09. Jujutsu Kaisen
[ Setelahnya, Masamichi Kisa pun memutuskan untuk membagikan posisi penting untuk kedua teman sekelasnya yang terpercaya.
Dimana Nanami Kento, diberikan kepada Tabata Shika sebagai bawahan langsung, yang bertugas untuk mengelola kemitraan dan hubungan eksternal.
Sedangkan Haibara Yu yang memiliki insting yang bagus dalam menilai kepribadian seseorang, sengaja diberi tugas untuk menyaring daftar orang-orang yang akan direkrut, menggantikan Kisa yang harus mengelola operasi, keuangan, dan sumber daya sendirian.
Nanami : "Karena kamu sendiri tahu itu melelahkan, kenapa kamu tidak mencari orang lain untuk memegang beberapa pekerjaan itu ?"
Kisa : "Aku juga ingin, tapi sayangnya aku masih belum dapat yang benar-benar bisa dipercaya."
Nanami : "Sigh..... Istirahatlah, aku dan Haibara akan mencari alasan untuk mu."
Kisa : "Tapi aku sudah membolos selama tiga hari....."
Nanami : "..... Istirahat saja. Jangan sampai jatuh. Kamu tahu kami tidak bisa tanpamu."
Kisa : "Maaf..... Kamu benar. Aku akan kembali ke asramaku dulu." ]
Chuuya : "Kelihatannya sibuk sekali....."
Koyo : "Ya..... Tapi..... Ini sungguh membuat ku merasa takjub."
Ozaki Kōyō bahkan ingin bertepuk tangan untuk mereka.
Karena bahkan dengan jadwal yang begitu padat, disela-sela kesibukannya, tiga remaja itu tetap dengan gigih menyembunyikan apa yang sedang mereka lakukan dengan terus menghadiri kelas.
Padahal jika mau, mereka bisa saja keluar dari sekolah itu.
Tapi sayangnya, sepertinya ketiganya masih ingin merasakan kehidupan sekolah, meski itu jelas akan memberatkan mereka.
Chuuya : "Padahal wanita itu bisa saja jujur pada ayahnya kan ?"
Dazai : "Siput memang siput...... Tidak peduli mau berapa lamanya waktu, otakmu masih tidak memiliki kemajuan sedikitpun......."
Chuuya : "Apa kau bilang brengsek !?"
Saat dua orang itu bertengkar, suara ketiga pun muncul di antara mereka.
Jono : "Lagipula Masamichi Yaga sangat menyayangi putrinya, aku ragu dia akan mendukung apa yang sedang dilakukan Kisa-chan. Bagaimanapun juga, apa yang dilakukan gadis itu sudah sama dengan pemberontakan terhadap dunia sihir, dan jika masalah seperti itu sampai terdengar oleh pihak petinggi, maka sudah pasti, akan dijatuhi hukuman mati."
[ Dalam perjalanan ke asrama, saat Masamichi Kisa sedang membayangkan tidur dengan nyaman di atas kasur nya, dia justru melihat senior berambut hitam yang duduk dengan aura yang suram tidak jauh darinya.
Haruskah dia datang dan bertanya ?
Tapi dia sendiri juga tidak sedang baik-baik saja ....
Tapi ....
Sudahlah, ayo pergi.
Masamichi Kisa, yang bahkan tidak begitu akrab dengan Geto Suguru, berjalan mendekat dan langsung duduk disampingnya.
Mengabaikan ekspresi terkejut dari orang disebelah, Kisa tanpa bertele-tele pun langsung bertanya dengan lugas.
Kisa : "Senpai, apakah ada yang salah ?"
Dengan senyuman yang sangat jelas dipaksakan, Geto Suguru menggelengkan kepalanya dan menjawab.
Suguru : "....... Bukan apa-apa, ini hanya musim panas yang pahit. Tidak perlu khawatir Kisa-san."
Masamichi Kisa menghela nafas dan menunjukkan ekspresi yang lebih serius.
Kisa : "Meskipun saya tidak terlalu dekat denganmu senpai, saya masih dapat melihat ada sesuatu yang salah dengan keadaan anda saat ini."
Lagipula, itu terlalu jelas ....
Dia tidak lagi memerlukan kedua mata ini lagi jika dia bahkan tidak bisa melihatnya.
Setelah tertegun untuk beberapa saat, Geto Suguru tersenyum pahit, dan sepertinya telah menyerah untuk berpura-pura lagi.
Suguru : "Apakah begitu jelas?"
Satoru dan Shoko bahkan tidak melihatnya ....
Bagaimana bisa junior yang bahkan tidak begitu dekat dengannya ini bisa menyadari kelainannya ?
Kisa : "Ya. Sangat."
Suguru : "Ha-ha-ha......"
Geto Suguru merasa dia sungguh menyedihkan ....
Orang asing bahkan bisa melihat lebih jelas daripada orang terdekatmu.
Kisa : "....... Mau curhat ? Aku pendengar yang cukup baik."
Tapi sayangnya dia tidak kunjung mendapatkan jawaban.
Sepuluh menit kemudian ....
Masih sama ....
