06. Pria Dengan Topeng Anjing




Sarapan dengan beraneka lauk yang mengepul, membuat Naruto tersenyum puas saat merasakan kehangatan keluarga yang akhirnya telah ia dapatkan.

Dengan sosok ibu yang lembut, rumah yang indah, dan makanan yang hangat, dia sudah tidak memiliki apapun lagi untuk disesali. Dia bersyukur telah hidup untuk bertemu ibu baru ini.

"Naruto..... Makan sayurannya, kaachan melihatmu menghindari itu...... !"

Meski berusaha untuk terdengar tegas, kelembutan yang memanjakan dalam suara Hasina tidak bisa disembunyikan.

Naruto, yang meski membenci sayuran, dihadapan ibu barunya dengan tekad di hati dia memaksakan diri untuk memasukkan benda hijau dan mengunyahnya dengan cepat. Tapi, rasa enak yang mengejutkan datang dari sayuran yang paling dia benci.

"Ini......."

Mulutnya berhenti mengunyah saking terkejutnya dia.

"Enak kan ?"

Ucap ibunya dengan ekspresi penuh kebanggaan.

"Um !"

Menganggukkan kepalanya dengan cepat, Naruto menyesal karena tidak pernah mengetahui bahwa sayuran yang mengerikan itu bisa terasa begitu enak setelah dimasak dengan benar.

Dia pernah mencoba memasak tumis sebelumnya yang berakhir dengan rasa mengerikan yang tidak akan pernah dia lupakan. Namun akhirnya terungkap, alasannya ketidak enakan sayuran adalah kesalahannya dalam pengolahan.

"Okaachan benar-benar hebat dattebayo !"

"Betapa mulut yang manis. Apakah kamu mengoleskannya dengan madu sebelum bangun tadi ?"

"Tidak, aku langsung menyikat gigi."

"..........."

Meski terkadang candaan Hasina tidak bisa dimengerti oleh Naruto, tapi mereka tetap bergaul dengan sangat harmonis.

Bahkan Naruto yang sangat jarang bersih-bersih, telah meminta untuk membantunya mencuci piring.

Sebagai ibu baru, Hasina sebenarnya ingin memanjakan Naruto untuk sementara waktu. Tapi, melihat tekad anak itu untuk membantunya, mana mungkin Hasina tega untuk menolak.

'Ada baiknya dia belajar menjaga diri lebih awal.'

Meski sudah hidup seorang diri untuk beberapa tahun, Naruto masih tidak bisa menjaga dirinya dengan benar.

Saat memasuki rumah kontrakan anak itu sebelumnya, dia melihat tumpukan sampah dan cucian di wastafel. Namun yang paling dia sesali adalah bungkus ramen yang sangat banyak hingga memenuhi ruangan.

Hanya melihatnya saja Hasina hampir meledak ditempat.

Untuk seorang anak dimasa pertumbuhannya, memakan junk food sangat tidak termaafkan baginya. Seorang anak harus memakan makanan yang bergizi serta hidup di lingkungan bersih dan hangat.

Apa yang paling disyukuri olehnya setelah tiba ditempat ini adalah mengambil hak asuh Naruto secepatnya.

"Okaachan ! Kita berhasil !"

"Ya~ !"

Naruto merasa sangat bangga melihat cucian bersih yang telah dibersihkan olehnya dan ibunya. Dia tidak pernah tahu bahwa melakukan pekerjaan bersama-sama dengan orang lain akan terasa sangat menyenangkan.

Melirik ibunya yang sedang membantunya melepaskan apron, dia sangat ingin tertawa dengan bahagia.

'Apalagi jika pekerjaan itu dilakukan bersama dengan keluargamu.'

***

Selagi Hasina dan Naruto bersenang-senang di rumah mereka, Di tempat tersembunyi dengan pencahayaan yang redup, Danzo sedang mendengarkan rincian informasi yang disampaikan oleh para bawahnya.

Sesaat, setelah kata jinchūriki kyūbi diucapkan, Danzo langsung membentak marah dengan gila-gilaan.

"Bagaimana bisa dia mengizinkan monster menjaga monster lainnya ?!"

Dengan lambaian tangan, dia memerintahkan pembunuhan pada wanita rubah dengan segala cara. Bahkan meski harus menjebaknya.

"Serang jinchūriki kyūbi dan sebarkan desas-desus bahwa wanita itulah yang melakukannya !"

Bagi Danzo, orang yang tidak bisa dikendalikan dan memiliki kekuatan besar harus segera dilenyapkan. Ini demi desa Konoha adalah apa yang selalu dia yakini.

Pembunuhan dan kematian orang-orang adalah pupuk bagi pohon yang menopang desa ini.

Mendapatkan perintah, orang-orang bertopeng yang menggunakan jubah itu langsung menghilang dengan cepat untuk menjalankan misinya.

Ditempat lain, pria bertopeng anjing dengan rambut perak runcing yang menyalahi hukum gravitasi, bergumam kesal setelah mengintip dari balik bayang-bayang.

"Merepotkan."

Sosok itu melompat pergi dengan kecepatan tinggi tanpa meninggalkan sedikitpun jejak ataupun suara apapun.

