14. Akhirnya Mencoba Mengenal Sebagai Wanita Bukan Teman




Aku berhasil melarikan diri dari perseteruan antara Nobunaga dan Masamune dengan bantuan dari Mitsunari yang sangat perhatian (mudah digunakan).

Meski aku mengatakannya sebagai perseteruan, sebenarnya itu lebih terasa seperti mereka sedang memperebutkan ku.

Jujur saja, aku tidak pernah mengalami hal semacam itu, dan berakhir menjadi pusing karenanya.

Meski diperebutkan oleh pria tampan mungkin adalah impian kebanyakan wanita, tapi bagiku itu tidak lebih dari sebuah masalah.

Maksudku, apa gunanya diperebutkan oleh pria yang tidak kamu cintai ?

Mereka tampan, tentu saja tampan. Bohong jika aku mengatakan aku tidak menyukai mereka karena bagaimanapun manusia adalah makhluk visual, namun suka dan cinta adalah dua hal yang berbeda.

Lyra : "Ne, Mitsuhide."

Mitsuhide : "Ada apa ?"

Lyra : "Apakah menurutmu Masamune dan Nobunaga menyukaiku ? Atau aku saja yang terlalu banyak berpikir ?"

Meski sebelumnya beberapakali ada pria yang berusaha mendekatiku, namun ini adalah kali pertamanya ada dua pria yang menunjukkan minat padaku secara bersamaan, bahkan saling bersaing dengan sengit secara terang-terangan.

Menolehkan kepalaku kesamping, aku melihat Mitsuhide meminum tehnya dan terus diam, tanpa ada tanda-tanda untuk menjawab pertanyaanku.

Menghela nafas, aku berniat untuk berpura-pura tidak pernah mengajukan pertanyaan apapun dan ikut meminum teh sepertinya.

Tapi disaat berikutnya, Mitsuhide tiba-tiba membuka mulut dan bertanya balik padaku.

Mitsuhide : "Bagaimana denganmu ?"

Lyra : "Apa ?"

Ada apa dengannya ?

Melihatnya yang terus menatap ke arah mataku dengan mata rubahnya yang licik, aku tahu Mitsuhide tidak berniat untuk melepaskan ku tanpa mendapatkan jawaban.

Sejujurnya, aku merasa ini sangatlah tidak adil. Dia tidak menjawab pertanyaan dariku tapi dia memaksaku untuk menjawab pertanyaan darinya.

Lyra : "Aku tidak mengerti apa maksudmu."

Mitsuhide mendengus, dan memperpendek jarak antara kami berdua.

Mitsuhide : "Apa kamu terbiasa berpura-pura bodoh untuk menghindari pertanyaan yang tidak ingin kamu jawab ?"

Terus diam. Aku menghindari tatapan matanya yang seperti bisa melihat segala hal, dan memakan cemilan sambil fokus melihat ke langit untuk terus mengabaikannya.

Mitsuhide : "Sedang membalas dendam hm~?"

Dia semakin mendekat, dan wajahnya hanya berjarak beberapa centimeter dariku. Merasa tidak nyaman aku pun mencoba menjauh, namun tangannya melingkari pinggangku dan menghentikan ku dari mengambil jarak dan justru berakhir dengan sebaliknya.

Lyra : "Tidak semua orang bisa mencintai hanya dalam waktu kurang dari satu tahun. Beberapa dari mereka bahkan memerlukan waktu bertahun-tahun lamanya untuk mulai mencintai seseorang."

Mitsuhide : "Jadi tidak ada diantara mereka berdua yang membuatmu tertarik ?"

Lyra : "Nyatanya, aku bahkan belum pernah mencintai seseorang sebelumnya."

Mitsuhide : "Melihatmu yang terlihat seperti ini, para pria seharusnya berbondong-bondong untuk mendekat dan berebut untuk mendapatkan mu. Apakah tidak ada diantara mereka yang cukup layak bagimu ?"

Aku sangat ingin mengatakan bahwa penampilan ini bukanlah yang ku miliki sebelumnya. Namun aku sadar bahwa penjelasan yang akan menyusul pasti menjadi sangat rumit dan tidak masuk akal.

Lyra : "Apakah semua hanya tentang penampilan ? Lalu bagaimana jika aku tidak secantik sekarang ? Apakah Nobunaga dan Masamune bahkan akan menyukainya ?!"

Mitsuhide : "Hahahahaha......."

