19. Hanya Menginginkan Cinta Keluarga




"Kaasan. Tidak bisakah kita tinggal ditempat lain ?"

Anak dengan mata merah beserta kacamata sempit berwarna coklat, dan rambut merah khas clan Uzumaki, menatap wanita yang lebih tua dengan warna rambut yang sama seperti dirinya dengan tatapan sedih.

"Karin..... Hanya tempat inilah yang mau menerima kita. Ini tidak seperti kita memiliki pilihan."

"Tapi !"

"Tidak apa-apa. Kaasan berjanji akan selalu melindungimu....."

Melihat senyum ibunya yang berusaha terlihat kuat meski tubuhnya sudah begitu lemah dan sakit-sakitan, Karin tidak memiliki pilihan lain selain menahan ucapan yang ingin dia katakan berikutnya agar tidak membuat ibunya merasa sedih.

"Aku tahu. Aku percaya padamu."

Meski apa yang paling dikhawatirkan oleh anak itu justru adalah kondisi ibunya dan bukan dirinya, tapi dia mengerti bahwa memang hanya tempat ini yang mau menerima mereka.

Meski bayarannya terbilang cukup besar, tapi itu lebih baik daripada penargetan serta pengusiran terhadap darah clan dalam tubuh mereka.

'Aku ingin menjadi lebih kuat dan mengubah semua ini !'

Begitulah janji seorang anak yang akan mengubah sejarah dimulai.

***

Di ruangan tertentu, tepatnya di atas tempat tidur. Gaara yang tertidur dengan saudara perempuannya membuka mata dan mendapati dirinya masih berada di pelukan Roro.

Melihat wajah tidur yang cantik, Gaara menahan diri untuk tidak bergerak, agar Roro yang sedang tertidur nyenyak tidak terbangun karena gangguan yang disebabkan olehnya.

Bahkan anak itu tidak berani bernafas terlalu kencang dan mencoba untuk bernafas selembut yang dia bisa.

Sayangnya, meski Gaara sudah berusaha untuk tidak melakukan gerakan ataupun bersuara sebisa yang dia mampu, Roro masih terbangun akibat mimpi buruk yang dia dapatkan.

"Neesan ?! Apakah kamu baik-baik saja ?!"

"Um...... Terimakasih. Aku baik-baik saja."

"Apakah tadi neesan sedang bermimpi buruk ?"

Mengingat mimpi yang baru saja dia alami, Roro tidak bisa menghela nafas frustasi saat memikirkannya.

Dia bermimpi bahwa sistem dunia berhasil menangkap dan memisahkannya dari anak-anak, hingga dia harus hidup seorang diri lagi untuk selamanya.

Kesepian dan tanpa harapan. Dimana dia merasa hidup sudah tidak lagi memiliki arti.

"Itu benar-benar mimpi yang sangat menakutkan."

"Mimpi seperti apa ?"

"Aku kehilangan segalanya, dan kamu juga termasuk didalamnya. Aku benar-benar ketakutan."

Ini adalah kali pertamanya Roro, atau harus dikatakan Adelia, menunjukkan kelemahannya begitu saja tanpa berusaha untuk menyembunyikannya.

Mimpi yang mengerikan terlalu membuatnya takut dan tidak lagi kepikiran untuk berusaha terlihat kuat atau menyembunyikannya.

Dia hanya ingin mendapatkan sedikit penghiburan untuk menenangkan hatinya yang melemah karena terluka.

"Aku berjanji akan selalu bersama neesan ! Dengan begitu, neesan tidak perlu lagi takut akan sendirian. Karena itu, aku harap neesan juga tidak akan meninggalkanku sendiri."

"Ya......."

Walaupun Roro tahu bahwa meski Gaara berusaha untuk bersamanya, yang menentukan apakah mereka bisa tetap bersama hanyalah takdir. Namun, dia tetap merasa jauh lebih baik saat mendengarkan anak itu mengatakannya.

Dalam adegan dengan suasana yang harmonis itu, suara Yashamaru terdengar memanggil dari luar kamar dan memaksa mereka untuk keluar.

"Ada apa Yashamaru ?"

Meski Gaara sedih karena kesempatan berduaan dengan neesan nya terganggu, dia tetap keluar dengan bahagia, karena anak itu berharap Roro benar-benar bisa menjadi keluarganya dengan menikahi pamannya.

Hanya untuk satu hal itu, Gaara bahkan merasa dia bisa melakukan apa saja demi Roro bisa menjadi satu keluarga dengan dirinya.

Namun, dia tidak bisa menyangkal bahwa dia sebenarnya menginginkan Roro untuk menjadi ibunya. Karena bagaimanapun, dia sendiri bahkan tidak pernah melihat ibu kandung yang melahirkan dirinya, dan Gaara tahu betapa tidak mungkin hal itu untuk terjadi melihat bagaimana ayahnya dan saudara perempuannya saling berinteraksi.

"Kazekage-sama meminta Gaara-sama dan Roro-san untuk menemui beliau dikantor Kazekage."

"Apakah ini untuk meneruskan interogasi ku sebelumnya yang sempat ditunda ?"

Mendengar kata interogasi, Gaara mengerutkan keningnya. Lalu, sekilas Roro bisa merasakan tangan Gaara yang berada digenggaman nya sedikit meremas sesaat.

"Sepertinya tidak. Beliau hanya menginginkan kehadiran anda dan Gaara-sama saja, jadi saya berpikir itu untuk pembicaraan lain."

"Begitu...... Terimakasih. Aku tahu tempatnya dan akan membawa Gaara bersamaku kesana."

"Baiklah. Tolong jaga Gaara-sama."

"Kamu..... mau mempercayakan Gaara padaku ?!"

Yashamaru tersenyum dengan mata terpejam, dan membuka matanya sambil mengarahkan tatapannya pada tangan Roro dan Gaara yang saling terjalin.

"Anda tulus sangat peduli pada beliau, dan saya tidak pernah meragukannya. Saya percaya pada anda."

"........ Terimakasih karena telah percaya."

Di sisi lain. Gaara yang masih polos, tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi dan hanya melihat fokus mata Yashamaru sebagai tanda cemburu.

'Karena selama ini aku hanya selalu dekat dengan Yashamaru sebelumnya, sekarang dia pasti cemburu dengan kedekatan ku dan neesan. Sigh~ apa boleh buat.'

Merasa kasihan pada Yashamaru, Gaara langsung meraih tangan Yashamaru dengan tangan lainnya yang bebas agar adil.

Dalam benak anak itu, dia bahkan merasa begitu bangga karena telah membantu dua orang itu untuk saling mempererat hubungan mereka.

"Ini.... Gaara-sama ?"

"Bagaimana jika kita bertiga pergi bersama-sama ?"

Yashamaru dan Roro saling berbagi tatapan sebelum kembali memandang Gaara yang sedang memegang tangan mereka berdua.

Akhirnya, mereka bertiga pergi menuju kantor Kazekage dengan tangan mereka yang saling berpegangan satu sama lain. Mengabaikan Roro dan Yashamaru yang merasa canggung, Gaara sebagai sosok yang berada diantara mereka berdua justru merasa akan terbang karena dipenuhi dengan kebahagiaan.

Bagi Gaara, berpegangan tangan seperti itu adalah salahsatu apa yang dia selalu ingin lakukan namun hanya bisa impikan.

Anak itu tidak pernah menyangka bahwa suatu hari impiannya yang dia rasa mustahil bisa benar-benar terjadi didunia nyata.

"Aku merasa semua ini seperti mimpi. Jika saat ini memang hanyalah mimpi, aku harap tidak akan pernah bangun lagi."

Roro dan Yashamaru yang mendengar gumaman menyedihkan Gaara, langsung menjadi kaku selama beberapa saat, dan segera mereka langsung mengabaikan kecanggungan sebelumnya dengan bertindak senatural mungkin demi memberikan kenangan terindah bagi anak itu.

Dan untungnya, mereka berhasil bertindak dengan sangat natural, sampai-sampai orang-orang yang menyaksikannya hampir salah mengira ketiga orang yang berpegangan tangan itu adalah keluarga kecil yang bahagia.

"Itu..... ?!"

"Sejak kapan Yashamaru-san dekat dengan wanita itu ?!"

"Ya ampun...... aku bahkan sampai mengira mereka adalah keluarga yang keluar untuk bermain."

Yashamaru yang memiliki pendengaran baik, berhasil mendengar ucapan orang terakhir dan menjadi tersipu karenanya.

Saat dia berhasil menenangkan jantungnya yang berdetak kencang tidak karuan, dia dengan hati-hati melirik Roro untuk melihat reaksi darinya, namun Yashamaru hanya berakhir dibuat kecewa oleh perhatian penuh Roro pada Gaara tanpa memperdulikan orang lain disekitarnya.

'Meski ini hanya cinta satu sisi, aku bersyukur aku masih memiliki kesempatan untuk berdiri didekatnya.'

Beberapa menit pun telah berlalu saat Yashamaru terus memusatkan pendengarannya pada suara merdu Roro yang terus berbicara dengan Gaara.

"Gaara..... Bagaimana jika sehabis ini kita pergi ke hutan ku dan mencari buah-buahan disana ?"

Hingga akhirnya sedikit keegoisan mulai muncul dalam dirinya.

"Apakah aku juga boleh ikut ?"

Meski Yashamaru tahu bahwa Roro tidak terlihat sedikitpun tertarik padanya, dia masih ingin berjuang untuk perasaannya.

"Tentu saja. Gaara pasti akan lebih bahagia saat kamu ada disana juga."

Namun, sayangnya tanpa Yashamaru tahu, hati Roro sudah tidak bisa menampung cinta apapun lagi selain cinta keluarga.

╔═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╗
✧*。 see you later 。*✧
╚═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╝

Author note : jujur, aku mulai merasa kasihan pada Yashamaru

Author note : jujur, aku mulai merasa kasihan pada Yashamaru. Haruskah aku mencarikannya pasangan yang tepat untuk pria malang itu ?

Bab sebelumnya 

Daftar bab 

Bab berikutnya 

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan