01. Terbangun dengan identitas Baru




Manusia, betapa makhluk yang penuh dengan sifat buruk namun terus  mempertahankan topeng indah diwajahnya. Makhluk rendahan yang mampu untuk melakukan apapun demi kepuasan mereka, dan ketika semua emosi negatif itu melahirkan kutukan, mereka akan menyangkal kami dan berusaha memusnahkan bukti kebejatan mereka.

Jika memang ada yang namanya keadilan di dunia ini, kumohon .... Tak peduli pada siapapun atau berapapun bayarannya, datang dan ubah kehadiran kami menjadi sesuatu yang lebih berarti, lebih dari hanya sekedar kematian dan wujud dari segala keburukan.

Mimpi yang begitu absurd, aku melihat sesosok monster menangis sambil memeluk mayat seorang remaja dengan darah yang terus menetes darinya. Manusia setengah laba-laba dengan delapan mata yang menyala di kegelapan, terasa seperti sedang menatap dunia dengan penuh kebencian.

Saat aku akan bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mencuci muka, aku merasakan perubahan besar pada seluruh tubuhku dan lingkungan sekitar.

Sejak kapan visi pengelihatan ku begitu luas dan sejelas ini ?

Rasanya seperti menonton film dengan kualitas 4K.

Dan apakah aku bertambah tinggi hanya dalam satu hari ?

Saat aku menyadari bahwa tempat yang seharusnya dikelilingi oleh tembok bercat biru tua yang merupakan kamarku telah berubah menjadi tembok tanah, aku yang terlalu lambat beraksi akhirnya panik setelah menyadari kejadian aneh yang tiba-tiba terjadi.

Dimana aku !?

Penculikan !?

Aku harus keluar .... ....

Berlari dengan kecepatan yang tidak manusiawi, aku berhasil keluar lewat lubang yang jelas-jelas terlalu kecil untuk ukuran tubuhku. Memandangi lingkungan sekitar yang sangat asing, aku berjalan dengan tidak yakin mengitari sekitar hutan yang lebat di bawah langit malam berbintang. Cahaya bulan yang redup memberikanku lebih banyak keberanian meski mataku yang secara ajaib sekarang bisa melihat di kegelapan terasa cukup mencurigakan, walaupun begitu aku masih mengabaikan kejanggalan ini dan terus berjalan.

Rasanya aku dan dunia ini telah berubah hanya dalam satu malam.

Setelah beberapa saat berjalan, aku akhirnya menemukan sungai kecil yang bersih dan langsung pergi menghampiri untuk mencuci muka. Mungkin air dingin dapat membuatku lebih sadar, dan ingatan ku yang hilang saat aku tidur sebelumnya dapat kembali.

Namun pantulan dari aliran air sungai telah menunjukkan sosok mengerikan yang membuatku berteriak histeris saat melihatnya.

Aaaaaaaahhhhhhh !!!!

Manusia setengah laba-laba ....

Aku .... Aku pasti salah lihat. Aku mungkin saja kelelahan dan membayangkan hal-hal yang mengerikan.

Membuka mataku yang ku pejamkan dengan begitu ketakutan, aku melihat apa yang seharusnya menjadi kaki telah berubah menjadi tubuh laba-laba. Air mata mengalir seperti tak ada akhir, aku masih tidak mau percaya bahwa aku telah menjadi monster hanya setelah tidur sebentar saja.

Apakah ada dokter gila yang menjadikanku objek percobaan atau sejenisnya ?

Apakah aku telah bermutasi ?

Itukah sebabnya aku berubah hampir sepenuhnya sekarang ?

Apakah aku akan hidup dengan memakan serangga-serangga di hutan ini .... ?

Aku benci serangga .... Terutama laba-laba, dan sialnya aku telah jadi salahsatunya.

Dengan putus asa aku kembali ke tempat sebelumnya yang telah ku yakini sebagai sarang ku. Melihat dari bagaimana aku bangun, dan seberapa akrabnya tubuhku pada tempat itu .... Dimana aku bahkan bisa langsung tahu letak jalan keluar meski banyak sekali lorong yang serumit labirin, aku hanya bisa menangisi nasib buruk ku bahwa mungkin saja aku telah menjadi monster sebelumnya dan baru saja sadar sekarang.

Jadi .... Makhluk macam apa .... Aku saat ini ?

⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘

Setelahnya, aku yang masih tidak bisa menerima kenyataan pun memilih untuk mengurung diri di tempat awal aku bangun, sampai aku akhirnya telah pasrah pada nasib, dan meneteskan setetes air mata terakhir sebelum memutuskan untuk menerima kehidupan baruku.

Langkah awal ku setelah menerima identitas baru ku sebagai monster, adalah untuk mencoba berkeliling dan memindai wilayah ku. Bagaimanapun juga aku harus mengetahui terlebih dahulu seberapa aman tempat ini sebelum aku benar-benar menjadikannya sebagai rumahku.

Saat aku menemukan kenyataan bahwa aku tidaklah sendirian di sarang, telah membuatku sedikit menyesal telah memilih untuk berkeliling. Ratusan atau bahkan ribuan laba-laba yang sebesar manusia dewasa hampir membuatku pingsan ditempat, jika saja aku tidak mencintai nyawaku mau aku telah menjadi monster sekalipun, aku pasti telah pingsan dan melambaikan tanganku pada dunia yang kejam ini. Membiarkan semua monster itu menggerogoti tubuh ku, dan mengakhiri mimpi buruk ini, sayang sekali .... Aku terlalu penakut untuk mati.

"Ratu......"

"Yang mulia ratu sudah sadar...."

"Sekarang semua akan baik-baik saja. Kita aman dan tidak akan pernah menghilang........"

Suara siapa ?

Jangan bilang aku bisa mengerti bahasa mereka ?

Lalu apa maksudnya "ratu" yang mereka katakan ?

Setelah melalui proses panjang memikirkan berbagai kemungkinan, aku telah memperkirakan bahwa aku mungkin saja adalah pemimpin dari semua laba-laba mutasi itu. Berbeda halnya dengan laba-laba yang masih sepenuhnya berbentuk seperti laba-laba normal tanpa adanya perbedaan selain ukurannya yang abnormal, aku condong ke arah humanoid, dimana aku masih memiliki setengah bentuk manusia di tubuh laba-laba ku. Intinya, karena aku berbeda berarti aku lebih istimewa dari mereka.

Jadi .... Seharusnya aku lebih kuat, kan ?

Tapi .... Jika makhluk sepertiku saja ada, tidak menutup kemungkinan bahwa monster dengan bentuk lain juga ada. Normalnya, sebagai pemimpin aku harus memerintahkan mereka untuk mengawasi permukaan demi keamanan, tapi .... Melihat puluhan ribu mata ungu tertuju kearah ku, aku si mantan manusia pengecut yang hanya memiliki secuil keberanian memutuskan untuk pergi secara pribadi.

"Yang Mulia....... Apakah anda berniat untuk berburu?" Ucapan mengerikan dilontarkan oleh laba-laba yang memaksa untuk mengawal ku.

Berburu ?

Apa yang biasanya ku buru !?

Bukan– Itu bukan manusia, kan ?

"Terlalu lama tertidur membuatku lupa. Apa yang biasanya ku buru?"

"Biasanya kutukan biasa, atau hewan."

Syukurlah .... Jadi bukan manusia atau serangga. Tapi tidak mengejutkan juga karena serangga terlalu kecil, mana mungkin itu cukup– Eh .... ?

Laba-laba kan juga serangga ?

Tunggu, ada lagi yang tidak ku mengerti ....

"Kutukan ?"

"Makhluk sejenis kita, Ratu ku. Manusia lah yang memberikan sebutan itu pada kita semua."

.... .... Jujutsu kaisen .... ?

"Penyihir jujutsu ?"

"Benar, Yang Mulia."

Jadi bukan menjadi kelinci percobaan ataupun mutasi genetik, aku .... Merasuki tubuh atau bereinkarnasi. Jika mengikuti alur cerita fanfiction, novel, dan manga, seharusnya tubuhku yang asli telah mati untuk bisa mencapai dunia anime ini.

Aku tidak tahu bagaimana harus bersikap seperti apa, bersyukur karena telah diberi kesempatan kedua untuk hidup, atau sedih karena telah menjadi monster yang wajib untuk dimusnahkan di anime jujutsu kaisen.

Yang terburuk adalah anime atau komiknya belum tamat, jadi aku tidak tahu bagaimana akhir dari cerita ini.

Ah~ tiba-tiba aku ingin menangis lagi ....

⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘Jangan lupa berikan komentarmu, dan sampai jumpa di chapter berikutnya

⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘
Jangan lupa berikan komentarmu, dan sampai jumpa di chapter berikutnya.
⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘⫘
█║▌│█│║▌║││█║▌║▌║

Author note : aku nulis fanfiction ini cuma karena lagi kehabisan ide untuk fanfiction ku yang lain, jadi cerita ini  belum tentu bakalan ku tulis sampai selesai.

Bab sebelumnya

Daftar bab

Bab berikutnya

Comments

Popular posts from this blog

24. Hanya Hari-hari Biasa 2

23. Seseorang Yang Bisa Memberikan Rasa Nyaman

01. Detektif Conan