Mendengar gelak tawanya, aku sekarang sungguh-sungguh ingin memukul wajahnya dengan kepalan tangan.

Apa maksudnya dengan menertawai ku ?!

Apakah ada yang lucu ?!

Mitsuhide : "Jadi masalah yang membuatmu ragu adalah itu ?"

Jawabnya adalah bukan, tapi aku hanya memilih untuk diam dan membiarkannya memutuskan jawabannya sendiri.

Mitsuhide : "Lyra. Bohong jika aku mengatakan penampilan tidak mengambil peran yang penting dalam menarik perasaan seseorang. Tapi, mungkin kamu tidak menyadarinya bahwa kamu sendiri sudah lebih dari cukup untuk membuat seseorang tertarik meski wajahmu hanya biasa-biasa saja."

Lyra : "Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan ?"

Mitsuhide : "Awalnya kamu terlihat seperti hewan kecil penakut yang memerlukan perlindungan, para pria umumnya akan memiliki keinginan untuk menjaga wanita semacam itu."

Gigiku terkatup erat, saat aku berpikir bahwa aku diperlakukan sebagai pemuas ego dan harga diri para pria.

Melihatnya, Mitsuhide yang sangat peka langsung menyadari kekesalanku dan senyum main-main terlihat diwajahnya.

Mitsuhide : "Lalu, saat semua berpikir kamu hanyalah hewan kecil berbulu yang tak berdaya, kerja keras tanpa keluhan yang kamu tunjukkan mengubah semua citra dibenak setiap orang. Pria adalah makhluk yang tamak dan tidak pernah puas kamu tahu ? Mereka suka wanita lemah dan bergantung pada mereka, tapi disisi lain mereka juga ingin pasangan mereka menjadi kuat dan memiliki pendiriannya sendiri."

Melepaskan tangannya dari pinggangku, Mitsuhide kembali fokus pada teh dan cemilan di mejanya.

Lyra : "Mereka mengatakan bahwa hati wanita adalah yang paling sulit untuk ditebak, tapi ternyata para pria juga tidak ada bedanya."

Mitsuhide : "Meskipun sebenarnya pria itu berbeda-beda. Ada yang hanya menginginkan bunga hias, dan ada juga yang ingin bunga liar yang kuat."

Lyra : "Dan kebetulan Masamune dan Nobunaga menyukai gabungan antara dua jenis bunga itu ?"

Mitsuhide : "Um...... bagaimanapun juga yang sepertimu sangat jarang. Wanita yang dapat ditemukan ditempat ini hanya memiliki dua jenis. Satu, wanita yang hanya berpikir untuk menjadi ibu dan melayani suaminya, dan yang kedua adalah wanita beracun yang dilatih untuk membunuh para pria."

Lyra : "Tidak ada pebisnis?"

Mitsuhide : "Apakah wanita yōkai juga berbisnis ?! Tapi, sayangnya tidak ada wanita semacam itu ditempat ini."

Lyra : "Apa ?! Kenapa ?!"

Mitsuhide : "Wanita didoktrin untuk hanya melahirkan anak, melayani suami, dan menjaga rumah. Meski zaman sudah mengubah banyak hal, namun banyak dari orang-orang tua konservatif yang masih hidup memaksa orang lainnya untuk mempertahankan tradisi lama."

Lyra : "Ya. Para orang tua cenderung yang paling sulit untuk menerima perubahan."

Aku menghela nafas saat menyadari bahwa dunia ini hampir serupa dengan dunianya untuk beberapa hal.

Jika aku tidak tahu ini adalah dunia game, aku benar-benar akan berpikir bahwa aku telah kembali ke masa lalu. Karena di duniaku posisi wanita di jaman dahulu terbilang cukup rendah.

Bagaimanapun juga lukisan tradisional Jepang kuno tidak begitu indah (baginya), aku bisa saja berpikir bahwa pelukis itu memiliki dendam pribadi atau konspirasi lainnya.

Mitsuhide : "Jadi...... Bagaimana ?"

Lyra : "Apanya ?"

Apakah aku melewatkan sesuatu ?

Mitsuhide : "Apa kamu berniat untuk mencoba berhubungan lebih dekat dengan salahsatu dari kami semua ?"

Dengan siapa saja ?!

Lyra : "Eh ? Bukannya hanya Masamune dan Nobunaga saja ?!"

Kenapa tiba-tiba jumlahnya jadi bertambah ?

Mitsuhide : "Biasanya wanita cukup peka. Hampir semua orang menyukaimu, hanya saja beberapa memutuskan untuk menyerah lebih dulu karena berbagai alasan."

Memejamkan mata dengan perlahan, aku menarik nafas dan mencium aroma teh yang cukup menenangkan.

Aku selalu benci pada mereka yang menggantung perasaan orang lain apalagi menduakan. Itulah sebabnya genre Harem, NTR atau reverse Harem adalah yang paling tidak kusuka, karena beberapa protagonis terbiasa menggantung perasaan atau menduakan orang yang menyukainya.

Tapi .... ....

Setelah pusing menjadi sedikit mereda, aku mulai merencanakan masa depanku.

Jika memang apa yang dikatakan oleh Mitsuhide adalah benar, maka aku tidak boleh menjadi salahsatu dari protagonis yang ku benci itu, dan mencoba untuk mencari pasangan yang paling cocok bagiku.

Tanpa drama yang tidak perlu. Tolak secara baik-baik orang yang tidak kamu suka, dan jangan beri kesempatan.

Walaupun aku sebenarnya merasa belum sepenuhnya siap, tapi jika menunggu sampai siap, mau sampai kapan ?

Bagaimanapun juga aku tidak bodoh, aku tahu betapa mustahilnya bagiku untuk hidup seorang diri selamanya jika aku melarikan diri atau sudah tidak punya tempat lagi disini.

Meski aku mungkin bisa bertahan hidup di hutan dengan menggunakan kemampuan milikku, aku hanya akan menjadi semakin gila karena hidup tanpa siapapun yang bisa diajak bicara.

Kesehatan mentalku akan terancam.

Tapi, jika aku memaksa untuk berintegrasi dengan orang-orang, dengan identitas baru ku sebagai yōkai, aku tidak yakin bisa diterima dengan baik oleh orang lain, atau bahkan samasekali tidak mungkin.

Jadi, meski bergantung pada pria adalah hal yang paling tidak ku sukai, ini tidak bisa disangkal adalah cara paling mudah untukku sekarang.

Disaat itu, selama semua sedang berlangsung, aku akan mempersiapkan berbagai hal untuk setiap kemungkinan yang mungkin akan terjadi.

Membuka kembali mataku, aku menoleh dan memberikan senyuman yang tulus pada pria yang telah membantuku secara tidak langsung.

Lyra : "Mungkin aku akan mencoba lebih mengenal kalian dulu. Bukan sebagai teman, tapi wanita."

Kebahagiaan terlihat di mata Mitsuhide, meski hanya berlangsung secara cepat, aku bisa langsung menyadari perbedaannya.

Aku ingin tertawa, tapi secara paksa menahannya.

Begitu ....

Jadi setiap ucapanmu sebelumnya adalah untuk membuka kemungkinan ini.

Beberapa hari kemudian, seperti yang ku katakan, aku mencoba untuk mengenal mereka lebih jauh. Bahkan perubahanku terlihat oleh Mitsunari, meski dia sendiri tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Disaat aku semakin dekat dengan mereka dan akan memulai berkomitmen pada orang yang telah ku pilih, kejadian yang tak pernah ku pikirkan dalam hidupku telah terjadi saat ini.

Pembunuh bayaran tiba-tiba muncul, dan anehnya target yang ditetapkan oleh mereka adalah aku.

Saat aku berjarak sangat jauh dari semua orang tanpa ada siapapun yang bisa membantu.

Secara mengejutkan aku meluncur kedalam portal di bawah kakiku yang tiba-tiba muncul, saat tanto hampir menusuk perutku hanya dalam hitungan detik.

Sejujurnya aku sangat takut karena sedikit saja terjadi kesalahan dalam waktu, bukan perutku yang tertusuk, tapi kepalaku sebagai gantinya.

Beberapa saat kemudian setelah waktu berlalu cukup lama, aku keluar dari lubang hitam dan berpikir akan meluncur turun ke rumah pohonku yang nyaman, namun berakhir dikejutkan dengan pemandangan hutan yang gelap.

Dan yang lebih buruk.

Lyra : "Bagaimana caraku kembali ?!"

Aku tidak mengetahui arah, dan bahkan dibelahan mana hutan tempatku berdiri saat ini.

Aku tidak mengetahui arah, dan bahkan dibelahan mana hutan tempatku berdiri saat ini


Bab sebelumnya 

Daftar bab 

Bab berikutnya 

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan