09. Teman Dan Rival Dalam Satu Paket
Didesa yang dikelilingi oleh gurun di setiap sisinya, pria berambut pirang dan mata gelap sedang memperlihatkan raut wajah yang sangat tegas pada shinobi yang melaporkan informasi yang baru saja terjadi di desa tetangga mereka.
"Memiliki karekteristik seperti kyūbi, namun memiliki tubuh manusia ?"
"Ya. Disebutkan bahwa wanita tersebut jatuh dari langit yang terbelah."
"Bagaimana dengan kekuatannya ?"
"Kami tidak memiliki informasi mengenai kemampuan wanita itu. Sangat sulit mendapatkan bahkan sedikit informasi karena penjagaannya yang sangat ketat."
"Baiklah. Kamu bisa pergi."
"Hai !"
Menghela nafas panjang, pria yang sebelumnya menunjukkan wajah tegas saat ini memiliki berbagai ekspresi yang terus berubah-ubah sepanjang waktu.
Kesal, marah, dan sedih, pria itu memukul meja dengan getir.
"Kenapa semua hal baik selalu jatuh di desa Konoha ?!"
Sebagai desa yang dikelilingi oleh gurun, desa Suna harus menanggung badai pasir dan kelangkaan air yang bahkan telah menjadi hal yang biasa terjadi di Suna.
Kekurangan air dan pasir yang tidak bernutrisi, membuat Suna menjadi padang pasir gersang yang nyaris tidak layak huni.
Berbeda dengan desa Konoha yang dipenuhi pepohonan, desa Suna bisa dikatakan miskin. Meski memiliki rumah kaca di desa mereka, itu masih tidak cukup untuk membuat desa mereka menjadi kaya.
Rumah kaca yang cukup sulit untuk dirawat membuat tempat itu hanya ada sedikit, dan hanya dipakai untuk menanam tanaman obat langka yang biasanya tidak dapat bertahan hidup di iklim gurun yang keras.
"Kuharap desa ini bisa menjadi lebih baik."
Melihat keluar jendela, Kazekage yang bangga hanya bisa melihat desa yang dicintainya dengan sorot mata yang kusam.
***
"Bodoh !"
"Apa kamu bilang dattebayo ?!"
"Aku bilang bodoh, kamu bocah bodoh yang bahkan tidak bisa menggunakan bunshin no jutsu dengan benar !"
Itachi yang melihat adik laki-lakinya sudah agak keterlaluan, berusaha untuk menghentikannya sebelum tangan putih yang ramping menghentikannya.
"Lihatlah baik-baik. Apakah putraku terlihat menyedihkan setelah dia mendengarnya ?"
Nyatanya bagi Naruto, ucapan Sasuke yang meremehkan justru terdengar sebagai tantangan. Kalah dari Kakashi hanya akan membuatnya kesal, tapi mengetahui bahwa anak yang seumuran dengannya begitu baik melebihinya, dan menatapnya dengan ekspresi yang mencemooh, Naruto sangat ingin membuktikan diri.
Apalagi didepan ibunya, dia ingin menunjukkan bahwa dia mampu, dan layak menjadi putranya.
'Seperti yang kaachan pernah katakan. Mengasihani diri sendiri tidak akan membuat perubahan. Tanpa berjuang, kamu hanyalah pecundang.'
Melihat sorot mata Naruto yang penuh dengan ambisi, Itachi memandang Hasina dengan ekspresi tidak yakin diwajahnya.
Biasanya seorang anak akan menjadi merasa marah, sedih, atau rendah diri saat mendapatkan perlakuan meremehkan, tapi anak berambut pirang itu justru bertindak sebaliknya.
"Jangan remehkan putraku. Ada alasan mengapa dia bisa bertahan hingga sekarang dengan semua perlakuan yang telah dia dapatkan."
Meski anak itu tidak sadar, Naruto sebenarnya adalah anak yang sangat ambisius. Dibandingkan dengan cita-cita, keinginannya untuk menjadi Hokage lebih menyerupai ambisi. Ambisi yang terus dia tempa hingga hampir menyerupai tujuan hidup.
Mengalihkan pandangannya pada anak yang memiliki mata hitam dan rambut hitam runcing, Hasina membelai kepala Itachi yang terkejut.
"Selain teman, tujuanku meminta adikmu datang adalah untuk memberikan rival pada anak ku yang motivasinya masih belum stabil."
Naruto yang akhirnya telah mendapatkan keluarga, hampir melupakan tujuan awalnya untuk membuktikan diri dan memilih untuk menempel pada ibunya sebagai gantinya.
Kasih sayang yang akhirnya dia dapatkan membuatnya menjadi tamak dan menginginkan lebih dan lebih sepanjang waktu.
Hasina takut Naruto akan berubah ke arah yang buruk karena dirinya, karena itulah Hasina sudah memikirkan berbagai rencana cadangan jika saja Sasuke sampai tidak berhasil didapatkan. Namun, untung saja Itachi cukup mempercayainya hingga membiarkan kesempatan adik laki-laki tercintanya berteman dengan putranya.
Merasakan tangan yang terus mengusap pucuk kepalanya dengan lembut, Itachi ingin menghentikannya karena dia tidak begitu terbiasa dengan tindakan memanjakan yang diberikan oleh Hasina kepadanya. Namun dia menghentikan keinginan itu dengan cepat, karena perasaan yang jarang dia dapatkan sejujurnya tidak terasa buruk.
Itachi yang dipaksa untuk menjadi dewasa lebih cepat sebenarnya menikmati interaksi kecil mereka.
"Hasina-san, sebenarnya beberapa hari lagi Sasuke akan masuk ke akademi ninja. Apakah Naruto juga ?"
"Apakah Sasuke akan ?! Memangnya berapa usianya sekarang ?"
"5 tahun."
"Mungkin....... Kurasa aku akan meminta Kakashi untuk mendaftarkan Naruto ke akademi."
"Aku senang Sasuke memiliki seseorang yang dia kenal."
"Ya..... Akan bagus jika mereka bisa terus menjadi akrab seperti sekarang."
Pandangan Itachi dan Hasina beralih ke dua anak yang masih terus berdebat sepanjang waktu. Si bocah pirang dengan emosinya yang menggebu-gebu, dan anak yang berpura-pura sebagai orang dewasa terus membalas meski kerutan diantara alisnya menunjukkan seberapa kesalnya dia.
Dua anak dengan sifat yang berbeda, namun memiliki banyak percakapan yang tidak ada habisnya.
'Ku harap.......'
Mata hitam Itachi yang berkilauan, menjadi kusam sesaat.
Perubahan yang sangat cepat itu tidak luput dari perhatian Hasina yang selalu mengawasinya sepanjang waktu.
'Dengan aku disini. Tidak ada lagi siapapun yang perlu dikorbankan. Aku akan berhenti bersembunyi seperti tikus, dan menunjukkan diriku apa adanya pada sistem yang mungkin sedang mengawasi.'
Hasina tidak pernah merasa bermasalah dengan kekuatannya yang over power, tidak seperti beberapa karakter munafik dibeberapa cerita yang justru merasa kesal dengan keberuntungan yang mereka dapatkan.
Justru kekuatan over power itulah yang dia target sejak awal untuk mempermudah hidupnya. Dia sadar betapa perlunya kekuatan dan uang untuk hidup dengan kepala tegak dan bangga.
Dengan kekuatan yang begitu besar ditangannya, Hasina tentu saja percaya diri, namun bukan berarti dia tidak memiliki pengetahuan diri. Dia sadar betul kekuatan yang dia miliki adalah pemberian, dan ada kemungkinan hal itu dapat diambil kembali, atau yang lebih buruk dia akan dibunuh karena telah menipu si pemberi.
Meski sistem dunia terlihat mudah dibodohi, Hasina yakin sistem tidak akan terus menjadi bodoh selamanya. Ada saatnya sistem akan mengetahui apa yang telah dilakukan olehnya dan mungkin akan sangat tersinggung setelah menyadarinya.
'Aku memerlukan dukungan dari semua orang yang kuat di dunia ini. Clan Uchiha akan menjadi investasi kedua setelah Naruto.'
***
Kembali ke desa Suna yang panas, keributan terjadi diantara para shinobi disana.
"Kazekage-sama. Dilaporkan bahwa terjadi anomali di Ma No Sabaku !"
"Apa yang terjadi ?! Katakan segera !"
"Tempat itu berubah menjadi subur dengan banyak sekali pohon tumbuh disana dalam waktu semalam !"
Terkejut dengan laporan yang dia terima. Yondaime Kazekage langsung memerintahkan untuk mencari tahu alasan perubahan Ma No Sabaku. Dia bahkan ikut turun tangan saking pentingnya apa yang telah terjadi.
Sesaat kemudian, mereka sampai. Kazekage yang telah tiba bersama shinobi lainnya hampir tidak bisa menutup mulut saking mengejutkan dan ajaibnya pemandangan yang dia saksikan.
Di gurun berbahaya yang panas dan gersang, pepohonan dan tumbuhan lain tumbuh dengan subur di area tertentu seperti sudah dibatasi.
Semakin dia masuk kedalam hutan, semakin dia terkejut dengan apa yang ada didalam.
Pohon buah-buahan dan bunga yang indah membuat hutan itu seperti fantasi. Tidak sampai disana, keterkejutannya semakin memuncak setelah dia melihat sumber mata air jernih yang sangat langka di tempat panas itu.
'Ini tidak terlihat seperti buatan. Kelihatannya seperti dibuat alami oleh alam.'
Matanya yang masih terpesona oleh mata air jernih, langsung terfokus pada sosok wanita yang tidak biasa. Pakaian yang wanita itu kenakan sangat aneh dan mencolok karena begitu berkilauan. Meski dia tidak tahu bahan apa yang dia gunakan, tapi dia menyadari bahwa pakaian yang dia kenakan jelas sangat tidak cocok untuk digunakan di daerah gurun yang terik.
Rambut hitam wanita itu disanggul dan dihiasi dengan ornamen emas serta bunga putih kecil yang indah.
Sampai akhirnya dia melihat mata almond nya yang memiliki sorot mata lembut, berkedip dan menatap kearahnya.
Saling bertatapan selama beberapa saat, Kazekage yang tertegun akhirnya sadar setelah wanita itu berniat melangkah pergi meninggalkannya dibelakang.
"Tunggu !"
Namun wanita cantik yang anggun itu menghilang seperti ilusi yang indah.
╔═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╗
✧*。 see you later 。*✧
╚═════ ⊹⊱✫⊰⊹ ═════╝
Author note : semoga saja tidak ada yang merasa ceritanya membosankan. Biasanya protagonis yang OP pesonanya mudah hilang.
Comments
Post a Comment