Haruskah aku pergi saja ?
Setelah hening cukup lama, Kisa yang berpikir bahwa dia sedang diabaikan, hampir angkat kaki dan pergi meninggalkan Geto Suguru seorang diri.
Tapi sebelum dia bahkan menggerakkan kakinya, senior yang diam itu pun akhirnya angkat bicara.
Suguru : "...... Kisa-chan, apakah menurutmu, non-penyihir itu menyebalkan ?"
Kisa : "...... Alasan ?"
Suguru : "Jika bukan karena mereka, para penyihir tidak perlu terus bertarung melawan roh kutukan dan bahkan mati dengan menyakitkan. Jika saja..... Mereka tidak ada..... Apakah–"
Kisa : "Non-penyihir memang yang menciptakan roh kutukan, tapi tidak dapat disangkal bahwa yang ada sekarang hampir semuanya diciptakan serta didukung oleh orang-orang biasa, yang memberikan kemungkinan tak terbatas, dan kesenangan bagi hidup. Ditambah lagi, jika dipikir-pikir lagi, kita sebenarnya tidak melakukannya secara gratis, bukankah kita dibayar untuk itu ?"
Karena kita dibayar, maka kita bukanlah pahlawan ....
Jadi jangan pernah berpikir untuk membunuh orang-orang biasa dengan mengatas namakan keadilan ataupun kebenaran, karena itu adalah tindakan terbodoh dan hanya orang-orang gila yang mau melakukan.
Kisa : "Karena sampai batas tertentu, kita masing-masing mendapatkan apa yang kita butuhkan. Penyihir, sebenarnya hanyalah nama karir yang dirahasiakan, hampir sama dengan polisi kriminal yang harus menyembunyikan identitasnya. Bedanya, mungkin kita tidak memiliki sertifikat seperti mereka, dan yang paling penting, keduanya sama-sama dibayar, jadi tidak ada yang bekerja secara sia-sia." ]
Satoru : "Sangat realistis, aku suka !"
Meski awalnya dia jijik dan muak, Gojo Satoru sekarang hampir terlihat seperti pemuda yang sedang jatuh cinta.
Satoru : "Inikah pesona wanita dewasa !?"
Shoko : "Tapi menurut identitas, dia seharusnya junior kita."
Satoru : "Aku sedang membicarakan usia !"
Shoko : "Dan ngomong-ngomong, bukankah kamu membenci Kisa-chan ?"
Satoru : "Bagaimana mungkin? Kamu benar-benar berpikir terlalu banyak~"
Saat Ieiri Shoko menanyakannya secara langsung, Gojo Satoru kembali ke nada suaranya yang menyebalkan, seolah-olah tidak ada yang bisa mendengar kebohongannya, yang dengan mudah bisa langsung diketahui oleh siapapun yang masih memiliki otak.
Namun ....
Disaat Ieiri Shoko dan Gojo Satoru berdebat, teman mereka yang lain sedang kesakitan karena apa yang baru saja dia dengar.
Suguru : "Tindakan terbodoh yang hanya orang-orang gila yang mau melakukan."
Meski dikatakan dengan lirih hingga hanya terdengar seperti gumaman, para penyihir yang memiliki pendengaran bagus masih tetap dapat mendengarnya dengan jelas.
Beberapa yang tidak tahu cerita orang dalam, hanya mengabaikannya setelah bingung, namun mereka yang tahu dan cukup dekat, memiliki perasaan yang campur aduk karenanya.
Suguru : "Hahaha...... Meski aku tidak ingin mengakuinya, dia benar."
Dia memang gila ....
Mungkin, sangat gila malah ....
Lagipula, dia bahkan bisa sampai membunuh kedua orang tuanya untuk rencana, yang sudah jelas-jelas tidak bisa diandalkan.
Nanako : "Geto-sama...... Adalah manusia terbaik di dunia."
Mimiko : "Tidak ada yang lebih baik dari Geto-sama di dunia ini."
Semakin banyak Geto Suguru mendengar apa yang dikatakan oleh kedua putri angkatnya, semakin turun pula senyuman mencela diri sendiri yang dia tunjukkan.
Suguru : "Aku tahu kalian tidak bodoh, Nanako, Mimiko, Kalian sadar bahwa itu salah. Jangan berusaha membenarkannya lagi."
Mimiko : "Tapi....."
Suguru : "Aku mohon."
Dia benar-benar malu ....
Dia terlalu malu untuk mengangkat kepalanya lagi dan melihat wajah cantik wanita itu.
Karena rasanya, dia tidak layak ....
Tidak mampu menahan kuasa, Nanako dan Mimiko yang notabenenya membenci Gojo Satoru yang telah membunuh Geto-sama mereka, pun sampai merendahkan diri mereka dengan menatap sang putra dewa menggunakan pandangan memohon yang langka.
Namun, melihat kondisi sahabatnya, bahkan Gojo Satoru pun merasa tidak berdaya, dan dia sendiri juga tidak tahu bagaimana cara menghiburnya.
Jadi jangan lihat aku, kalian berdua !
Comments
Post a Comment