Dia terus berlari, dan dari arah yang dia tuju, itu adalah rumah dimana Hasina dan Naruto tinggal.

Mendarat di pohon yang agak jauh, dia mendengarkan suara cekikikan wanita dan anak-anak yang bahagia. Typical keharmonisan yang ada pada keluara normal.

Melihat sepasang ibu dan anak itu menyinari tanaman sambil sesekali bercanda di setiap ada kesempatan. Pria muda berambut perak menggenggam erat kepalan tangannya sebelum berlari pergi meninggalkan mereka dibelakang.

'Menjaganya, aku harus menjaganya.'

Tanpa pria itu sadari bahwa sosok wanita yang sedang bermain-main tadi tiba-tiba melirik kearah pohon tempat dia berdiri sebelumnya. Sorot mata yang geli, seperti sedang menyaksikan anak pemalu yang tidak berani menunjukan diri.

Hanya dengan petunjuk ini, jelas sekali Hasina sadar dengan kehadirannya.

"Kaachan ? Ada apa ?"

Mengikuti arah yang sedang dilihat ibunya, Naruto hanya melihat pohon tinggi yang terlihat sangat biasa.

"Tidak apa-apa. Aku hanya merasa bahwa sepertinya sebentar lagi kita akan kedatangan keluarga baru."

"Keluarga baru ?!"

"Ya~ tapi kamu harus merahasiakan apa yang kita bicarakan sekarang, mengerti ?"

"Un ! Tentu saja dattebayo !"

"Pintar~"

Menepuk kepala pirangnya, Hasina memberikan pujian yang sangat normal, namun Naruto memerah saking bersemangatnya pada pujian pertama yang didapatkan.

Hasina yang tidak mengerti hal itu hanya mengira Naruto adalah anak manis yang mudah dipuaskan.

'Tidak sulit membuatnya senang. Anak ini sangat mudah dibesarkan.'

Mengalihkan pandangannya pada peta melayang yang terlihat seperti pop up, dan tidak bisa dilihat oleh orang lain, dia tersenyum mengerikan dengan wajah yang tertutupi oleh lengan kimono miliknya.

Fitur pop up baru dia temukan secara tidak sengaja tadi pagi, namun kegunaannya langsung terbuktikan hari ini.

Mengetuk gambar yang menampilkan tempat pria berambut perak tadi berdiri, peta kembali menjadi kecil dan dia bisa melihat titik-titik hitam yang merupakan orang-orang disekitarnya dalam radius satu kilometer sedang bergerak-gerak sepanjang waktu.

'Haruskah aku membiarkan Kakashi menyelesaikannya ? Tapi sekarang aku adalah ibu Naruto, bukankah itu adalah tugasku untuk melindunginya ?'

Mengambil tangan kecil putranya yang berlumuran lumpur, Hasina mengajaknya masuk kedalam rumah.

"Cuci tanganmu dengan sabun sampai bersih. Okaachan akan memanggang kue untuk cemilan."

"Baik~!"

Sambil menyiapkan semua bahan yang diperlukan, Hasina terus memikirkan misinya yang lain.

Selain Naruto, ada beberapa anak lain yang juga perlu diberi kasih sayang. Yang satu ada di desa ini juga, namun yang lain dia perlu keluar untuk bisa bertemu.

Target Hasina dekat-dekat ini adalah untuk mendekati Uchiha, dan mendapatkan kepercayaan mereka. Dia memiliki cara untuk menghentikan pembantaian Uchiha bahkan tanpa membunuh Danzo atau berbagai cara rumit lainnya.

Melihat pop up kecil yang terlihat biasa saja, Hasina tidak sabar untuk melihat hasil dari apa yang akan dia lakukan.

'Mari kacau kan saja ceritanya. Jaga sebanyak mungkin orang-orang hebat, dan tendang Kaguya beserta clannya dari dunia shinobi.'

Semenjak dia tiba di desa, dia sudah tidak ingin membuat cerita tetap berjalan dengan normal.

Jika banyak yang bisa bertahan hidup, mengapa memilih jalan yang berlawanan ?

Karena dia bertekad untuk membuat semua hidup bahagia, maka dia tidak boleh melakukannya dengan cara yang setengah-setengah.

Meski Hasina takut sistem utama akan menyadari kemampuan miliknya ternyata sangatlah kuat, dan mungkin menyesalinya hingga berusaha mengambilnya kembali, namun dia sudah bertekad. Semenjak dia melihat anaknya serta orang-orang yang hidup ditempat ini memiliki kehidupan mereka sendiri, dia tidak lagi bisa melihat dunia ini hanya sebuah anime lagi.

Perjudian yang menentukan masa depan dunia, dimulai oleh Adelia yang merupakan pelopor revolusi ini.

Jadi. Haruskah kita mulai permainannya ?

Dimana masa depan dunia dijadikan sebagai taruhannya.

╔═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╗
✧*。 see you later 。*✧
╚═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╝

╔═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╗✧*。 see you later 。*✧╚═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╝

Bab sebelumnya 

Daftar bab

Bab berikutnya 

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan