikan. Biarkan anak-anak itu pergi, Gin."

Gin : "Kamu memohon untuknya ?"

Ophelia : "Mungkin ?"

Merasakan otot pria yang menegang, Ophelia menepuk dada pria itu dan membuat tawa kecil yang terdengar seperti main-main.

Ophelia : "Bagaimana jika aku memberikan posisi itu padamu ?"

Untuk pertama kalinya, Gin menatap wanita di sampingan nya dengan lebih serius.

Gin : "Langsung saja. Apa yang kamu mau ?"

Ophelia : "Aku tahu, banyak orang yang mengira kamu sangat setia pada organisasi. Namun, kesetiaan ini adalah konstruksi yang ditempa dari keputusasaan, bukan keinginan."

Ophelia : "Dan kamu pun sadar, dibandingkan dengan para mafia yang menjual senjata serta obat-obatan terlarang, ambisi umur panjang atau keabadian adalah hal yang mengandung lebih banyak resiko. Tapi, pria tua yang sangat takut mati itu bersikeras untuk mewujudkan impiannya tanpa peduli pada bahaya yang dibawa oleh hasrat duniawi ini."

Ophelia : "Jadi..... Daripada kalian akan diburu oleh dunia, cepat atau lambat, mengapa kau tidak menggantikannya saja~"

Kurosawa Gin merenung agak lama, dan sepertinya, keinginan wanita itu untuk menjadikannya sebagai pemimpin, bukan hanya sekedar untuk pertukaran manfaat agar dia tidak membunuh orang-orang yang ingin dia lindungi.

Gin : "Kenapa ?"

Apa yang kamu inginkan darinya ?

Ophelia : "Lagipula, rasanya hatiku akan terluka jika membiarkan suami dari semesta paralel ku berada dalam bahaya~" ucap Ophelia, sambil menunjukkan cincin bertatahkan batu permata, yang semerah dan seindah matanya.

Wanita ini ....

Jujur saja, sekarang, dia, Kurosawa Gin benar-benar iri pada dirinya yang lain yang bisa menjadi suami dari wanita ini.

Sebagai seseorang yang selalu ditakuti dan dibenci, seseorang yang harus sangat berhati-hati pada segala hal karena sedikit saja kesalahan, dia akan mati, kapan lagi dia bisa merasakan keberpihakan yang sangat tulus ini ?

Gin : "Apa yang bisa kamu lakukan ?"

Para penyihir yang memiliki pendengaran super, dan beberapa orang yang sudah mengawasi mereka sejak lama, seperti Osamu Dazai, Fyodor Dostoevsky, Edogawa Rampo, dan beberapa orang pintar lainnya di dunia lain, langsung memusatkan semua perhatian mereka pada percakapan kedua orang itu dengan sangat cermat.

Ophelia : "Ini~"

Penyihir bermata merah itu, tersenyum dan langsung memberikan liontin kristal berbentuk burung kukuk yang terkenal suka menitipkan telurnya ke sarang burung lain, ke pria disampingnya.

Ophelia : "Tinggal tukar saja identitas mu dengannya~"

Melihat ke belakang tidak jauh darinya, Gin melihat anggota organisasi lainnya yang terlihat tidak senang, iri, dan bahkan ada juga yang takut setelah mendengar percakapan ini, namun hanya bisa menutup mulut dengan tidak puas karena sadar akan kemampuan mereka sendiri tidak memadai.

Dia tersenyum dengan perasaan yang sangat puas.

Sebenarnya .... Perasaan ini ....

Gin : "Tidak buruk."

"

Bab sebelumnya

Daftar bab

Bab berikutnya

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan