07. Mengundang Penyelamat Keluarga
Dibawah langit malam berbintang, pemandangan indah telah tercemar oleh mayat dan darah yang berceceran.
Diantara mereka yang telah mati, pria muda berambut perak sedang memaksakan diri untuk berjalan dengan terhuyung-huyung membawa tubuh usang nya yang penuh luka.
Selangkah demi selangkah, dia menyeret tubuh mayat dan menyimpannya di segel penyimpanan. Berusaha menghilangkan semua bukti yang ada, bahkan tanpa menyisakan setetes darah pun.
"Memberikan perhatian secara sembunyi-sembunyi hanya akan berakhir percuma, jika orang yang menginginkan itu tidak pernah tahu bahwa dia bahkan pernah menerimanya."
Suara merdu seorang wanita yang tidak cocok dengan adegan berdarah tersebut muncul secara tiba-tiba, mengejutkan pria muda yang masih berjuang menghapus bukti tanpa siapapun bisa mengetahuinya.
"Siapa ?!"
"Kamu datang kerumah orang dimalam hari, tanpa tahu siapa pemiliknya ?"
"Kamu......."
Awan yang menutupi bulan perlahan bergeser, dan sinar putih lembut jatuh di sosok indah yang sedang memegang tongkat aneh.
'Bagaimana bisa ?! Jelas aku sudah bertindak seringan yang aku bisa agar tidak membuat keributan sebanyak mungkin. Namun yang paling penting, seberapa kuat dia ?! Aku bahkan sampai tidak menyadari kedatangannya !"
Untuk Hatake Kakashi yang merupakan ninja elit anbu, dan merupakan jenius yang sering dielu-elukan. Tidak menyadari kedatangan makhluk hidup apapun mendekatinya merupakan kesalahan yang fatal.
Hidup dengan pekerjaan yang berbahaya, telah membuatnya selalu waspada pada apapun, dimanapun, dan siapapun. Namun wanita yang dihadapannya sekarang bisa mendekatinya dengan mudah, tanpa dia menyadari adanya sedikitpun keanehan.
'Yang tadi jelas bukan kecepatan, tapi jika yang dilakukannya tadi adalah bersembunyi, lalu seberapa hebat dia sampai tidak bisa terdeteksi ?!'
Dengan aroma mawar yang cukup menyengat dari tubuh wanita itu, nyaris mustahil dia tidak bisa sedikitpun mencium aroma itu sebelumnya. Bagaimanapun juga aroma dan suara adalah yang paling sulit untuk disembunyikan, namun yang mengejutkan wanita itu membuktikan bahwa dia mampu.
Buk !
Tongkat di hentakkan keatas tanah oleh Hasina, dan dalam sekejap semua darah diatas tanah telah hilang sepenuhnya. Disaat berikutnya, dengan lambaian tangan yang anggun, dia membuat tubuh setiap orang mati yang tergeletak dimana-mana menumpuk menjadi satu di satu tempat yang sama.
Menyaksikan adegan ajaib langsung secara live, Kakashi hampir meragukan matanya sendiri. Dia hampir mengira dia telah berhalusinasi akibat kekurangan darah karena luka parah.
Menggosok matanya dengan tidak percaya, dia hanya berakhir menatap keheranan kembali pada setumpuk mayat yang sudah dikumpulkan.
"Bisa kamu simpan mereka sekarang ?"
Dibawah pandangan Kakashi yang sedang menyaksikannya, Hasina hanya bisa menahan rasa ingin muntah yang sudah mengancam keluar dari tenggorokannya.
"Meski aku sudah terbiasa melihatnya (yang palsu di tv), aku masih tidak tahan."
Melihat kerutan diantara alis wanita yang terlihat sedih (akibat menahan mual). Kakashi langsung menyimpan semua mayat secepat yang dia bisa.
"Apakah kamu tahu alasan mereka dan aku datang ke rumahmu di waktu tengah malam seperti ini ?"
"Mereka diutus untuk memfitnah ku dengan menyakiti putraku, dan kamu datang untuk menghentikan mereka melakukan itu."
"Jadi kamu sudah tahu ?"
"Ya."
"Dan kamu masih bersimpati pada orang-orang yang mau menyakitimu dan anakmu ?!"
"Jangan melihatku seperti itu...... kamu tahu, mereka tidak punya pilihan. Hidup mereka bukan milik mereka, bahkan jika mereka masih memiliki simpati, memangnya apa yang bisa mereka lakukan ?"
Membuat ekspresi wajah yang sedih, suasana duka hampir menginfeksi Kakashi.
"Mati menggantikan kami ?"
Wajah tabah Kakashi yang tersembunyi dalam topeng langsung pecah.
"Mereka memiliki hidup mereka, karena itu mereka juga punya hak untuk mempertahankannya."
Di malam yang sudah sepenuhnya diterangi oleh sinar bulan, wanita itu mengulurkan tangan dengan senyum keibuan.
"Setiap orang memiliki haknya untuk hidup, dan kamu juga. Tidak ada yang ingin hidup dengan darah ditangan mereka jika mereka memiliki pilihan yang lebih baik. Terimakasih atas bantuannya, jadi..... Bolehkan wanita tua ini menawarkan rasa terimakasih dengan mengobati penyelemat keluarganya ?"
"............."
Didepan Kakashi sekarang, seorang wanita aneh mengatakan padanya bahwa bukan salahnya mempunyai pekerjaan kotor yang mengharuskannya untuk mengambil nyawa dari sesama manusia lainnya. Mengatakan padanya, bahwa dia adalah penyelamat keluarganya. Bahkan dia berterimakasih pada seorang pembunuh.
"Aku memilihnya karena aku mau."
Dengan kata lain, Kakashi ingin mengatakan bahwa dia tidak sebaik yang Hasina kira tentang dirinya.
"Apakah itu benar-benar yang kamu mau ?"
"Ya."
"Dasar pembohong kecil."
Hasina ingat bahwa setelah kematian Rin dan Obito, kegelapan mulai menguasai Kakashi, dan dia sering mengalami mimpi buruk tentang kematian Rin.
Orang yang tahu bagaimana merasa bersalah tidak mungkin adalah seorang psikopat. Mereka hanya memaksakan dirinya untuk menjadi berdarah dingin demi bertahan hidup.
Dan yang paling konyol dari semua yang telah terjadi. Minato yang merupakan seorang guru serta yondaime hokage saat itu, dalam upayanya untuk membuat muridnya merasa lebih baik, menugaskan Kakashi kecil berusia tiga belas tahun kedalam anbu.
Bukannya membawa muridnya yang merupakan pasien mental illness ke clan Yamanaka yang bisa berperan sebagai psikiater, yondaime hebat itu justru melemparnya ke tempat penjagalan.
Sebuah keajaiban Kakashi mampu bertahan.
"....... Sudahlah. Bagaimanapun kamu terluka, tolong setidaknya izinkan aku untuk-"
Kakashi yang menyadari dia tidak bisa bertahan lebih lama semakin cemas dan langsung menyela.
"Tidak."
Namun, baru saja anak itu berbalik dia tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan jatuh, yang untung saja Hasina segera menangkap bocah itu dengan sigap.
"Ada baiknya kamu belajar untuk bersandar pada orang lain."
Kalimat yang diucapkan Hasina membuat Kakashi yang mulai kehilangan kesadaran memikirkan lima orang terdekatnya yang telah mati.
'Karena semua orang akan mati, lebih baik untukku tetap menjadi seorang diri.'
Dan dia pun kehilangan kesadaran sepenuhnya.
***
"Nii...... Chan..... Nii-chan...... Nii-chan bangun dattebayo !"
"Hah ?!"
Kakashi langsung melompat dengan panik dan mencari kunai serta tanto miliknya, sebelum dia akhirnya menyadari seorang anak berambut pirang menggelinding jatuh dari kasur dan menabrak dinding kamar.
"Ara~ itu adalah cara untuk menyambut pagi yang sangat bersemangat~"
Wanita bertelinga rubah berjalan masuk dengan celemek dan langsung membantu anak yang terduduk dilantai dengan perhatian.
"Apakah kamu terluka ? Tunjukkan pada kaachan."
Membelai lembut wajah Naruto yang sedikit kemerahan, Hasina terlihat sedih.
"Uh..... Aku baik-baik saja, karena aku kuat dattebayo !"
"Un~ putraku tentu saja kuat."
Melihat ibu dan anak yang sedang berpelukan mesra, Kakashi merasa tidak pada tempatnya. Namun sebelum dia sempat melarikan diri, telinga wanita yang memunggunginya berkedut dan langsung berbalik untuk fokus kembali padanya.
"Ma~ aku sampai lupa kalian pasti sudah lapar. Ayo turun dan sarapan ? Makanannya sudah siap."
"Tidak. Aku akan segera kembali."
Mengabaikan penolakan Kakashi, Hasina langsung melihat Naruto dengan tatapan yang penuh harap.
"Naruto. Kamu pasti juga ingin nii-chan makan bersama kita, kan ?"
Melihat bolak-balik antara ibunya dan orang asing yang tidak dia kenal, Naruto langsung menyatakan pendiriannya.
"Ya !"
Karena keinginan ibunya adalah yang utama.
Alhasil pelarian Kakashi berakhir dengan kegagalan, dan itu diakibatkan oleh mata penuh harap dari ibu dan anak yang tidak bisa dia abaikan.
╔═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╗
✧*。 see you later 。*✧
╚═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╝
Comments
Post a Comment