07. Ishida Mitsunari Adalah Target Untuk Menjadi Teman Terbaik
Ekspresi wajah Mitsunari dipenuhi kekaguman saat melihat perpustakaan yang penuh dengan buku, melihat reaksinya benar-benar sangat memuaskan egoku. Tapi, sayang sekali kebahagiaannya langsung hilang setelah dia melihat karakter di buku yang dia samasekali tidak tahu.
Sigh~
Apa boleh buat, pikirku.
Lyra : "Kalian tunggu di sini sebentar, aku mau ke kamarku untuk mengambil sesuatu."
Setelah mendengar persetujuan dari mereka, aku langsung naik tangga menuju kamar dan membuka laci lemari untuk mencari benda dalam ingatanku.
Lyra : "Ah..... Ketemu~"
Benda yang ku ambil adalah kacamata yang merupakan alat sihir yang bisa menerjemahkan setiap bahasa ke bahasa yang kamu mengerti. Alat sihir yang lebih hebat dari mesin penerjemah manapun ini, adalah hadiah dari Alma saat aku telah berhasil membaca semua buku yang dia berikan kepadaku, karena buku dengan bahasa Elf dan manusia telah habis, Alma mencarikan solusi terbaik dengan memberikan alat sihir ini yang entah dia dapatkan dari mana, dan mulai memberikan ku buku dengan berbagai bahasa lainnya.
Lyra : "Kupikir aku sudah tidak akan melihat alat ini lagi."
Setelah aku menjadi Lyra Syldan, aku akan langsung mengetahui setiap bahasa yang telah ia pelajari, dan aku sangat yakin di dunia itu tidak ada lagi bahasa yang belum Lyra ketahui.
Turun menuju rumah perpustakaan, aku melihat para pria sedang membaca buku dengan sangat serius.
Lyra : "Tunggu...... Apakah kalian bisa mengerti bahasa di buku itu!?"
Masamune : "Bahkan jika tidak mengerti pun kami masih bisa mencari tahu dari gambar yang ada di dalam buku ini."
Apa kalian anak TK !?
Nobunaga : "Lyra..... Apakah semua yang di gambarkan di buku ini benar-benar ada?"
Lyra : "Yeah...... Meski aku tidak pernah melihatnya secara langsung, tapi aku pernah melihat semua itu melalui alat sihir ku."
Lyra yang bosan karena Alma tidak kunjung pulang saat itu, menghabiskan hari-hari membosankan dengan membuat alat sihir sendiri dari apa yang telah dia pelajari dibuku ras dwarf, dan alat sihir pertama yang Lyra buat dalam hidupnya adalah burung pengamat, yang memiliki fungsi sama dengan bola pengintai, hanya saja burung pengamat tidak perlu kembali ke pemiliknya untuk menunjukkan apa yang telah ia rekam, burung pengamat memiliki cara kerja yang sama seperti drone, dengan kata lain .... Pemilik dari alat sihir itu bisa melihat langsung apa yang alat sihir itu temukan.
Nobunaga : "Kenapa kamu tidak pergi melihatnya langsung sendiri?”
Lyra : "Dunia luar terlalu berbahaya, dan bagiku..... Melihat hanya melalui alat sihir saja sudah lebih dari cukup daripada tidak samasekali."
Mitsuhide : "Sebenarnya seberapa berbahaya dunia itu?"
Mitsunari : "Benar...... Hal macam apa yang ada di dunia itu sampai-sampai kamu tidak berani keluar......?"
Lyra : "....... Dunia itu berbahaya hanya untuk segelintir kalangan saja, untuk yang lainnya...... Itu adalah dunia yang cukup indah bagi mereka."
Hideyoshi : "Apakah...... Dunia itu memiliki sistem perbudakan?"
Apa di tempat ini sistem perbudakan masih berjalan, sampai-sampai dia kepikiran !?
Mitsuhide : "Jika aku ingat-ingat sistem perbudakan masih diterapkan di beberapa negara, jika di dunia ini saja ada...... Tidak menutup kemungkinan bahwa di dunia itu juga memiliki sistem kasta yang sama."
Jadi .... Masih ada perbudakan di tempat ini ....?
Apakah rencana untuk melarikan diri adalah pilihan yang tepat untuk dilakukan ?
Mitsuhide : "hahahaha...... Ekspresi menarik yang kau buat disana telah menjelaskan semuanya, kenari~."
Lyra : "Menjelaskan...... Apa.....?"
Mitsuhide : "Pertama, kamu takut yang berarti kamu mengerti tentang apa yang sedang kami bicarakan, dengan kata lain dunia itu memang memiliki sistem perbudakan dan kasta. Kedua, kamu khawatir yang berarti kamu memikirkan cara untuk melarikan diri dari kastil Azuchi, dan mulai mempertanyakan apakah rencana itu sepadan dengan resiko yang mungkin harus kau hadapi. Kenari~ kamu lucu sekali......"
Lyra : "Aku hanya khawatir dengan siapapun yang mungkin saja memiliki niat buruk ingin menjual ku karena berbeda, bukan berarti aku akan–"
Mitsuhide : "Kamu pasti dapat segera mengetahui bahwa posisi kami bukanlah sesuatu yang bisa disinggung oleh orang biasa. Selama kamu berada di kastil Azuchi dan dikawal sepanjang waktu, apakah kamu pikir pedagang budak rendahan bisa dengan mudah menyentuh milik panglima perang?"
Dikawal .... Sepanjang waktu !?
Tapi kenapa aku tidak mengingat mereka menugaskan pengawal untuk mengawasi ku ?
Ieyasu : "Mitsuhide...... Berhentilah menakut-nakutinya, lihat wajahnya yang berubah menjadi pucat. Lebih baik kamu rahasiakan apa yang kamu ketahui dan tangkap dia saat dia mulai bertindak."
Orang-orang ini .... Mereka .... Berbahaya !!!
Mitsunari : "Um...... Nona Lyra, apa itu yang ada di tanganmu?"
Aku tidak tahu apakah Mitsunari memang tidak bisa membaca situasi atau dia melakukannya secara sengaja dengan niatan untuk membantuku, tapi .... Apapun alasannya, aku berterimakasih padanya ....
Lyra : "Ini adalah alat sihir untuk menerjemahkan setiap bahasa di dunia ku. Aku tidak tahu apakah di tempat ini juga bisa digunakan, tapi..... Bagaimana jika kamu coba menggunakannya? Kamu kelihatannya sangat ingin membaca buku-buku itu...... Siapa tahu berhasil."
Mitsunari : "Itu alat yang sangat hebat!!!"
Lyra : "Ya...... Kan~? Ini adalah hadiah terbaik yang diberikan oleh Alma padaku~"
Mitsunari : "Apakah tidak masalah meminjamkan benda berharga semacam itu padaku?"
Lyra : "Tidak masalah, aku percaya kamu akan menjaganya dengan baik....."
Bahkan orang bodoh saja bisa langsung tahu betapa berharganya buku baginya, jadi benda seperti ini seharusnya adalah hal yang sangat penting mengingat bagaimana alat ini bisa membantu siapapun untuk memahami bahasa asing yang tidak kau mengerti sama sekali.
Dan yang membuatku merasa santai meminjamkannya pada Mitsunari adalah karena alat ini memiliki fungsi pengamanan, dimana alat itu bisa langsung kembali ke wadahnya jika terlalu lama jauh dari kotaknya, dengan begitu aku tidak perlu khawatir itu akan hilang atau dicuri~
Mitsunari : "Terimakasih banyak karena telah mempercayaiku......."
Maaf malaikat kecil, aku sebenarnya tidak benar-benar percaya padamu.
Lyra : "Sama-sama......"
Saat aku memberikan izin pada mereka untuk melihat-lihat isi rumahku dengan syarat tidak boleh menyentuh benda apapun tanpa bertanya padaku lebih dulu, aku memilih untuk tetap duduk di perpustakaan sambil mengobrol dengan Mitsunari. Semakin aku mengobrol dengannya, semakin banyak pula informasi yang akhirnya muncul lewat potongan-potongan ingatan, meskipun sangat tidak beraturan. Lalu, semua ingatan-ingatan yang muncul secara acak membuatku sama sekali tidak bisa menentukan alur waktu dari semua kejadian itu.
Meski perasaan ku menjadi campur aduk dan berubah-ubah karena semua ingatan itu, setidaknya aku merasa sangat tenang dan bebas saat berbicara dengan Mitsunari, dia sangat lembut, sopan dan tidak berusaha untuk membaca ekspresi ku atau mempermainkan ku seperti Mitsuhide.
Ku rasa .... Aku bisa menjadikannya sebagai teman, mengingat cara sopan dan lembutnya dia memperlakukanku, aku merasa seperti masih berada di duniaku sebelumnya, dimana hak asasi manusia merupakan norma.
Comments
Post a Comment