21. Detektif Conan




[Gin dan Ophelia yang sudah mendapatkan bom atom tidak langsung menggunakannya, kedua orang itu tahu, ini adalah saat yang menentukan. Bukan hanya untuk mereka, tetapi untuk seluruh dunia yang terjebak dalam kekacauan.

Jadi bom atom ini adalah kartu as mereka yang akan digunakan terakhir.

Ophelia : "Aku akan-"

Gin : "Aku yang akan mengalihkan perhatian mereka. Sedangkan kamu, tetaplah bantu jaga bagian belakangku dan cari kesempatan untuk menyerang !"

Ophelia yang baru saja merapalkan mantra, terdiam.

Dia tahu pria ini mampu, tapi ....

Meski mereka abadi, apakah kamu benar-benar bisa menahan semua rasa sakit itu ?

Dia bahkan belum beristirahat sejenak pun setelah semua organ dalamnya dimuntahkan.

Tapi ....

Gin memanggil kekuatan sihir yang mengalir dalam dirinya : "Siap ?"

Pria ini .....

Ini adalah pertama kalinya seseorang memberikannya posisi yang aman di medan perang.

Kamu benar-benar ....

Sial ! Jangan buat aku salah paham !

Ophelia : "...... Ya ! Serahkan bagian belakangmu padaku !" jawab Ophelia, senyum pahit menghiasi wajahnya.

Dengan satu gerakan, Gin melepaskan energi sihir yang melesat ke arah makhluk-makhluk itu, menciptakan ledakan yang membuat monster-monster dilangit terhuyung.

Dan seperti yang sudah diduga, serangan ini tentu tidak terlalu berpengaruh pada para alien itu.

Tapi memangnya kenapa ?

Lagipula, apa yang dia lakukan saat ini pada dasarnya hanyalah aksi untuk membuka jalan bagi wanita dibelakangnya.

Gin pun kembali merapalkan lebih banyak mantra. ]

Sonoko : "Wow...... Itu keren sekali....."

Vermouth yang sebelumnya membenci Gin, mau itu yang dilayar, atau di dunianya, pun bahkan sedikit banyak mulai agak mengagumi pria itu. Tapi tentu saja rasa kagum ini hanya untuk pria dilayar, karena Gin di dunianya jelas bajingan.

[ Gin : "Curse of Ancestral !"

Ini sihir kutukan terkuat Ophelia, yang wanita itu sendiri hanya bisa mengendalikan satu rune. Tapi, Gin yang baru saja belajar belum lama ini, benar-benar mengendalikan tiga rune disaat yang bersamaan.

Pemandangan dari bola energi ungu raksasa yang mengeluarkan aura kematian itu begitu pekat. Begitu pekat hingga bahkan hanya auranya saja sudah cukup melelehkan apapun yang berada didekatnya.

Dan Gin, yang berada di pusatnya jelas tidak akan lepas dari reaksi merugikan ini, yang terlihat jelas dari daging dan tulang pria itu yang meleleh dan tumbuh kembali secara berulang-ulang, karena kutukan abadinya, tidak mengizinkannya untuk mati.

Ophelia: "Gin !"

Gin : "Cukup ingat tugas mu !"

Terkejut, Ophelia menggenggam tangannya erat-erat, hingga garis darah pun mengalir dari kukunya yang menembus daging.

Pria bodoh !

Orang gila !

Pria tak berhati yang bahkan tidak tahu seseorang sedang mengkhawatirkannya !

Setelah serangan paling mematikan yang pernah ada itu dilemparkan oleh Gin, Ophelia langsung merapalkan mantra pelindung untuk mereka berdua dan meluncurkan bom nuklir ke langit.

-KABOOOMMMM

Dan suara ledakan itu membuat monster-monster dibawahnya tercerai-berai, memberi celah untuk Ran dan ibunya.

Tetapi saat Ran maju, monster yang jauh lebih besar muncul dari bayang-bayang. Dengan satu gerakan, makhluk itu mengayunkan tangannya, mengirimkan Ran terpelanting ke tanah.

Shinichi : "Ran !" teriak Kudo Shinichi, mantranya melesat ke arah monster itu, tetapi sepertinya tak ada efeknya.

Shinichi : "Sial ! Melindungi... Aku harus melindunginya !" Suara pemuda itu bergetar.

Akhirnya, saat semua terasa hampir putus asa, Ran bangkit dari tanah, matanya bersinar dengan semangat.

Ran : "Tenang saja, aku tidak akan membiarkanmu terluka, bu !" Dia maju lagi, namun kali ini Kudo Shinichi berada tepat disampingnya untuk memberikan berbagai sihir dukungan padanya.

Dalam sekejap, Ran berhasil mendapatkan perhatian monster itu.

Ran : "Aku pasti akan menyelamatkanmu !" teriaknya, mengubah tubuhnya menjadi anak serigala besar yang hampir seukuran kuda dewasa, yang langsung berlari dengan gesitnya diantara monster disekitarnya.

Eri : "Dia... dia berubah !?" Kisaki Eri terkejut, tetapi dia langsung teringat sesuatu dan mengangguk, memahami apa yang terjadi.

Begitu ....

Inikah sebabnya dia menanyakan tentang garis keturunan keluarga mereka padanya sebelumnya ?

