15. Jujutsu Kaisen
Satoru : "Ya. Benar."
Mendengar persetujuan langsung dari Gojo Satoru yang mereka kenal, semua penyihir langsung dibuat syok.
Bahkan kata terkejut saja tidak cukup untuk menggambarkan perasaan mereka saat ini.
Lagipula ini adalah Gojo Satoru, satu-satunya manusia sombong yang memiliki mata di atas kepalanya, namun memiliki modal yang lebih dari cukup untuk bersikap seperti itu.
Bagaimanapun, semua orang hampir tidak bisa membayangkan siapapun bisa mendapatkan rasa hormat atau bahkan cinta dari orang tersebut.
Tapi–
Shoko : "Kisa memang benar-benar luar biasa."
Semua orang setuju pada pernyataan ini.
Terlepas dari usia dan alasannya melakukan semua hal itu, Masamichi Kisa tidak diragukan lagi, memang patut untuk diapresiasi. Bahkan pihak hitam yang tidak menjunjung nilai-nilai kebajikan pun turut mengaguminya.
[ Setelah percakapan dengan Gojo Satoru itu, akhirnya gambar di layar pun kembali ke adegan awal yang mereka lihat saat pertamakali film dimulai.
Dimana Masamichi Kisa menemui Masamichi Yaga dan berkata bahwa ia berencana untuk berhenti menjadi penyihir.
Yaga : "Kamu...... Berhasil..... ?"
Kisa : "Bukan, kami lah yang berhasil. Aku tidak akan bisa menyelesaikannya secepat ini jika hanya seorang diri."
Lalu adegan dimana negara-negara mengumumkan bahwa adanya kehadiran kutukan dan sihir, serta jumpa pers, dan portal-portal berita yang menyiarkan hal tersebut pun menjadi transmisi untuk adegan berikutnya.
Adegan dimana Gojo Satoru yang mulai mendekati Masamichi Kisa dengan sikap main-main, bahkan sering menggoda dan bercanda untuk menyembunyikan ketertarikannya terhadap gadis itu.
Namun semenjak dia melihatnya yang telah bekerja begitu keras siang dan malam, sampai dimana mata gadis itu dibayangi oleh kurangnya waktu tidur, dan pikirannya yang berpacu dengan berbagai kemungkinan dan konsekuensi, Gojo Satoru mulai tidak lagi terlalu sering bermain-main, dan mulai membantu Masamichi Kisa sesekali saat dia ada waktu.
Lalu, di suatu sore yang hujan, saat tetesan air menari-nari di atap, Gojo Satoru mendapati dirinya tertarik ke apartemen tempat Masamichi Kisa bekerja tanpa lelah. Ia masuk dengan tenang, hati-hati seolah melangkah ke ruang suci, dimana kesalahan langkah sedikit saja akan menodai tempat ini.
Satoru : “Hai, jenius.”
Ucap Gojo Satoru dengan nada menggoda tetapi senyum yang tulus.
Dan Masamichi Kisa, yang tersembunyi di balik tirai rambut kusut dan tumpukkan berkas, mendongak, sejenak terkejut. Bibirnya melengkung membentuk senyum lembut, dan dalam momen singkat itu, Gojo Satoru merasakan kehangatan berkembang di dalam hatinya.
Kisa : “Apa yang kau inginkan, Senpai ?” Tanyanya, suaranya tenang namun digarisbawahi dengan rasa ingin tahu.
Jika senior ini datang untuk mengajaknya bermain lagi, dia terpaksa menolak dengan tegas.
Bagaimanapun juga, Masamichi Kisa sudah dua hari menelantarkan tugasnya, dan dia tidak bisa lagi bersenang-senang dengan egois karena posisinya tidak memungkinkan hal tersebut untuk terulang kembali.
Satoru : “Hanya ingin menanyakan keadaan sang penyihir hebat,”
Jawab Gojo Satoru, sambil melangkah mendekat.
Satoru : “Kau tahu, mereka bilang masa depan jujutsu yang baru, ada di tanganmu.”
Masamichi Kisa yang sibuk, melirik catatannya kembali, dan senyum tipis masih melekat di wajahnya.
Kisa : “Aku hanya melakukan semua ini karena keegoisanku, sungguh lucu bahwa mereka masih mengganggap tinggi aku yang seperti ini.”
Padahal, dia sudah menjelaskannya lagi dan lagi.
Tapi semua orang selalu membuat alasan untuk dirinya dan membuat dia menjadi sejenisnya orang suci yang rendah hati atau semacamnya.
Jujur, itu terasa sangat tidak nyaman, karena dinilai sebagai orang baik adalah hal yang sangat merepotkan. ]
Tsunayosi : "Kenapa ? Bukankah bagus dinilai sebagai orang baik ?"
Jika tubuhnya tidak menempel erat dengan kursi yang membuatnya tidak bisa bergerak, Reborn pasti sudah menendang belakang kepala murid bodoh itu.
Reborn : "Tsuna bodoh. Seseorang bisa merasa tertekan atau terbebani oleh harapan untuk selalu tampil sebagai orang baik. Orang yang selalu diberi predikat sebagai orang baik kebanyakan akan merasa tertekan karena terdorong untuk terus mempertahankan citra tersebut, yang bisa menjadi sangat melelahkan dan melelahkan."
Tsunayosi : "Begitu......"
Reborn : "Tapi untuk kasus Masamichi Kisa, dia lebih mungkin merasa bahwa penilaian sebagai orang baik hanya akan menjadi dasar untuk dimanfaatkan oleh orang lain, dan dalam beberapa kasus, ada beberapa sampah yang berpikir bahwa mereka bisa menjadikannya target karena merasa bahwa label sebagai orang baik, membuat orang itu rentan menjadi korban manipulasi atau eksploitasi oleh orang lain."
Tiba-tiba, dia ikut merasa bahwa Lebel sebagai orang baik itu tidak begitu baik, pikir Sawada Tsunayoshi yang tercerahkan.
Mendengar percakapan yang tidak jauh darinya, Gin yang terbiasa dengan sisi gelap, hampir tidak bisa menahan tawanya.
Hanya orang bodoh yang ingin terlihat baik. Karena hanya dengan menjadi kejam dan ditakuti lah hidup akan menjadi lebih mudah.
[ Layar menjadi gelap untuk beberapa saat, dan kamera kini menyoroti jam di atas meja, yang memperlihatkan jarum jam yang bergerak begitu cepat, dan kembali normal hanya setelah jarum menunjuk tepat di angka sembilan.
Lalu kamera pun kembali ke arah Masamichi Kisa, dengan latar belakang jendela yang telah menjadi gelap, dimana awan sedang menutupi bintang dan bulan.
Kisa : "Senpai, tidakkah kamu memiliki pekerjaan untuk dilakukan ?"
Satoru : "Eh~ aku sedang beristirahat sekarang. Aku benar-benar lelah~"
Kamera menunjukkan ruangan yang sepi, dengan hanya Masamichi Kisa yang duduk di meja kerjanya, dan hanya setelah kamu mendengarkannya baik-baik, barulah kamu akan sadar, bahwa suara itu sebenarnya datang dari bawah meja.
Ya !
Benar !
Gojo Satoru yang sebelumnya tidak terlihat di layar, sebenarnya sedang berbaring di pangkuan Masamichi Kisa dengan sikap manja.
Beberapa jam sebelumnya.
Gojo Satoru yang telah gagal membujuk Masamichi Kisa untuk membolos kerja, kini duduk lengket di sebelah gadis itu dan mulai bersikap genit karena bosan.
Setelah terus menerus diabaikan, Gojo Satoru yang kesal pun langsung mengambil bantal pangkuan gadis yang sibuk itu untuk membuatnya sebal.
Namun siapa sangka, dia yang sudah siap untuk didorong, dan diusir, justru mendapatkan tepukan lembut di pucuk kepalanya, hingga belaian lembut seperti sedang berusaha menenangkan sifat rewelnya.
Akhirnya, mereka berdua pun terus mempertahankan posisi itu hingga saat ini.
Satoru : "Meski menyenangkan melihat para jeruk busuk itu panik dan cemas, tapi tetap saja telingaku masih akan lelah mendengar ocehan mereka."
Kisa : "Kamu tidak menggunakan kekerasan ?"
Satoru : "Aku ingin. Tapi kamu tidak akan setuju, kan ?"
Kisa : "Ya. Kita harus mengklaim posisi moral yang tinggi, dan kekerasan yang tidak perlu bukanlah hal yang bijak untuk dilakukan di situasi krusial seperti saat ini. Jadi, terimakasih karena sudah bersabar, senpai."
Suasananya begitu tenang dan harmonis saat ini, dan udara dipenuhi dengan ketenangan dan kebahagiaan.
Bahkan Gojo Satoru memiliki ilusi bahwa mereka berdua adalah sepasang kekasih yang saling berbagi mimpi yang sama, dan berjuang untuk menggapai impian itu bersama.
Lagipula, Kisa begitu lembut padanya, dan menoleransi hampir semua kelakuan buruknya, jadi seharusnya, dia menyukainya, kan ?
Pikir Gojo Satoru yang tidak tahu bahwa Masamichi Kisa menempatkan dirinya pada posisi tetua yang memanjakan juniornya.
Karena bagaimanapun juga, jarak usia mereka memang terpaut terlalu jauh. ]
Kugisaki : "Hahahaha....... Narsis sekali !"
Yuji : "Ku– Kugisaki....."
Yuji benar-benar ketakutan saat Gojo-sensei melihat temannya yang sedang tertawa lepas dengan sorot mata dingin yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
Menyadari bahayanya, meski terlambat, Kugisaki Nobara pun berhenti tertawa dan berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa.
Yaga : "Satoru !"
Shoko : "Sungguh..... jangan menakuti anak-anak seperti itu."
Satoru : "Eh ? Aku bahkan tidak melakukan apapun."
Tentu saja, tidak ada yang akan mempercayainya.
Comments
Post a Comment