20. Awal Yang Baru
Melayang dengan tubuh transparan merupakan perasaan baru yang tak bisa dijelaskan hanya dengan beberapa kata.
Rasanya aneh, dan aku ragu aku akan bisa terbiasa, apalagi setelah aku dikecewakan oleh kenyataan bahwa penantianku untuk berpergian ke dunia anime lain sepertinya tidak akan pernah bisa terwujud.
Dan disinilah aku, si penyabar yang telah menunggu dengan sangat lama, hingga bahkan menyaksikan tubuhku digunakan secara sewenang-wenang oleh Kenjaku, sudah mulai menjadi hiburan aneh yang tidak pernah bisa kubayangkan sebelumnya.
Tapi .... Siapa sangka bahwa satu-satunya alasan ba*****n itu menargetkan ku, rupanya hanya karena kemampuan reproduksi milik ku yang cepat, mampu memenuhi kebutuhan akan bidak untuk rencana apapun yang dia punya.
Serius ....
Awalnya aku masih bisa memaklumi apa yang dia lakukan, mengingat bahwa anak-anak ku memang merupakan tentara elit, mau itu dari segi kualitas ataupun kuantitas.
Apalagi mengingat bahwa mereka merupakan sebagian dari harga diriku, jadi, meski aku sangat marah sekalipun, aku masih memegang kesombongan karena merasa keluargaku layak akan penargetan nya.
Tapi .... Ketika aku tahu bahwa dia berencana untuk memperlakukan anak-anakku hanya sebagai kumpulan exp, untuk meningkatkan kemampuan orang-orang di dalam game yang akan diciptakan olehnya, aku merasa seperti telah menelan berton-ton dinamit, dan akan meledak kapanpun juga.
Dengan penuh amarah dan dendam, aku mencoba menguji apakah aku bisa melawannya, tetapi ternyata perjuanganku tidak ada gunanya, dan saat aku mencoba untuk menjauh darinya karena tidak tahan, aku akhirnya mengetahui bahwa tubuh roh ini terjerat dengannya.
Jenis siksaan baru macam apa ini !?
Tidak bisakah aku memulainya kembali sebagai karakter yang baru !?
Alih-alih menonton pria bau ini sepanjang waktu !?
Setelah lelah dan menyerah, aku yang tidak lagi memiliki semangat sedikitpun, dengan pasrah melayang-layang di udara tanpa lagi peduli dengan Kenjaku yang menyeret tubuh roh ku kemanapun dia pergi.
Lagipula tidak ada gunanya, jadi untuk apa aku bahkan membuang-buang waktu dan emosiku untuk hal itu ?
Lebih baik aku belajar membiasakan diri untuk menyatu dengan alam dan hilang dalam ketiadaan.
Ku harap waktu akan membuatku mati secara emosi, atau setidaknya disregulasi emosi, agar aku tidak perlu menderita karena harus terus merasakan ketidakberdayaan seperti ini.
Tetapi, saat menyerah telah menjadi pilihan terakhir "Hm.... ?" Sesuatu pun terjadi.
Aku melihat Kenjaku pergi tanpa aku yang terpaksa mengikutinya, dan hal itu langsung membangkitkan sedikit harapan dalam diriku. Segera, aku pun mencoba untuk mencari tahu alasan dari aku yang tertinggal disini bersama tubuhku.
Setelah tidak menemukan kejelasan apapun, aku tiba-tiba mulai curiga akan sesuatu.
"Hei.... Akari.... Kamu disana ?"
"......."
"Aku tahu kamu disana ! Berhenti berpura-pura !"
"........"
"Apa maumu !? Apa sebenarnya rencanamu dengan menarik ku masuk kedalam tubuhmu !?"
"........"
Setelah hanya mendapatkan keheningan sebagai jawaban, minatku pun turun bersamaan dengan harapan terakhirku.
Aku bahkan mulai mempertanyakan kondisi mental ku saat ini.
Apakah aku sudah kehilangan kewarasan ku dan semakin gila, dengan membayangkan hal-hal yang tidak ada ?
Tapi saat aku mengira aku salah, entah bagaimana caranya, aku bisa merasakan kontak batin antaraku dengan beberapa anak-anakku di luar.
Dengan semangat tinggi yang muncul kembali, aku mencoba untuk berkomunikasi : "kalian– Apakah kalian bisa mendengar ku ?"
"Yang Mulia ?" Dan ternyata, itu memang berguna. Meski aku tidak tahu kenapa hal ini bisa berhasil, tapi siapa yang peduli ? Entah apapun alasannya, yang terpenting sekarang adalah aku dapat terhubung dengan mereka.
Setelah mendengar jawaban itu, aku merasa seperti telah melihat harapan baru.
Aku tidak berharap akan bisa mengambil alih kembali tubuhku atau apa .... Lagipula aku tahu betul betapa mustahil nya hal itu, jadi aku sekarang hanya ingin mengakhiri semua ini dan mati dengan tenang sebelum akhirnya melompat masuk ke roda reinkarnasi.
Karena itu ....
"Carikan aku wanita bernama Kugisaki Nobara, dan bantu dia untuk membunuhku !"
"....... Tapi yang Mulia....."
Maafkan aku ....
Aku tahu sebagai pemimpin, aku tidak layak akan posisiku.
Tapi–
"Terkadang menghilang lebih baik daripada menjadi boneka yang bisa dikendalikan sesuka hati."
Saat ini .... Tidak ada sedikitpun rasa bersalah ku rasakan, karena sejak awal aku tidak pernah meminta untuk dijadikan sebagai kutukan. Akulah yang dipaksa untuk mengambil bagian dari rencana apapun yang pemilik dari tubuh ini lakukan.
Aku hanya korban ....
Aku tidak lagi ingin mencoba bertahan ....
Aku lelah dan hanya ingin berhenti sampai disini saja.
Jadi–
"Ku mohon mengertilah. Ini perintah terakhir dariku...."
Biarkan aku menyalahgunakan wewenang dari indentitas yang dipaksakan padaku untuk yang terakhir kalinya.
"....... Sesuai keinginan anda, Yang Mulia."
Untuk kalian semua yang telah menemaniku hingga saat ini ....
Sungguh .... Ku ucapkan "Terimakasih" dari lubuk hatiku yang terdalam. Karena kalianlah aku bisa bertahan hingga sekarang. Meski akhirnya aku masih memilih untuk mengakhiri semua ini, aku tetap mencintaimu, "dan maaf" telah memilih untuk menyerah pada akhirnya.
"Aku mencintai kalian semua."
Tidak tahu apakah itu hanyalah khayalan ku atau apa, aku bisa mendengarkan beberapa isak tangis yang tumpang tindih berasal dari mereka.
Ini .... ....
Mungkinkah kutukan benar-benar memiliki perasaan ?
Akhirnya, setelah menunggu entah berapa lama, aku pun melihat sosok yang sangat ku nanti nantikan.
Mungkin karena kehadiran Akari sendiri sudah merubah cerita dari jujutsu yang asli, aku tidak terkejut saat aku tahu bahwa anak-anak ku mengambil tempat Nobara sebagai ganti gadis itu untuk membunuhku.
Baguslah .... ....
Sepertinya dia tidak akan sekarat oleh kutukan gila tertentu.
Lalu .... Hari ini pun akhirnya telah menjadi pertemuan pertama dan terakhir antara aku dan Kugisaki Nobara.
Dan untuk hadiah pertemuan dan perpisahan kami, aku memberikannya hadiah untuk membantunya.
"Siapa saja yang masih bisa mendengarkan suara ku !"
Ku mohon ....
"Ku perintahkan padamu untuk membantu gadis kecil itu untuk memurnikan ku !"
Berikan aku kebebasan ....
"Ini perintah dariku ! Harapan terakhirku ! Permintaan terakhir dari ibumu !"
Izinkan aku beristirahat dengan tenang .... ....
Akhirnya .... Dengan bantuan beberapa anak-anakku, dan petunjuk yang ku berikan mengenai kelemahan ku, Nobara pun berhasil meraih kemenangannya meski sangat kesulitan dalam prosesnya.
Di akhir, air mata mengalir dari sudut mata Akari, dan aku bisa mendengar suaranya yang seperti mengandung kebahagiaan di dalamnya, melalui transmisi suara diantara kami yang tiba-tiba terhubung : "Dengan darah dan daging ku, aku memahkotai Yang Mulia Ratu yang baru dengan megah."
Perlahan-lahan, tubuhku lenyap, dan aku tersadar di tempat asing yang belum pernah ku lihat sebelumnya.
Melihat dari arsitektur bangunan, tempat ini seharusnya adalah kastil jepang kuno dengan sejarah yang panjang.
Menoleh ke samping, aku melihat cermin di sisi lain yang memantulkan bayangan ku dan Akari sedang berdiri berhadap-hadapan, kami berbagi penampilan yang sama seperti kembar identik tanpa sedikitpun rasa ketidakseimbangan, dan ucapan kasar yang sudah berada di ujung lidah pun tertelan kembali.
Berjalan mendekat, aku akhirnya bisa melihat Akari di hadapanku dengan lebih baik, dia memiliki senyuman lembut di bibirnya, dan matanya sama hangatnya dengan matahari di pagi hari. Temperamennya dengan mudah membuatmu merasa nyaman yang tidak sesuai dengan identitasnya sebagai kutukan.
Dan semua kemarahan dan ketidakpuasan ku tadi secara perlahan menghilang seperti buih di lautan.
Perasaan ini .... ....
Dia jelas bukan orang yang lembut di kenangan yang ku miliki, selain Riku, Akari tidak pernah menjadi begitu lembut pada siapapun, bahkan Sukuna sekalipun, lalu kenapa dia berpura-pura seperti ini ?
Serius ....
Aku sebenarnya sangat ingin marah saat ini ....
Tapi ....
Mengingat beberapa kenangan tambahan yang tiba-tiba muncul dengan sangat lengkap, aku pun berubah pikiran.
Setidaknya sekarang aku sudah mengerti apa yang diinginkan olehnya.
"Aku tidak tahu apakah kamu bisa mendengarku atau tidak, aku ingin menyampaikan satu hal ini. Kamu tidak perlu meminta maaf kepadaku, dan kamu juga tidak perlu merasa bersalah karenanya."
Bohong jika aku mengatakan aku tidak memendam rasa benci dan amarah, tapi–
"Meski tindakan mu cukup...... Atau bahkan sangat merugikan ku dari segi fisik dan mental, tapi aku tetap berterimakasih atas kesempatan yang kamu berikan. Aku bisa hidup di dunia anime yang kusukai, dan petualangan baru ini....... Sebenarnya tidak begitu buruk......"
Sesuatu meluncur di pipi Akari yang bertato, lalu dia menyentuhnya dan menemukan air mata dengan ekspresi terkejut.
Aku di samping terus memperhatikan setiap detail tindakannya tanpa melewatkan sedikitpun.
Sampai–
"Apa yang– kupikir kamu–"
Tapi sekarang, tepat dihadapanku saat ini, aku melihatnya keluar dari cermin dan memelukku yang entah kenapa membeku tidak bisa bergerak.
"Sampai bertemu lagi."
Kupikir jiwanya telah lenyap oleh paku Nobara.
Lagipula bagaimana bisa kita selamat tanpa ada satupun yang dikorbankan ?
⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘
Jangan lupa berikan komentarmu, dan sampai jumpa di chapter berikutnya.
⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘
█║▌│█│║▌║││█║▌║▌║
Note : Ada yang bisa menebak apa yang terjadi ?
Comments
Post a Comment