Sayang sekali ....

Jika saja .... Jika saja dia bisa cukup kuat ....

Eri : "Maaf," bisik Kisaki Eri, hatinya terasa berat.

Maaf karena telah menjadi beban bagimu, Ran. ]

Melihat kesedihan ibunya disamping, Mouri Ran tidak perlu menebak apa yang sedang ibunya pikirkan sekarang.

Ran : "Jangan sedih, Bu. Tidak peduli di dunia mana itu, kau adalah seseorang yang sangat berharga bagiku. Melindungi mu adalah apa yang memang ku mau."

Kogoro : "Jangan bersedih ! Aku lah yang salah. Karena melindungi keluarga adalah tugas dari seorang pria !"

Saat ini Kogoro Mouri benar-benar lupa bahwa mereka berdua telah resmi bercerai.

Kogoro : "Jadi, jika kamu mau menyalahkan seseorang, maka orang yang pantas disalahkan adalah orang di depanmu ini." Sambil menunjuk dirinya dengan ekspresi tegas diwajahnya.

Mendengar hal ini, Kisaki Eri kembali tersenyum.

Entah sudah berapa lama dia tidak pernah mendengar hal baik dari mulut pria ini.

Dia kira, mantan suaminya yang bodoh hanya bisa membuatnya kesal, tapi siapa sangka, saat dibutuhkan, dia benar-benar bisa menghilangkan kesedihan dan keraguannya.

[ Taluna : "Jinpei !" Taluna berteriak, dan langsung mengendong pria yang hampir diterkam oleh monster dibawah tanah yang dipijaknya.

Jinpei : ".... Kamu...."

Melihat air mata di mata indah gadis elf itu, dia menelan kembali pertanyaan yang akan dia lontarkan.

Taluna : "Dasar ceroboh !"

Tangan yang memegang tubuh pria itu memeluknya lebih erat kearahnya, dan getaran di tangan mungil ini membuat Matsuda Jinpei yang merasa bersalah, menepuk lembut kepala gadis yang telah menyelamatkannya.

Meski postur mereka sekarang memalukan, tapi dia tidak tega mengganggu momen ini.

Sampai ....

Furuya Rei, Hagiwara Kenji, dan Morofusi Hiromitsu mengelilinginya.

Jinpei : ".........."

Tidakkah mereka tahu untuk memberikan privasi disaat seperti ini ?

Rei : "Yo~ kamu sudah menyembunyikan banyak sekali hal, ya..... Matsuda, salah-satu detektif terbaik di akademi ?"

Jinpei : "........"

Ok, dia akui, dia memang berhutang banyak penjelasan padanya.

Akhirnya, setelah celah dilangit telah tertutup kembali, dua penyihir dilangit pun menguatkan sihir mereka.

Dan dengan satu gerakan, mereka memfokuskan semua kekuatan mereka pada bumi untuk memberi dukungan yang dibutuhkan.

Lalu energi pun menyatu, membentuk perisai yang melindungi semua negara dari radiasi.

Sementara itu, Kisaki Eri yang terjebak di bawah puing-puing, berjuang untuk bebas.

Eri : "Ran! Jangan datang !" teriaknya, tetapi suara itu teredam oleh suara mengerikan dari monster.

Sayangnya, disaat berikutnya, suara jeritan menggema. Ran terbaring di tanah, tubuhnya kembali ke wujud aslinya, lemah dan tak berdaya.

Eri : "Ran!" Kisaki Eri tertatih-tatih, namun tetap berusaha berlari ke arah putrinya, tetapi makhluk itu masih berdiri, terhuyung, siap menyerang lagi.

Taluna yang melihat adegan ini pun langsung menurunkan Matsuda Jinpei yang telah aman, dan bergegas berlari kearah mereka untuk membantu.

Dengan kekuatan yang mengalir, Taluna mengarahkan sisa-sisa energinya ke satu titik, menciptakan sebuah serangan yang bisa menghancurkan makhluk itu dalam sekali serang.

Tetapi, sesaat sebelum dia meluncurkan serangan, suara retakan terdengar, pohon tumbuh secepat kilat, dan akarnya yang kuat langsung mengikat semua monster dengan begitu erat.

Sihir ini ....

Taluna hampir terjatuh tersandung batu saat dia melihat kearah pemuda yang kehilangan kendali.

Taluna : "Anak itu, benar-benar telah menggunakan kemampuan pohon dunia !?" Tanya Taluna, suaranya bergetar dengan tidak percaya.

Saat lebih banyak pohon tumbuh dengan begitu cepat, semua orang terdiam. Tidak peduli siapa dan apa yang mereka sedang lakukan, orang-orang terpesona pada tanaman yang kini sedang menyelamatkan mereka semua dari monster yang menakutkan.

Dan saat semua monster di dunia telah kehilangan nyawanya karena pohon yang tumbuh secara tiba-tiba disetiap sudut dunia, misi untuk menyegel kembali gerbang Los telah diselesaikan oleh Ophelia.

Lalu, sebagai guru pemuda itu, Ophelia tentu saja tidak akan membiarkannya terus kehilangan kendali. Dan dengan satu gerakan, Ophelia mengembalikan kesadaran Kudo Shinichi kembali. ]

]

Bab sebelumnya

Daftar bab

Bab berikutnya

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan